Download App
7.69% Love Line

Chapter 2: [LLINE] Nilai Yang Dipertaruhkan.

Pendidikan adalah modal utama dalam kehidupan era modern, namun sayang sekali sebagian orang menganggap pendidikan bukanlah hal yang harus dinomor satukan. Pendidikan sesungguhnya bukan hanya tentang sekolah tapi juga tentang moral, hak dan attitude.

SMA 1 Bangsa.

Ini nama sekolah Liza, tempat dimana dirinya melanjutkan sekolah ke menjenjang pendidikan tahap atas setelah menyelesaikan tahap menengah, dan sekolah ini banyak sekali merubah hidupnya tentunya juga merubah garis takdir. Yang semula rumit kini menjadi lebih baik, katanya.

Disinilah Liza merasakan yang selalu mereka sebut 'Masa yang paling indah itu saat SMA ' dan ternyata itu benar bukan hanya sekedar omong kosong saja, disini juga ia mulai memiliki sahabat yang sejalan dengan pikirannya.

Satu hal yang paling mengelitikan selama sekolah di tahap atas adalah ia tiba-tiba mencintai salah satu guru,namun kisah cintanya seperti cinta orang dewasa yang rumit tuk dijalani.

"Liza? Arsan mana? " Tanya Rio kepada Liza, hampir lupa dalam Liza tidak hanya bersahabat dengan perempuan tapi dia juga bersahabat dengan laki-laki, dan berharap tidak ada yang saling jatuh cinta diantara mereka. Karena hal itu bisa menimbulkan sesuatu yang membuat semuanya menjadi asing.

"Liza gak tau Yo, " jawab Liza memang betul Liza tidak mengetahui Arsan dimana karena dirinya juga baru tiba beberapa menit yang lalu.

"Masa gak tau sih? " tanya Rio sambil menatap gerbang sekolah berharap Arsan terlihat dengan matanya.

"Rio Alsen aku gak tau, " dengan nada kesal, Perkenalkan ini Rio Alsen panggil saja Rio tinggi tubuhnya sekitar 170cm.

" Rio udah datang tumben gak bareng Arsan, " Tanya Syila yang baru tiba, Perkenalkan ini Syila Aisla panggil saja Syila dan Syila memiliki tinggi sekitar 157cm, lebih tinggi 2cm dari Liza.

"Mana tau Arsan dimana," jawab Rio masih saja fokus, "Arsan ya ilang. "

"Apaan?" ucap Rio dengan sedikit tambahan wajah marah, seperti seorang wanita yang kehilangan kekasihnya.

"Yaelah kalem aja dong," ujar Syila sambil tertawa cengengesan melihat wajah Rio.

"Nah udah kumpul, mana Dion sama Dira? " ucap Arsan yang baru tiba bergabung dan malah menanyakan Dion dan Dira yang belum tiba, jelas-jelas dari tadi Rio menanyainya. Oh ya perkenalkan ini Arsan Pratama pria yang sangat menyukai ulangan dan sayangnya dia adalah Ketua murid sekaligus kesayangan Pak Gio wali kelas kami, dan tinggi Arsan sekitar 175cm beda 10cm dengan Eza.

" Kita disini.." ucap sikembar Dion dan Dira mengagetkan, perkenalkan ini sikembar Dion Daffa sailenra sebagai kakak dan Dira Devita sailenra dan tinggi tubuh Dion sekitar 172cm dan Dira 160cm, dia wanita paling tinggi diantara Liza dan Syila.

"Ayo kita masuk, " sambil mengajak mereka untuk masuk kekelas.

"Liz beneran bang Eza mau jadi guru disini? " tanya Dira kepada Liza yang sedang mengeluarkan buku pelajaran dari tasnya, setelah selesai mengeluar Liza berbalik menghadap meja Dion dan Dira yang berada di belakangnya dan yang paling belakang meja Rio dan Arsan.

"Kayaknya iya tapi Liza gak tau Dir, " jawab Liza acuh tak acuh, Liza tidak masalah jika Eza beneran akan mengajar di sekolah nya karena Liza sudah hapal betul bagaimana sikapnya.

" Tapi kayaknya Bang Eza bohong Liz, " timpal Rio. "Kok bisa yakin gitu Yo? " tanya Dira.

"Kalau misalnya yaa bang Eza kerja disini bisa abis tuh Liza, " ujar Arsan.

"Dimarahin deket cowo, " ucap Dion.

"Di ceramahin kalau nakal, " ucap Syila.

"Di masukin BK kalau telat, " ucap Dira.

"Diliatin terus, " ucap Rio.

"Lah? " Liza heran kenapa mereka malah mencibir dirinya? Dirinya saja tidak masalah.

"Haha kayaknya kamu bakal tersiksa deh Liz, " ujar Syila kepada Liza dengan wajah so menakuti namun itu tidak mempan bagi seorang Liza sang pemberani, "Apaan sih kalian. "

"Arsan ini bagikan kertas ulangan matematikanya terus disuruh tanda tangan orangtua, " ucap Rian selaku seksi pendidikan, kemudian memberikan lembaran ulangan matematika yang telah di beri nilai dan membagikannya satu persatu sesuai dengan nama yang tertera.

"Okee makasih Ya. "

"Sama-sama. "

" Syil kamu berapa? " tanya Dira setelah mendapatkan kertas ulangannya.

"79."

"Standar nilai ituma, " ujar Dion, "Emang Dion berapa? " tanya Syila.

"79."

"Samaa aja ituma Dioonnnnn. "

"Lah kamu Dir berapa? " tanya Syila.

"84 dong, " ucap Dira bangga.

"Kok bisa? " tanya Dion.

"Ya bisalah kan aku belajar, abang hahaha " ucap Dira seperti menyindir Dion, sudah diakui Dion memanglah anak malad jangankan mengerjakan soal membaca saja tidak mau tapi beruntung otaknya bagus, seperti masih di kasih kesempatan oleh otak.

"Ck hahaha Abangnya kalah, " ujar Arsan menertawakan Dion namun Dion mengacuhkannya. Besar atau kecil nilai tidak akan terlalu berpengaruh untuk masa depan apakah betul? Karena tidak semuanya akan bergantung kepada suatu tinggi nilai yang sudah kita raih.

"San berapa ? " tanya Rio.

"95."

"Rio? "

"80 dongggg, wei Liz lu berapa? " tanya Rio kepada Liza, Rio melihat ada yang berbeda setelah Liza menerima lembar ulangan itu.

"Iya Liz berapa loooh, " tanya Syila,"Engga ah. "

"Ayolah Liz. "

"85 yaa? " ucap Arsan menebak asal.

"Bukan. "

"70?" ucap Syila menebak.

"Kayaknya 60, " ucap Rio ikut menebak.

"Bukan semua. "

"Terus? "

"30, " ucap Liza dan hal itu rupanya membuat kelima sahabatnya membulatkan matanya refleks karena terkejut.

"Beneran? " ucap Dira tidak percaya, bagaimana bisa seorang Alaiza mendapatkan nilai di bawah kkm.

"Nah, " menunjukan kertas ulangan yang dibagikan oleh Arsan.

"Coba liat coba namanya Liza bukan, " ucap Rio panik.

"Ini punya aku Rio mana mungkin salah, " ucap Liza pasrah dan lesu. Apakah Eza akan marah kepadanya?

"Mati kamu Liz, " ucap Arsan.

"Abangmu Liz, " timpa Dion menakutkan Liza. "Aku pasrah deh. "

"Liza kayaknya kita harus sembunyi deh, " ucap Dion.

"Sembunyi? " heran Dira.

"Kayak anak kecil aja, " timpal Rian melewati meja Liza dan Syila.

"Yeee luh, " ujar Syila kepada Rian yang berjalan melewatinya.

"Jadi Liza harus bagaimana Yan? " tanya Syila kepada Rian yang telah duduk di mejanya tepatnya disamping meja Liza dan Syila.

"Jalani aja. "

"Yaa lu mah gak tau bang Elsa gimana, " ucap Syila dan berakhir mendapat cubitan dari Liza.

"Sorry Liz. "

"Abang Liza namanya E____" tanya Rian namun terpotong karena Bu Wila sudah masuk kekelas untuk mengajar pelajaran bahasa Indonesia.

"Siapkan buku catatannya, " ucap Bu Wila, dan berakhirlah belajar dengan perasaan tidak tenang untuk Liza dan perasaan khawatir untuk sahabatnya.

***

"Aku Alpukat kocok aja. "

"Samain sama Liza Yo, " ucap Dira.

Sepulang sekolah Liza Syila Dira Dion Arsan dan Rio mampir ke cafe di dekat sekolah, melepas penat dengan cara kembali berkumpul bersama sahabat.

Ketika semua goodmood Liza malah Badmood karena nilai, jujur ini kali pertama Liza mendapatkan nilai di bawah dan itu akibat dari semalam sebelum ulangan Liza begadang menonton film bioskop Indonesia, dan berakhir dirinya ketiduran dan zonk lupa belajar untuk ulangan yang belum ia siapkan jauh hari.

"Liz udah dong jangan dipikiran. "

"Engga Dir aku gak mikirin nilai. "

"Tapi mikirin supaya Bang Elsa gak marah yakan, " tebak Dion.

"Dion ihh " ucap Syila, dan tebakan Dion benar. Liza sedang memikirkan cara supaya ia bisa menyembunyikan nilainya tapi bagaimana caranya?

"Yaa maaf Syil, akukan cuman nebak. "

"Liz itukan Bang Eza? " ucap Rio sambil menunjuk seseorang yang sedang membelakangi mereka.

"Pulang yu, " ucap Liza sedikit takut.

"Kita baru pesenkan, " jawab Dion.

"Kita tunggu minumannya datang setelah itu kita pulang oke. "

"Ide bagus san, " ucap Rio.

Setelah beberapa menit kemudian terlihat seorang pelayan wanita membawa sebuah nampan berisi pesanan mereka, Dira tersenyum dan mempersilahkan pelayang untuk menyimpan pesanan itu di meja mereka. Setelah pelayan pergi masing-masing dari mereka mulai menikmati pesanannya

10 menit telah berlalu ketika mereka akan pulang kehadiran seseorang menghentikan langkahnya, "Nah belum pulangkan? " tanya seseorang yang tidak diharapkan kehadirannya karena kehadirannya adalah sebuah tantangan bagi seorang Alaiza.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login