Angin malam mulai berhembus menerpa tirai jendela yang sedikit terbuka. Tirai berterbangan, menambahkan suasa dingin yang perlahan mulai menjadi hangat.
Pergerakan detik jam yang terdengar, seakan beradu, bersahut-sahutan dengan suara debaran jantung yang tidak bisa terelakkan.
Ralio menggendong Eve, membawanya ke atas ranjang. Perlahan, tubuhnya direbahkan. Ralio tersenyum. Tangannya yang kekar mengusap lembut wajah Eve.
Mereka berdua melupakan makan malam. Mereka lebih mementingkan pelampiasan rindu dibandingkan mengisi lambung dengan sesuatu.
Mata yang indah itu menatap kekasihnya dengan penuh cinta. "Eve, jangan menyesal karena kau sudah menggodaku," ucap Ralio.
Eve membelai wajah Ralio. Perasaan nyaman dan aman itu dinikmatinya. "Asal itu kau, aku tidak akan pernah menyesal," jawab Eve.
Ralio memainkan rambut pendek Eve. Debaran di dada mereka berdua, wajah yang juga merona, menambahkan sensasi rindu semakin menggebu.