Download App

Chapter 7: Bab 06 part I

"Letakkan ponselmu dan selesaikan makan membuang-buang makanan. Lardo berdiri, terima kasih untuk makan siangnya, ini lebih baik dari kemari

Lardo kembali ke meja kerjanya dan mulai memeriksa email yang masuk.

###

Maafkan aku Ramond hari ini pekerjaanku sangat banyak dan juga aku..."Lalita menatap Ramond sebelum melanjutkan ucapannya", aku tahu kamu pasti sangat marah dan kesal, aku mengabaikan semua panggilan masuk dan juga janji makan siang kita diluar hari ini, aku.....aku....Lalita memilin-milin ujung roknya.

"Lalita benar-benar merasa sangat bersalah pada Ramond. Ini janji makan siang pertama mereka dan Lalita sudah mengacaukannya". Entah bagaimana Lalita bisa lupa dengan janji makan siang mereka".

Ramond menghela napas. Aku tidak marah sayang, seharusnya kamu menggabariku, seharian ini aku merasa sangat ketakutan sendiri, aku pikir aku telah melakukan kesalahan sampai kamu mengabaikan panggilan telepon dan semua chat-chat yang aku kirim. Aku pikir kamu memutuskan tidak mau pergi makan siang bersamaku dan itu membuatku sangat cemas.

Lalita mengeleng, tidak aku tidak marah padamu Lalita mulai menangis perasaan bersalah menggorotinya. Aku sangat jahat padamu Ramond karena melupakan janji makan siang kita. Aku benar-benar minta maaf Ramond. Aku..."

"Hey....hey.....!!", Ramond menepikan mobilnya, kenapa menangis, aku tidak marah sayang, "sungguh". Jangan menangis, Ramond mengusap pipi Lalita lembut aku mencintaimu sayang melihatmu menangis membuat hatiku sedih, tersenyumlah Lalita. Ramond menarik Lalita kedalam pelukannya. Aku tidak marah sayang tapi lain kali aku mohon sesibuk apapun, kamu harus mengecek ponselmu secara berkala. "Lalita mengangguk dalam pelukan Ramond".

Sekarang berhenti menangis Ramond menghapus air mata Lalita, aku akan membawamu untuk makan malam, kamu pasti lapar.

Lalita mengangguk

Jadi hari ini pekerjaanmu sangat sibuk, tanya Ramond setelah Lalita berhenti menangis.

"Hari ini aku bekerja mengantikan sekretaris Lardo yang sedang cuti, Karena kebetulan aku ada pekerjaan yang harus aku selesaikan".

"Ya aku dengar dari Tia kamu bekerja di ruangan CEO mu sejak kemarin, aku tidak bermaksud mencari tahu, hanya saja karena kamu tidak mengangkat telephone, karena khawatir aku menghubungi Tia, "jadi kenapa seorang CEO menahan mu di ruangannya?",

"Ada laporan yang harus aku kerjakan, dan Lardo ingin aku mengerjakan laporan ku di ruangannya", jawab Lalita dengan wajah datar

"Apa CEO mu sering memintamu mengerjakan pekerjaanmu di ruangannya?", Ramond kembali bertanya. Karena perasaan Ramond tidak senang melihat kekasihnya terkurung berdua didalam ruangan tertutup bersama seorang pria asing. Bagaimanapun juga Ramond mengenal Lardo dengan baik. Lardo seorang bajingan berensek. Wanita baginya tidak beda dengan tisu sekali pake dan hal itu mengusik perasaan Ramond. Lalita hanya staf biasa, kenapa Lardo meminta kekasihnya bekerja berdua di dalam ruang kerjanya. Apa mungkin Lardo memiliki rencana buruk pada kekasihnya?

"Ramond.....!!!", Lalita menyentuh tangan Ramond yang sedari tadi dipanggil-panggil tidak menyahut.

"Maaf sayang, sepertinya aku melamun. Ramond menggenggam jemari Lalita lembut

Lalita mengerutkan kening, kamu melamun, apa ada yang menganggu pikiranmu?, aku memanggil-memanggilmu beberapa kali tapi kau tidak menyahut, apa ada masalah di kantor?, Lalita menatap cemas ke arah Ramond

Ramond tersenyum lembut, semua baik-baik saja sayang, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, lihat kita sudah sampai, Ramond membukakan pintu penumpang untuk Lalita, silakan cantik.

Lalita tersenyum bahagia, terima kasih sayang

Ramond tersenyum lebar, pasalnya baru kali ini Lalita memanggilnya dengan panggilan sayang. Apapun untukmu cantik, mereka masuk dengan senyum bahagia

Di pintu masuk cafe mereka berpapasan dengan Mia

Lalita....!!" panggil Mia bahagia

Umm....kalian tampak sangat bahagia, aku jadi iri, umm....aku harus segera mencari kekasih yang baik sepertimu Ramond agar aku selalu bahagia dan bersinar seperti Lalita. Apa kalian sudah pesan meja?,

"Belum, aku harap kami menemukan meja yang kosong. Ramond menatap sekelilingnya".

"Ayolah Ramond seperti kau tidak tahu di cafe ini saja, mana ada keberuntungan seperti itu, kau tidak akan mendapatkan meja kalau tidak memesan meja sejam sebelumnya. Kalian bisa bergabung bersamaku, aku senang kalau kalian ikut bergabung. Mia menarik tangan Lalita, ayo...., akan menyenangkan kalau Tia juga ikut bergabung bersama kita.

Mia apa nanti kami tidak menganggu, kau pasti tidak datang sendiri, Lalita menahan tangan Mia, kami akan mencari meja yang lain saja, aku tidak ingin membuat pasanganmu tidak nyaman dengan keberadaan kami berdua.

Mia mengerutkan kening, "pasangan", ulangnya, diantara kita bertiga kaulah wanita beruntung yang sudah memiliki kekasih sebaik dan setampan Ramond, sedang aku dan Tia adalah wanita bebas.

"Jadi kau datang sendirian kesini, kali ini Lalita menatap bingung Mia".

Mia mengeleng, jangan banyak tanya, ikut saja dulu, kau ini lama-lama berisik seperti ibu-ibu pengosib. Ramond semenjak Lalita berkencan denganmu tampaknya ada kemajuan, karena temanku yang pendiam ini mulai banyak bicara sekarang.

Ramond hanya terkekeh

Seorang pelayan menghampiri meja mereka, memberikan buku menu

"Kamu mau makan apa sayang, Ramond berbisik lembut".

"Jangan bermesraan di depanku, kalian membuat mataku sakit ejek Mia".

Ramond kembali terkekeh. Kami tidak bermesraan aku hanya sedang menanyai kekasihku menu apa yang ingin ia pesan, jadi jangan iri Mia, kau yang mengajak kami ke mejamu, kau harus kuat melihatku yang sangat ingin memanjakan kekasihku

"Iuuuh...Mia pura-pura ingin muntah".

"Maaf aku terlambat, suara bariton yang sangat Lalita kenal menyapa mereka, tapi suara itu tidak sedingin biasanya, suara itu terdengar lembut".

"Kau sudah sampai Mia melipat kedua tangannya di dada, kau harus mengubah kebiasaan buruk mu Lardo, kenapa kau selalu saja membuatku menunggu lama, aku bukan bawahan mu Mia mengomel, untung saja aku bertemu teman-temanku kalau tidak aku akan seperti wanita merana yang menunggu kekasihnya".

Lardo mengunci tatapannya pada Lalita.

Kau jangan marah aku yang meminta mereka bergabung bersama kita, kau tahu aku sudah menunggu hampir satu jam kau bilang hanya lima belas menit nyatanya kau tetaplah kakak menyebalkan yang selalu berlaku seenaknya Mia meneruskan omelan

"Aku tidak ada masalah sayang", Lardo mengecup pipi Mia, dan hentikan Omelan mu, aku ada sedikit pekerjaan tadi. Kalian sudah memesan makan?,

Lardo menatap Ramond yang duduk disebelah Lalita. Sudah lama tidak melihatmu Ramond, mereka bertukar jabat tangan. Bagaimana pekerjaanmu, aku dengar kau ikut bergabung dangan proyek Dante?

"Umm.....", itu proyek yang sangat menguntungkan, aku tidak mungkin tidak ikut bergabung kalau kau dan Max bergabung, apa lagi Dante menjanjikan keuntungan yang sangat mengiurkan, apa kehadiran kami berdua menganggu dengan bergabung disini? tanya Ramond

Lardo mengeleng, aku senang kalian bisa menemani adik kesayanganku.

"Aku juga sudah memesankan makanan untukmu kakakku sayang dan kau dilarang protes Mia mengingatkan, "Lardo mengangkat tangan tanda menyerah

Mereka makan dalam diam. Sebenarnya Lalita merasa tidak nyaman Lardo duduk tepat didepannya, beberapa kali mata mereka bersiborok.


CREATORS' THOUGHTS
Berliana_Manalu Berliana_Manalu

Creation is hard, cheer me up!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C7
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login