Download App

Chapter 2: Superstar

*TRING*

1 notifikasi masuk.

"Hah?! Serius?!" sontak Alena kaget. Pesan masuk dari akun Instagram terpampang nyata di layar handphone miliknya.

"Dicky Prasetya?!" mata Alena nyaris tak berkedip. Dengan bibir setengah terbuka, sambil mencubit tangannya kecil, ia masih tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Direct Message.

Dicky Prasetya

Hai, semalem pulang jam berapa?

Seorang aktor papan atas, yang namanya sudah melalang buana keseluruh antero nusantara, mengirimkan pesan singkat kepadanya. Ini seperti mimpi di siang bolong. Tidak pernah Alena duga sebelumnya, bahkan untuk membayangkannya saja mungkin tak pernah. Pesan singkat itu cukup membuat hati Alena berdebar.

Tanpa menunggu waktu, Alena membalas pesan Dicky dengan sigap dan cepat. Mereka hanyut dalam percakapan singkat itu.

Entah apa yang membuat Alena senyum-senyum sendiri diatas ranjang, sambil sesekali berteriak histeris saat mendapatkan balasan pesan dari Dicky.

Apakah karena Ia seorang Supestar?

~~~

Malam itu Alena dan Aliya, Sahabatnya bergegas menuju Force. Salah satu bar hits anak Jakarta yang udah lumayan terkenal di kawasan Jakarta Selatan.

Alena butuh waktu untuk melupakan luka dan rasa sakitnya, meskipun hanya sejenak, setidaknya Ia bisa sedikit bernafas dari rasa sakit yang Ia punya.

"Mba, live musicnya mulai jam berapa ya?" Tanya Alena pada salah satu waiters disana.

"Jam 8 kak."

Alena mengangguk sambil tersenyum. Kemudian berjalan menyusuri koridor sambil mencari tempat duduk yang masih kosong. Disusul oleh Aliya, yang dari tadi berjalan sambil sibuk update untuk bahan story Instagramnya. Yah girls, namanya juga Selebgram, ada yang kurang kalo story kosong dan up to date di setiap moment.

Alena terduduk di kursi sudut bar, sambil melihat menu, Alena menguncir satu rambut yang dari tadi ia biarkan terurai. Bersamaan dengan itu, matanya tertuju pada salah seorang lelaki yang lewat dihadapannya.

"Oh my god, Aliyah!!!! Itu Dicky?!" Ujar Alena, sambil menepuk paha Sahabatnya itu.

"Hah, dia disini beb?! Ya ampun cakep banget!" Jawab Aliya gak mau kalah.

"Beb, pokoknya nanti fotoin gue ya! Sumpah gue suka banget sama itu orang." Kata Alena, sambil terus memperhatikan Dicky dari Jauh.

Mata Alena sulit sekali berpaling dari Dicky, entah daya tarik apa yang dimiliki sang bintang sampai Alena begitu terlena melihatnya. Apa lagi ketika Live Music sudah dimulai, dan ternyata.... Dicky adalah sang gitaris yang gabung dalam Band yang saat itu perform di Force.

"Gila, multitalenta banget ini orang" Gumam Alena dalam hati.

Aliyah menyolek lengan Alena, seperti seolah memberi sebuah kode.

"Kenapa beb?" Tanya Alena.

"Si Dicky ngeliatin lo terus tau."

"Hah? Masasih? mata gue kan minus, mana keliatan!" Jawab Alena santai, disusul tawa.

Ya, malam ini banyak senyum dan tawa menghiasi wajah Alena. Meskipun rasa sakit masih terasa teramat sangat, tapi setidaknya untuk malam ini, Aliyah senang melihat sahabatnya bahagia. Jauh didalam lubuk hati Aliyah, ia begitu mencintai sahabatnya. Ia tau luka hebat yang di alami Alena, bahkan ia sendiri mungkin tak tahu apakah sanggup atau tidak jika harus ada diposisi Alena.

"Gue sayang lo beb!" Ujar Aliyah sambil merangkul Alena. Alena tersenyum tipis. Kemudian mereka hanyut dalam lagu Pergilah Kasihnya D'masiv.

~~~

3 hari setelah pertemuannya dengan Dicky di Force, kini hubungan Alena dengan Superstar itu semakin dekat. Bahkan mereka sudah chatingan melalui whatsapp.

Kali ini, Alena seperti menemukan pelangi setelah hujan badai. Tidak ada maksud untuk ke-ge-er-an, tapi perhatian yang diberikan Dicky pada Alena mampu membuat Alena melupakan kesedihannya.

Alena sadar ia bukan siapa-siapa. Dan rasanya terlalu munafik jika ia berkata tidak senang. Mungkin ia hanyalah 1 dari sekian ribu wanita yang mengagumi sosok Dicky, tapi bolehkah ia berharap lebih? Setidaknya, bukan ia yang memulai kedekatan ini.

"Aku harap, kamu penyembuh lukaku, Ky" Seru Alena, sambil membaca chatingannya dengan Dicky.

~~~

"Alenaaa!! Alenaaa.. Hellooooo" Teriak Aliyah sambil mengetuk pintu kost Alena.

"Hm pasti ni bocah belum bangun! Kebiasaan kebluk!" Gumam Aliyah kesal.

5 menit berlalu, Aliyah berdiam diri didepan pintu kost sambil memanyukan bibirnya 5 senti. Sudah di telfon sahabatnya berkali-kali tapi tidak ada jawaban.

"WOYYYY! Ngapain lo disini pagi-pagi?!" Seru Alena, sambil menepuk bahu Aliyah.

"Ye si dodol ngagetin aja. Dari mana lo?! Gue kira lo masih tidur didalem."

"Biasalah... Yuk ah masuk, berdiri mulu lo kaya orang-orangan sawah!" Usil Alena sambil tertawa kecil.

Aliyah memandang heran ke arah Alena. Sepertinya ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu. Ia memberanikan diri menegur Alena yang sedari tadi tersenyum sendiri sambil melihat cermin.

"Len... Are you okay?!"

"Al, gue belum cerita ya sama lo? Gue deket sama Dicky!" Alena tertawa girang sambil menepuk lengan Aliyah tanpa sadar.

"Hah?! Serius?!" Tanya Aliyah penasaran.

"Lo baca aja nih DM instagram gue, kaya mimpi deh rasanya Al.." Jawab Alena sambil menyodorkan handphone miliknya ke Aliyah.

"Len? ini serius?!"

"Seperti yang lo baca, Al!" Jawab Alena santai disusul tawa. Alena menghempaskan tubuhnya ke kursi.

"Aliyah, coba deh lo tampar gue."

Aliyah berjalan pelan menghampiri Alena, kemudian duduk disamping wanita yang tengah kegirangan itu.

"Alena sayang, lo tau kan ini bukan mimpi?"

"Gue gak harus tampar lo beneran kan?" Lanjut Aliyah, kemudian matanya menyipit melihat notifikasi dilayar handphone Alena.

1 pesan diterima.

Dicky Peasetya.

foto donggg sayang, liat kamunyaaa

"Len, Dicky! Whatsapp nih dia!"

"Kok lo jadi ikut-ikutan heboh sih, Al?"

Aliyah tertawa terbahak-bahak. Ia senang melihat sahabatnya kembali bahagia. Sudah lama ia tak melihat sahabatnya tertawa lepas seperti saat ini. Tapi jauh dalam lubuk hatinya, Aliyah menyimpan segudang pertanyaan.

Apakah Dicky serius ngedeketin si Alena? Atau ada maksud tertentu?

Tapi pertanyaan demi pertanyaan itu Aliyah sinpan didalam hatinya. Rasanya ia tak tega jika harus merusak kebahagiaan Alena dengan pertanyaan bodoh itu.

"Semoga kali ini lo bahagia ya beb" Ucap Aliyah dalam hati, sambil menatap Alena.

"Al, liat deh.. dia ngirim pap ke gue" Seru Alena sambil menggoyangkan lengan Aliyah berkali-kali.

"Aaaahhh... Tuhan.. gue melayang banget nih, Al! Gimana dong astaga" Tanpa sadar Alena menarik rambut Aliyah dan membuat Aliyah berdecak kesal.

"Kok bisa ya Dicky DM instagram lo terus minta whatsapp lo?! Alena, lo pake susuk ya?! Ngaku!"

Alena melihat Aliyah kesal.

"Yeee sembarangan, kalo pake susuk gue gak bisa makan sate langganan kita dong, Al!"

"Ya abis gue gak nyangka aja, Len.. Kok bisa" Ujar Aliyah sambil berpikir.

Ringtone khas panggilan masuk berdering.

"Al, Dicky video call gue!"

"Angkat!!!!" Seru Aliyah. Kemudian ia menggeser ke kanan layar handphone Alena.

"Oh my god, ini beneran Dicky?!" Ujar Aliyah lagi.

Klik. Video call terputus.

"Alenaaaaa! Kenapa lo matiin?!"

"Al, gue deg-degan. Gemeter gue." Jawab Alena sambil memutar-mutar handphonenya.

Aliyah memegang erat tangan Alena. Kemudian mereka terdiam selama beberapa menit. Saling bertatapan. Sama-sama menyimpan banyak pertanyaan.

"Kalo Dicky suka sama lo gimana?" Tanya Aliyah, memecahkan keheningan.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login