Download App

Chapter 2: Kebenaran

Singkat cerita Sana telah tiba dirumahnya.

Semua anggota keluarga Stewart berkumpul untuk membicarakan hal yang penting. Sebenarnya semua anggota stewart (kecuali orang tua Sana) tidak mengetahui hal apa yang akan didiskusikan. Mereka hanya tahu bahwa mereka berkumpul untuk membahas kebangkrutan perusahaan dan solusi apa yang akan diambil dan mereka sudah sangat pusing karna terlilit banyak sekali hutang. Sedangkan Sana sama sekali tidak tahu mengenai kebangkrutan perusahaan keluarganya juga masalah pernikahannya.

"Sana ada yang ingin papa sampaikan tapi sebelumnya papa ingin meminta maaf sama kamu. Papa bukan sosok ayah yang baik untuk putri papa." Pria paruh baya itu seketika menggenggam tangan putrinya. "Papah ini bicara apa sih pa, sebenarnya ini ada apa kenapa suasana ini sangat beda kaya biasanya atau hanya perasaanku aja."

Sana merasa ada yang aneh dengan keluarganya. Biasanya dirumah selalu sepi dan jika rame hanya di momen-momen tertentu saja karna semua anggota Stewart selalu sibuk. Jika berkumpul pun biasanya paman dan bibinya bahkan yang lainnya juga, selalu mencari kesalahan Sana dan banyak sekali cacian yang dilontarkan. Namun sekarang semuanya malah terdiam dan malah terlihat seperti orang yang tidak memiliki tujuan hidup.

"Ada apa ini sebenarnya, Sana benar-benar bingung mah pah." Kata Sana. "Anak tidak tahu diri mana tahu masalah yang terjadi di keluarga, dasar anak pungut." Ucap sang bibi, Angel Stewart. "Maksud bibi apa sih, kenapa bibi selalu bilang kalo aku anak pungut," "Mah pah aku anak kandung kalian kan."

"Iya sayang, anak siapa lagi kalo bukan anak kami. Kamu tau kan bibi mu ini kalo ngomong suka asal saja." Ucap ibu Sana meyakinkan. "Tapi kenapa mereka, semua anggota stewart sangat membenci ku mah. Emang aku salah apa." Tangis Sana seketika pecah.

"Paman, bibi, oma, dan kalian semua. Salah sana apa ke kalian sampai kalian membenci sana seperti ini. Apa sana pernah menyakiti kalian. Sana sayang kalian, sana ingin sekali. Sana ingin kalian juga sayang sana, sana selalu berpikir kalo suatu hari nanti kalian akan mengatakan kalo kalian sayang sana dan kalian mengakui adanya Sana Stewart. Kenapa kalian sangat benci sama." Curahan hati Sana Stewart tercurahkan saat itu juga.

"Kamu ingin tahu kenapa kita semua benci kamu hah. Ya karna kamu memang bukan bagian dari kami. Kamu bahkan tidak pantas menyandang nama belakang kami Stewart. Kamu hanyalah anak pungut yang bisanya menyusahkan keluarga Stewart." Ucap sang bibi. Sedangkan yang lain hanya diam menikmati pemandangan yang indah. Tentu saja kecuali Pandji dan Rachel sudah cemas dengan perkataan sang bibi alias Angel Stewart.

"Maksud bibi apa. Pah mah tolong katakan kalo itu tidak benar mah pah." Kata Sana dengan mendekati orang tuanya.

"Angel sudah cukup, kamu sudah sangat keterlaluan. Disini kami berkumpul bukan untuk itu. Jika ada yang memulai pertengkaran lagi, sebaiknya orang itu pergi sekarang ini juga." Tegas Pandji Stewart.

Seketika itu juga sang bibi terdiam dan tidak berani berkata-kata lagi. Bukan hanya angel saja melainkan yang lainnya juga, karna jika Pandji Stewart sudah bertindak tegas maka tidak ada yang berani menentangnya di keluarga Stewart bahkan Ibunya juga (sang Oma).

"Sana tolong dengarkan papa ya, kamu sudah tahu tadi bahwa perusahaan keluarga kita ini sedang tidak baik dan mengalami kebangkrutan. Jalan satu-satunya hanya bantuan dari orang yang paling tinggi dan berkuasa. Dan orang itu adalah Davies Dawson. Kamu pasti sudah mengenal keluarga Dawson sekaya apa mereka,"

"Papa harap kamu mau menikah dengan Davies Dawson untuk membantu perusahaan Stewart karna tuan muda hanya mau membantu jika putri papa menikah dengannya. Dan kamu anak papa satu-satunya yang papa miliki." Lanjut sang ayah.

Semua orang sangat terkejut dengan pernyataan yang Pandji sampaikan. Mereka tidak habis pikir bahwa seorang tuan muda yang terkenal dingin mau membantu orang lain, apalagi menerima pernikahan dengan seorang wanita yang biasa-biasa saja seperti Sana yang menurut mereka Sana adalah gadis yang tidak tahu diri dan jelek.

Bukan hanya mereka saja yang terkejut. Sana juga terkejut dengan ucapan sang papa. Selain sosok Dawson yang papanya katakan, tapi ucapan papanya bahwa ia harus menikah. Ada perasaan sedih dan terguncang dalam diri Sana bahwa Sana harus menikah dengan orang yang ia tidak cintai. Selain itu sang papa rela menyerahkan putrinya pada orang lain hanya untuk transaksi keuntungan perusahaan, itu yang Sana rasakan.

"Baik pah, Sana akan menerima pernikahan ini tapi ada hal yang ingin Sana tanyakan. Dan papa harus jujur sama sana." Kata Sana dengan suara sedikit bergetar.

"Tinggal terima aja susah banget sih. Udah tahu keluarga lagi susah ga mau bantuin. Ada hak apa kamu untuk menolak, kamu hanya..."

"Angel diam kamu." Potong Rachel.

"Sayang kamu mau nanya apa Sana." Lanjut sang ibu.

"Pah mah tolong jujur sama aku, sebenarnya aku ini benar anak kandung kalian atau bukan. Kenapa selama ini aku merasa bahwa aku bukan bagian dari Stewart." Ada isakan dalam ucapan Sana.

"Aku mau kalian jujur sama aku mah pah. Aku akan menerima apapun jawaban dari kalian. Aku hanya ingin tahu apakah benar kalo aku adalah anak angkat yang sering bibi ucapkan biasanya."

Pandji dan Rachel sudah tidak tahu harus berbuat apa. Namun percuma saja untuk berbohong dan meyakinkan Sana seperti biasanya karna Sana yang sekarang sudah dewasa. Berbeda dengan Sana yang dulu masih kecil atau remaja.

"Sini na mendekat, papa akan jujur sama Sana. Papa tidak akan menyembunyikan rahasia ini lagi pada putri papa." Ucapan sang papa terdengar lembut tapi terlihat putus asa.

"Pah maksud papa apa." Ucap sang istri.

"Sudah waktunya Sana mengetahui hal ini mah. Kita tidak bisa terus-terusan menyembunyikan rahasia ini pada Sana. Dia wajib mengetahui hal ini,"

"Benar kata bibi kamu bahwa kamu bukan anak kandung kami. Meskipun kamu bukan anak kandung kami, tapi kamu anak kami sayang. Papa sama mama sangat sayang sama Sana. Kamu sudah seperti anak kandung dan bagian dari keluarga Stewart."

Seketika itu Sana mati rasa, Sana seperti disambar petir. Hatinya sangat hancur mendengar kebenaran itu. Sana mulai menyadari bahwa itu alasan yang selama ini tanyakan, mengapa keluarga Stewart selalu mencemoohnya dan sangat membencinya. Sana merasa tidak percaya diri dan merasa sangat tidak pantas menyandang nama Stewart.

Rasanya sangat hancur bahwa ternyata kebenaran tidak berpihak padanya. Dia merasa ingin mati saja, tapi itu semua akan percuma.

"Kamu sekarang sudah tahu kan jawaban dari pertanyaan kamu sana. Jadi kamu mau tidak mau menerima pernikahan ini." Ucap sang nenek.

"Lagian Davies Dawson sangat tampan dan sempurna, siapa yang akan menolak. Palingan lo pura-pura ga mau kan." Anak sang bibi ikut bicara, Karina Stewart.

"Kamu tuh udah nyusahin keluarga ini harusnya ada balas budi malah mau nambah nyusahin." Sambung si bibi.

Pandji dan Rachel Stewart sudah sangat putus asa dengan apa yang terjadi hari ini dan mereka tidak tahu harus berkata apalagi.

"Baik aku akan menerima pernikahan ini untuk membantu perusahaan kalian." Ucap Sana dengan melihat anggota keluarga Stewart yang lain.

Kedua orang tua angkat Sana sedikit lega dan senang mendengar apa yang dikatakan Sana. Namun dengan yang terjadi hari ini, mereka sangat sedih terhadap putrinya Sana.

~~~~~


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login