Jam 05.00, 2 Hari setelah Insiden.
Seorang Nelayan tua dari pulau tidak diketahui ini pergi berlayar untuk mencari ikan di laut.
Setelahnya kira-kira agak jauh dari Daratan dan si Nelayan tua ini ingin mengulurkan jalanya, alangkah terkejutnya dia saat menemukan seseorang mengambang di laut.
Lantas dia menyuruh anaknya untuk menyelamatkan pemuda itu dan menaruhnya di dalam kapal, dan Nelayan itu yang tadinya ingin menjulurkan jalanya kemudian berbalik ke pantai untuk menaruh pemuda itu di pantai pulau itu, dan Nelayan tua itu lantas kembali berlaut mencari ikan dan menyuruh anaknya menjaga pemuda itu sampai terbangun.
Jam 09.00
Anak si Nelayan itu merasa bosan dan ingin kembali ke rumahnya. Tetapi 2-3 langkah sebelum betul-betul kembali dia menyadari pemuda ini terbatuk dan menunjukkan kalau dia masih hidup, lantas dia pun memompa badannya agar air yang tersisa terkeluar dari pernafasannya.
"Uhuk...Uhuk.." Rangga yang pingsan mulai tersadar dibantu oleh si Anak Nelayan tua.
"Dimana aku ? Apa ini daratan ? Apakah aku ada di Surga ?" Rangga pun sedikit demi sedikit mencoba sadar apa yang telah terjadi.
Rangga pun mencoba terbangun dari baringnya dan di sampingnya ada seseorang yang sebaya dengan dia, yang mencoba membantunya berduduk.
"Matahari bersinar terang.. Sepertinya aku masih hidup huh ?" Rangga pun menoleh ke atas untuk melihat apakah dia masih hidup atau tidak. Dan saat Rangga menoleh ke samping, Rangga pun dikejutkan oleh seorang anak laki-laki yang duduk di sampingnya.
"Kau sudah terbangun ? Bagus lah kalau begitu. Man, aku berpikir kau sudah mati tadinya" Anak Nelayan itu lega akhirnya melihat si pemuda itu bangun juga.
"Ya, terima kasih atas bantuanmu, apakah kau melihat seorang gadis blonde yang juga ikut terapung saat kau menemukanku" Rangga berterima kasih lalu menanyakan keberadaan Jennifer yang dia tidak sadar kalau dia melepaskannya selagi menggendongnya.
"Maaf kan aku, tapi aku tidak melihatnya" Anak Nelayan itu meminta maaf karena tidak tahu.
"Baiklah kalau begitu" Rangga pun paham dan menyadari nya kalau Jennifer telah tiada. Rangga pun hanya duduk di pantai itu memohon kepada anak nelayan itu beristirahat dahulu.
1 Jam kemudian, si Nelayan itu pun datang dari hasil tangkapannya dan lantas anak si nelayan ini menemui bapaknya dan memberitahu kalau si pemuda itu baik-baik saja. Nelayan tua itu menghampiri pemuda itu dan berkata
"Ahh, Outlander selamat datang di pulau kecil ini, silahkan ikuti kami untuk makan bersama. Kau pastinya lapar kan ? Setelah terombang ambing di lautan dan melihat dirimu hanya terus-menerus melihat ombak saja, pasti menandakan bahwa dirimu sangat lapar" Pak Nelayan tua itu membujuk Rangga dan Rangga pun hanya mengangguk karena dia juga sangat lapar akibat perjalanan yang tidak mudah dan tersasar di tempat yang dia tidak ketahui ini.
Lantas mereka pun berjalan ke rumah pak nelayan tua yang berasal dari pohon kelapa dan atap yang terbuat kulit pohon kelapa. Rumah itu terlihat sangat lusuh sekali karena bangunannya yang mengandalkan bahan alam dan juga kecil yang hanya bisa menampung 4 orang saja dalam rumah.
Kemudian si istri nelayan ini menyiapkan ikan tangkapan laut yang dibakar untuk disajikan mereka bertiga, termasuk Rangga dan memakannya dengan lahap sambil bercerita-cerita tentang pulau ini.
" Permisi pak, saya sekarang ini berada dimana ya ?" Rangga memulai pembicaraan dengan pak nelayan itu.
"Oh, kau sekarang ada di wilayah South Playa, pulau Sangli" Pak tua itu menjawab pertanyaan.
Rangga melanjutkan pembicaraannya "Oh begitu. Kalau begitu berarti saat ini saya ada di Filipina ?" Rangga menebak-nebak posisi dia saat ini setelah terdampar di lautan.
"Tidak " Pak tua itu menggeleng "Kau sekarang berada di pulau Hove, Negara Sangli" Pak nelayan itu melanjutkan pembicaraannya.
Rangga pun kaget, karena sebelumnya dia tidak pernah mendengar sama sekali negara dengan nama "Sangli" di Asia Tenggara bahkan di atlas pun juga tidak ada terlihat. Rangga terlihat sedikit panik, karena takut kalau dia sudah berada di dunia lain dan segera bertanya apakah ada alat transportasi untuk pergi ke Negara Filipina yang menurutnya negara terdekat dengan pulau itu.
Rangga pun bertanya lagi kepada pak Nelayan "Permisi pak, tapi kira-kira apakah saya bisa pulang dengan kapal besar dari sini untuk singgah di Filippina sejenak ?"
Pak nelayan itu menghela nafas "Seandainya aku tahu cara keluar dari negara ini, kami sekeluarga sudah pasti akan pergi ke negeri Palau yang lebih tenang" Pak tua menjawab pertanyaan Rangga dengan rasa kecewa yang sama, karena sama-sama tidak bisa keluar dari negara ini.
"Apa maksud bapak, saya tidak bisa keluar dari sini ? Apakah ada terjadi sesuatu sehingga saya tidak bisa keluar dari sini" Rangga lantas bertanya lagi kepada pak tua itu. Sedangkan anggota keluarga lainnya membereskan makanan mereka yang telah habis dan kembali ke urusannya masing-masing.
Pak nelayan tua itu menghela nafas dan mulai bercerita....
"Pada jaman dulu, pulau ini adalah pulau persinggahan bagi orang-orang yang melakukan perjalanan nya dari berbagai arah terutama dari Amerika-Asia, pulau ini sempat ramai dikunjungi banyak orang dan orang-orang yang membangun tempat tinggalnya disini dari orang Amerika, orang Jepang, orang China, bahkan sampai orang Eropa bisa jg kau temui disini" pak nelayan bercerita sambil menarik nafas ceritanya dan Rangga diam menyimak.
"Tetapi konon, katanya juga di wilayah ini ada sebuah kerajaan kuno yang juga tersembunyi di negara ini dan para imigran-imigran umunya yang berasal dari Amerika pada penasaran dan dengan nekat mengelena wilayah itu, meski sudah dilarang oleh para warga lokal" pak nelayan bercerita sambil menarik nafasnya lagi.
"Tetapi para warga imigran Amerika itu tidak menggubris dan justru malah mempermainkan warga sekitar dengan membayar warga sekitar agar untuk tutup mulut. Lantas para imigran itu memulai ekspedisi nya ke wilayah yang seharusnya tidak boleh dilakukan di sana, dan mereka pun pergi ke sana tanpa tahu apa yang akan terjadi." pak nelayan itu berhenti lagi untuk mengambil nafasnya
Rangga bertanya "Setelah itu apa yang terjadi ?"
"Sesampainya mereka disana, (ke wilayah terlarang) dan tiba di daratan mereka pun berpencar untuk mencari Relic / harta yang bisa ditemukan, yang justru malah membuat Dewa wilayah itu kesal karena ada manusia asing yang menganggu kedamaiannya di wilayah terlarang itu. Tetapi Dewa masih tidak bertindak. Sampai seseorang menemukan sebuah Tablet yang seharusnya tidak di ambil seseorang pun dan itu akan merubah tatanan wilayah itu sendiri" pak nelayan itu menghela nafas lagi, seperti merasa ada trauma.
Rangga pun yang mendengarkan merasa heran dengan Tablet tersebut dan bertanya "Tablet yang seharusnya tidak di ambil seseorang pun dan akan mengubah tatanan wilayah ini ? Apa maksudnya ? Dan Dewa ?! Apa aku tidak berada di dunia lain saat ini" Rangga pun kaget dan masih seperti tidak bisa mencerna semua apa yang dikatakan pak nelayan tua itu.
"Yup benar di wilayah ini ada seorang Dewa dan aku adalah salah satu orang yang pernah di selamatkan oleh dewa tersebut, tetapi dengan teguran keras aku tidak boleh mendatangi tempat itu lagi, dan saat ini saja aku bahkan selalu mengalami trauma saat apa yang telah terjadi itu." Pak Nelayan tua menjelaskan masalah tentang dewa itu dan juga mengakui kalau dia adalah salah seorang yang mengalami perubahan di wilayah Sangli ini.
"Tunggu !? Jadi orang Amerika yang disebutkan itu termasuk, anda ?! terus bagaimana tentang Tablet itu" Rangga kaget kalau mengetahui orang tua itu dulunya adalah seorang sang ekspedisi dari Amerika tersebut.
"Ya, benar" pak nelayan tua itu menjawab singkat dan melanjutkan "Ketika Tablet itu kami merasakan adanya guncangan yang hebat di wilayah itu padahal Pulau nya kecil saja (tempat mengambil tablet tersbut). tetapi saat Jhon, salah seorang teman ekspedisi ku mencabut Tablet tersebut dari gua ditemani oleh temanku Rachel yang berada dalam gua. Kami merasa ada gempa yang amat keras, dan aku pun menyuruh Rachel dan Jhon untuk segera keluar dengan Tablet tersebut. Dan saat kami ingin melarikan diri aku melihat Jhon telah tertindas batu dan meminta tolong untuk menyelamatkan dia, tetapi aku tidak peduli dan juga Rachel yang melihatnya dan menyuruhku untuk menolong nya tidak ku gubris, aku menarik lengannya dan segera lari dengan Tablet tersebut. Tetapi sayang Guncangan yang makin kuat itu memisahkan kami dan Rachel pun menyusul Jhon. Lantas aku pun keluar sesegera mungkin tanpa menghiraukan Tablet tersebut. Sesampainya diluar, aku melihat sekitar ku penuh dengan angin badai kencang, topan di Pulau Hove di mana-mana, bahkan tidak sesekali meteor jatuh di dekat ku yang sempat membuatku tidak percaya apa yang telah terjadi dan sempat masuk berita dunia sebelum akhirnya delegasi dunia menyatakan tempat ini terlarang untuk di kunjungi dan juga keberadaan pulau ini pun seolah hilang mendadak karena tidak adanya Kapal dan Pesawat yang beterbangan melewati pulau ini . Karena sepertinya dewa (kata orang sekitar) telah marah dan berusaha melindungi pulau, yah tidak, negara ini dari ancaman luar" Pak nelayan tua itu bercerita panjang lebar untuk hal ini. Rangga merasa tertegun akan hal itu semua.
"Lantas apa yang terjadi dengan penduduk lokal di pulau Hove ini ?" Rangga pun bertanya seolah merasa tidak percaya mendengar kan cerita tersebut.
"Setelah aku sampai balik di Pulau Hove setelah apa yang kualami di wilayah terlarang itu, ku lihat bangunan pada hancur berantakan, tetapi tidak ada korban jiwa satupun dan itulah uniknya, aku pun juga tidak tahu kenapa ? tetapi pastinya, setelah kejadian tersebut banyak wilayah yang berkembang setelah Great Disaster itu, seperti : di wilayah tengah pulau Hove, New Central adalah wilayah yang paling maju diantara wilayah lainnya. Wilayah timur ada Shangxiu yaitu wilayah perpaduan kultur Jepang dan China, disitu adalah tempat para ahli bela diri berada. Wilayah barat ada Khazmer yang merupakan satu-satunya wilayah yang mempunyai Salju di wilayah ini juga merupakan tempat berkumpulnya ahli religius, dan merupakan tempat bekas pemerintahan Sangli di waktu lampau jadi jangan terlalu macam-macam saat di wilayah ini atau para ibdah yang lebih disebut Assasin mengikuti mu dan mengincarmu hidup atau mati, tetapi kau bisa tenang jika kau juara saat mengikuti turnamen Sangli Arena. Wilayah Utara ada Bay Basin dan tempat ini merupakan tempat yang paling tidak normal di antara wilayah-wilayah lainnya dan aku pernah mengunjungi wilayah itu sekali dan itu betul-betul gila, seperti di komik-komik pada umumnya. Jika kau menelusurinya aku sarankan jangan sendirian ke wilayah itu. dan terakhir, wilayah selatan ini disebut South Playa kau musti hati-hati jika tidak ingin berurusan dengan gang-gang yang ada disekitar sini jika kau tidak mau di keroyok sendirian malam-malam."pak nelayan itu menghampiri ceritanya tetapi dia teringat ada 2 wilayah lagi yang belum dikunjunginya tapi dia pernah mendengar nya dari seseorang jadi dia lanjut bercerita tentang wilayah tambahannya.
"Oh ya aku hampir lupa, dan konon, aku dengar jauh dari wilayah Barat Hove aku mendengar ada sebuah kerajaan di sana. Meski aku tidak percaya, kau mungkin bisa menjelajahi nya jika kau bisa melewati hadangan besar itu, seperti yang diceritakan orang-orang yang berada di wilayah Shangxiu. Dan terakhir jangan sekali-sekali ke dua wilayah ini, yaitu : wilayah Freedom Land yang berada di wilayah timur Khazmer, yang merupakan tempat pemerintah pusat dan pulau terpencil yang ada di wilayah Bay Basin, karena disitulah aku menemukan tablet yang mengubah dunia itu dan sebaiknya kau tinggalkan sendiri wilayah itu." Pak nelayan tua menjawab pertanyaan itu sambil menjelaskan wilayah-wilayah yang ada di Negara Sangli.
Lantas tak terasa hari sudah mulai malam karena saking asyiknya mereka bercerita tentang misteri pulau yang baru ditempati oleh Rangga ini dan dia masih memikirkan bagaimana bisa dia masuk ke pulau yang terisolasi dan jauh dari dunia tersebut..
Untuk wilayah lengkap pulau Sangli kalian bisa membacanya atau berimajinasi dengan bab tambahan yang akan author tambahkan saat Prolog selesai