Download App
4.76% Hargai Aku

Chapter 19: Bab 19 : Tuan Kusuma.

Setelah berjam-jam Syifa tak sadarkan diri. Akhirnya ia terbangun dan menatap ke arah suaminya yang tengah tertidur, sambil memeluk tangan Syifa. Wanita itu mengusap surai suaminya dan mengecup pucuk kepala sang Suami, yang kelelahan menjaganya selama ada di rumah sakit.

Syifa menatap ke arah jendela luar dan melihat hujan turun membasahi bumi. Ia berdiri secara perlahan dan membuka jendela ruangannya. Ini hujan pertama yang ia lihat setelah berstatus menjadi seorang Istri. Syifa mengulurkan tangannya agar bisa mengenai air hujan, ia begitu bahagia melihat hujan turun di malam hari.

Beberapa menit kemudian, Jun terbangun dan begitu terkejut saat ia tidak melihat istrinya ada di atas kasur. Ia berdiri dan akan mencari istrinya di dalam kamar mandi, namun tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang.

"Kamu mencariku," ucap Syifa memeluk erat suaminya yang begitu ia cintai.

Jun merasa lega dan tersenyum saat istrinya sudah bangun. Ia membalikkan tubuhnya dan memeluk Syifa dengan erat.

"Kamu membuatku panik," jawab Jun mencium pipi istrinya.

Syifa membalas pelukkan Jun dan kedua orang tua mereka masuk sambil menutup kedua mata dengan tangan. Jun dan Syifa melepaskan pelukkan mereka, karena merasa malu saat dilihat oleh keluarganya. Nyonya Sonia dan Nyonya Risa meletakkan makanan di meja ruangan rawat Syifa.

Tuan Roy dan Tuan Widodo masih saja menutup mata menggunakan tangan. Syifa dan Jun tersenyum melihat kedua pria paruh baya yang menutup mata, karena malu.

"Ayah," ucap Syifa memeluk Tuan Roy dengan erat.

Ayahnya membalas pelukkan sang putri dan meneteskan air mata bahagia melihat Syifa sudah sadar. Nyonya Sonia begitu bahagia melihat suaminya akur dengan anak perempuan mereka satu-satunya.

"Maafkan Ayah selama ini selalu saja memarahimu. Cukup sekali Ayah kehilangan 1 anak perempuan, jangan pernah terulang lagi padamu. Jika terulang kembali, Ayah benar-benar akan ikut mati. Jujur Ayah tidak bisa hidup tanpa kalian," ungkap Tuan Roy.

"Ayahku ternyata pria cengeng," jawab Syifa sambil menenggelamkan wajahnya ke dada bidang ayahnya.

"Kamu baru tau Syifa? Haha. Di malam setelah kamu menikah. Ayahmu terus meneteskan air matanya, selalu melihat kamarmu yang sudah kosong. Sifatnya saja yang egois dan sok jadi pemarah, padahal hati hello kitty," jelas Nyonya Sonia tertawa kecil.

Syifa hanya tertawa dan melepaskan pelukkannya pada Tuan Roy. Wanita itu memeluk sang Ibu dan menatap ke arah luar ruangan. Ia seperti merasakan ada seseorang yang dia sayangi sedang berjalan di koridor rumah sakit.

Jun menghampiri istrinya dan memegang bahu Syifa. "Ada apa?" tanya Jun yang sedikit khawatir.

"Tidak apa-apa, sepertinya akan ada tamu lagi yang datang," ucap Syifa melingkarkan kedua tangannya ke pinggang suaminya.

Jun hanya menatap Syifa dengan tatapan bingung, sambil mengusap rambut istrinya.

Tap!

Tap!

Suara langkah sepatu terdengar yang mengarah ke ruang rawat inap Syifa. Semua tatapan tertuju ke arah luar ruangan, dan terlihat ada seorang pria lanjut usia sedang berdiri didepan pintu dengan style ala boyband Korea.

Tuan Roy dan Tuan Widodo hanya menghela napas mereka bersamaan. Syifa hanya bisa tertawa melihat ke arah pria lanjut usia yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Annyeong Haseo," ucap pria lanjut usia sambil memberikan bunga pada Syifa yang ada disamping Jun. Pria lanjut usai itu pun mengecup pipi Syifa dengan lembut, seketika Jun menatap tajam pria itu.

"Perkenalkan ini kakek ku sayang," ungkap Syifa sambil tersenyum pada suaminya.

"Sudah dengar? Jadi kecilkan matamu sebelum lepas," ucap Tuan Kusuma menatap cucu menantunya. Jun merasa malu dan menundukkan kepalanya, ia merasa bersalah sudah menatap tajam ke arah Kakek dari istrinya.

Tuan Kusuma tertawa dan memegang bahu cucu menantunya. Ia merangkul Jun sambil tertawa pelan, sehingga pria itu merasa semakin malu. Syifa hanya diam menatap kakeknya dan suaminya, kedua orang tua mereka ikut tertawa dan wajah Jun pun memerah.

"Gwenchana, cucu menantu. Santai saja dengan kakek mu yang tampan ini," ucap Tuan Kusuma agar Jun tidak malu.

"Gwen--, apa itu?" tanya Jun yang bingung.

"Ah, kalian mah kurang update semua," sambung Tuan Kusuma.

"Lah Ayah mah yang salah, kenapa harus menggunakan bahasa asing? Kan hanya Ayah dan Syifa yang tau," jelas Tuan Roy.

"Aish sudahlah, sana keluar. Ayah mau nonton drama Korea bersama cucuku dan suaminya," jawab Tuan Kusuma.

"Ya Tuhan, untung ayahku. Jika tidak, heh!" ucap Tuan Roy menghela napas. Mereka pun memilih keluar ruangan dan tersisa hanya Syifa, Jun bersama Tuan Kusuma.

Tuan Kusuma berjalan dan meletakkan laptop-nya di atas meja. Syifa menghampiri sang Kakek dan duduk di sebelah Tuan Kusuma. Jun ikut duduk sambil menatap Tuan Kusuma yang sedang asik mencari drama Korea kesukaannya.

"Nah, dapat."

"Ha, Mr. Queen?" tanya Syifa.

"Iya, ceritanya seru banget, pasti akan menyesal kalau gak nonton," jawab Tuan Kusuma.

Jun hanya diam karena tidak mengetahui apa-apa tentang drama Korea. Drama Korea pun dimulai, Tuan Kusuma tengah fokus menonton drama yang ada di laptop-nya. Jun dan Syifa ikut menonton drama itu, mereka tertawa melihat drama komedi yang diputar oleh Tuan Kusuma.

"Astaga, bisa-bisa cucuku juga menjadi pecinta drama Korea ini mah," ucap Tuan Roy melihat ayahnya dan anaknya sedang menonton drama.

"Sudahlah, biarkan mereka bertiga. Kita pulang saja, besok baru datang lagi kesini," sahut Tuan Widodo.

"Baiklah aku setuju, ayo Sonia kita pulang. Kirim pesan pada Jun dan beritahu dia, bahwa kita semua akan pulang," sambung Tuan Roy.

Nyonya Sonia mengirim pesan pada menantunya dan mengabarkan mereka akan pulang, lalu meminta maaf tidak meminta izin secara langsung. Setelah pesan terkirim mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Di ruangan rawat inap,

Sudah 30 menit mereka menonton drama 'Mr. Queen' Syifa malah tertidur pulas di bahu suaminya. Jun menggendong istrinya dan menidurkan di atas kasur rumah sakit. Tuan Kusuma tersenyum bahagia melihat cucu menantunya begitu perhatian pada cucu perempuan kesayangannya. Setelah itu Jun kembali duduk disamping Kakek Syifa.

"Lanjut," ucap Jun yang mulai menyukai drama Korea.

"Haha, oke lanjut," jawab Tuan Kusuma.

"Kakek, jadi jiwa tukang masak itu masuk ke tubuh Ratu ya?" tanya Jun.

"Iya, jiwa Chef bukan tukang masak, iya itu ada di tubuh Ratu," jawab Tuan Kusuma. Dia dan Jun saling bercerita tentang drama yang sedang mereka tonton.

Mereka pun menonton maraton sampai 5 episode, akhirnya Jun dan Tuan Kusuma tertidur di sofa ruang rawat inap. Mereka seperti saling berpelukkan layaknya seorang Kakek yang sedang memeluk cucunya.

Syifa terbangun dari tidurnya dan menatap Jun yang tertidur pulas diperut kakeknya. Ia berjalan perlahan dan menyelimuti 2 pria yang benar-benar dia sayangi itu.

Cup!

"Selamat terlelap," ucap Syifa mengecup kening kakeknya dan suaminya. [.]


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C19
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login