Download App

Chapter 105: Ungkapan perasaan Dokter Satya

Sudah berhari-hari, Aura menghindari berbicara dengan Satya. Meski dokter itu masih mengantar jemput Aura, tetapi mereka jarang mengobrol di dalam mobil. Gadis itu juga selalu langsung masuk ke rumah, setelah turun dari mobil Satya. 

Saat diantar pulang, gadis itu selalu menghadap ke jendela mobil. Sekarang,   Aura tak pernah lagi menyuruhnya masuk untuk sekedar minum kopi dan mengobrol dengannya. Telepon darinya juga tidak pernah diangkat.

Ia ingin bercerita pada sahabatnya, tapi sedang sangat sibuk di rumah sakit. Satya hanya bisa melamun di ruangannya dengan dagu ditopang kedua tangan di meja. Ketika Herman datang dan masuk ke ruangannya saja, Satya sama sekali tidak menyadarinya.

"Melamun?" tanya Herman.

"Eh, Dokter Herman. Kapan masuk? Bukannya sedang ada jadwal operasi?" Satya balik bertanya pada Herman.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C105
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login