Download App

Chapter 35: Bab 25

"Apa-apaan kau Sida?!", sudah aku katakan untuk mengetuk pintu sebelum kau masuk bentak Lardo semakin berang dengan dua orang yang memancing emosinya hari ini.

Robi menatap kasihan Sida yang tampak ketakutan.

"Selama ini aku tidak pernah mengetuk pintu ruanganmu Lardo". Apa aku harus keluar dan mengulanginya lagi. Aku tidak merasa keberatan untuk melakukannya, suara barithon Dante menyahut dari balik pintu.

Lardo berbalik dan melihat Dante berdiri di depan pintu ruangannya. Tidak perlu jawab Lardo kesal, dan kau Robi tunjuk Lardo menjauh darinya.

Robi menghendikan bahu. Bergerak untuk duduk di depan meja kerja Lardo.

"Duduklah Dante!". Kau terlihat segar hari ini, apa kau sudah menemukan isterimu?. Lardo menatap Lalita dan kau kembali ke ruanganmu kamu bisa kembali kemari saat jam makan siang, aku akan membawamu makan siang bersama, laporan itu berikan pada Robi.

"Ya kemarin jawab Dante singkat padat".

Robi yang mendengar menjadi penarasan. Jadi anda sudah menikah sir?, wah itu berita yang sangat mengejutkan. Bagaimana bisa media tidak mengendus berita tentang pernikahan anda. Apa anda melakukan pernikahan rahasia, sir?

"Kenapa kau belum juga memecat pria kurang ajar ini Lardo?". Dante geram menatap tajam Robi yang memasang wajah datar, tidak terpengaruh dengan tatapan tajam Dante.

Lardo kurang suka dengan permintaan Dante, tapi Lardo tidak ingin mempermasalahkannya. Aku masih membutuhkan otak jenisunya Dante, lagipula Robi bukan salah satu karyawan perusahaanku, biarpun terkadang aku membenci sikap kurang ajarnya tapi aku menganggapnya keluarga. Robi sudah aku anggap adik laki-lakiku. Abaikan saja keberadaan Robi. Jadi bagaimana kabar isteri dan calon bayi kalian?, apa mereka baik-baik saja dan apa kau sudah menangkap siapa pelaku penculikan isterimu?.

Robi merasa terharu dengan pembelaan Lardo. Robi tersenyum puas ke arah Dante

Dante menatap tidak suka Robi. Tiara dan calon anak kami baik-baik saja, dan aku tidak perlu menangkap pelakunya. Aku akan membuat perhitungan sendiri dengan pelakunya nanti. Maksud kedantanganku kemari, aku ingin memintamu menjadi wali Tiara, besok aku akan menikahi Tiara sekali lagi dan mengucapkan sumpah pernikahanku di sebuah gereja milik keluarga besarku. Suryo akan mengirimimu alamatnya. Dante bangkit berdiri meninggalkan kantor Lardo.

Setelah Dante pergi Robi mendekati Lardo. Apa yang aku dengar tadi tidak salah'kan. Bajingan mengerikan itu menikahi seorang wanita dan akan menjadi seorang ayah. Aku sangat penasaran ingin melihat wanita seperti apa yang berhasil membuat bajingan dingin seperti Dante mengucapkan janji pernikahan. Akhirnya salah satu bajingan bertobat dan berkomitmen. Aku benar-benar masih tidak percaya, Dantelah yang pertama. Robi menatap serius Lardo. Apakah anda selanjutnya sir?

Lardo menatap tajam Robi. Kau harus menjaga sikapmu didepan Dante. Kau tahu bagaimana Dante, kau tidak ingin kan sebuah pukulan keras menghantam wajahmu. Jadi jaga mulutmu!". Aku tidak ingin kau bergosip bersama Liam dan yang lainnya, kau tahu bagaimana kalau berita ini sampai ke telinga Max.

Robi mendengus. Bajingan itu selalu saja membawa aura mengerikan. Kamu tidak perlu khawatir aku mengerti, semua aman dalam pengawasanku, jawab Robi santai".

###

Lalita menatap sekelilingnya, apa ini privet room?

Lardo mengangguk, kamu benar. Aku tidak suka saat makan siang bersamamu ada orang yang menganggu kita. Lardo mengecub bibir Lalita.

"Sir…. Lalita memelitir dress yang ia kenakan, menatap takut-takut ke arah Lardo. Sir malam ini biarkan aku menginap di rumah sakit. Aku ingin menemai Rita di rumah sakit, ini sudah dua malam aku tidak melihat Rita di rumah sakit.

Lardo menatap tajam Lalita. Jadi kau lebih senang tidur di rumah sakit daripada tidur bersamaku.

"Bukan seperti itu sir, aku ….merindukan Rita. Aku juga ingin melihat keadaan Rita sebelum Rita di pindahkan ke Rumah Sakit yang lain. Aku mohon anda mengizinkanku untuk menginap di rumah sakit malam ini. Lalita menatap Lardo dengan tatapan memohon.

Seorang pramusaji menghampiri meja mereka, menyusun semua pesanan mereka yang sebelumnya sudah Lardo pesan. Setelah pramusaji menutup pintu Lardo menarik Lalita duduk dipangkuannya. Apa kau harus menginap?. Tanya Lardo dengan tatapan serius. "Lalita mengangguk". Baiklah kamu boleh menginap tapi dengan satu syarat. Lardo membelai bibir Lalita pelan. Kau tahu tugasmu sayang. Kau harus memuaskan aku dulu selum kamu berangkat ke rumah sakit.

Lalita terperangah, devenisi puas untuk Lardo adalah bercinta berkali-kali sepanjang malam sampai mereka berdua kahabisan tenaga. Lalita mengigit bibirnya, tapi sir!. Lalita merasa mustahil bisa menginap di rumah sakit malam ini kalau harus memuaskan Lardo.

Lardo menatap serius Lalita. Tidak ada bantahan sayang, sekarang mulailah makan. Tubuh kurusmu membutuhkan banyak nutrisi. Aku tidak suka melihat tubuh kurusmu. Mulai besok aku akan minta Subi untuk menyiapkan lebih banyak makanan bergizi untukmu. Lardo meremas bokong Lalita. Selama kau bersamaku aku akan memperhatikan semua detail tentang dirimu, dan jangan membantahku sayang Lardo melumat bibir Lalita. Aku bisa bertindak kasar dan kau akan menyesalinya. "Lalita mengangguk".

Sekarang makanlah!, perintah Lardo

Lalita turun dari pangkuan Lardo dan mulai makan. Mata Lalita berbinar ini sangat lezat puji Lalita tanpa sadar.

Lardo tersenyum melihat reaksi Lalita, kamu bisa memesannya lagi.

Lalita mengeleleng ini saja belum habis sir.

Setelah selesai menyantap semua hidangan, Lardo meminta pramusaji menyajikan wine pavoritenya. Lardo menuangkan satu gelas untuk Lalita.

Lalita mengeleng, saya masih harus bekerja sir. Minum disiang bolong bukanlah tindakan yang bijak dan saya tidak pernah minum minuman beralkohol.

"Kau tidak perlu minum sampai mabuk sayang, cukup satu gelas sebagai pelengkap makan siang kita. Lardo menyodorkan gelas berisi wine pada Lalita, cobalah kamu pasti menyukai rasanya, rasanya tidak terlalu kuat".

Lalita mencoba menyesap minumannnya. Lalita mengernyit bagaimanapun Lalita tidak suka minuman beralkohol ia hanya pernah minum mimunan yang bersoda bukan wine atau sejenisnya, ini terlalu kuat sir, Lalita meletakan gelasnya.

Lardo menatap tajam Lalita dari atas gelas yang dipegangannya, itu karena kau belum terbiasa sayang setelah terbiasa kau pasti menyukainya. Sekarang habiskan setelahnya kita kembali ke kantor. Lalita mengangguk patuh.

Lalita mengeleng menghilangkan rasa eneh setelah minumannya habis. Ini untuk pertama kalinya Lalita menegak habis minuman beralkhol dan Lalita benar-benar tidak menyukai rasanya. Lidah Lalita terasa terbakar setiap Lalita menelan cairan bening yang ada ditangannya

Lardo tersenyum puas melihat gelas Lalita kosong. Kau harus mulai terbiasa dengan rasanya Lalita karena aku ingin kau tahan terhadap alkhol. Lardo membelai pipi Lalita lembut. Ingat malam ini kau harus memuaskanku sayang. Lardo berbisik tepat ditelinga Lalita.

Lalaita menatap senduh Lardo, saya tahu sir. Lalita hanya berharap dalam hati malam ini Lardo tertahan oleh pekerjaanya yang banyak agar Lalita bisa lolos dari tugasnya melayani Lardo.


CREATORS' THOUGHTS
Berliana_Manalu Berliana_Manalu

Creation is hard, cheer me up!

Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C35
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login