Download App
50% HART

Chapter 2: semakin aneh

"SHOOT!!"

push—

"WOOOOOO!!!!"

para penonton bersorak gembira saat bola berhasil memasuki ring basket, Felix lagi-lagi berhasil mencetak point.

"nice!"

tap—

Felix juga Rifhan ber-tos di sela-sela pertandingan, satu point lagi maka pertandingan selesai dan tim Felix akan menjadi pemenangnya

"FELIX!!! SEMANGAAAATT!!!"

seru putri menyemangati Felix dari kursi penonton, Felix mengangkat tangan nya sebagai balasan

ada sesuatu yang mencuri perhatian nya, yaitu wajah datar Mira yang terlihat tidak menikmati pertandingan mereka

"kalau gak suka kan tinggal gak usah nonton"

gumam Felix kesal karena wajah datar yang Mira pasang hampir sepanjang pertandingan mereka

Mira melirik ke arah fentilasi udara, ia melihat sesuatu yang janggal di sana

"put, saya keluar dulu ya"

Mira hendak pergi namun Putri dengan cepat mencegah nya, ia menatap Mira dengan tatapan bak anak anjing yang tidak mau di tinggal majikannya

"ke kamar mandi, kamu nonton aja"

putri menatap sebentar lalu mengangguk dan kembali menonton pertandingan, Mira tersenyum dan pergi meninggalkan lapangan basket

....

"keluar"

ujar Mira dengan nada suara yang terdengar menggeram, tangan nya bahkan mengepal kuat

seseorang keluar dari balik tembok dengan baju casual nya, ia tersenyum menatap Mira yang memandang nya dengan pandangan kesal

"Mira.. halo"

ujarnya dengan senyuman manis, Mira menatap jengkel senyuman itu

"saya kan sudah bilang jangan ganggu saya di sekolah"

Mira menatap kesal dengan tangan yang masih mengepal, Orang itu memasang wajah sedih

"kok kamu ngomong nya gitu..."

Mira berdecak

"saya dan kamu gak ada hubungan apa-apa jadi jangan bicara seolah-olah kita punya hubungan"

tegas Mira, orang itu semakin cemberut

"tapikan Mira! Ayah kamu setuju sama hubungan kita!"

"tapi aku menolak"

orang itu menggertakan giginya

"aku udah beli kamu dengan harga mahal!! hutang ayah kamu juga udah lunas!! jadi kamu harus mau sama saya karna kamu milik saya!!"

balas nya dengan sedikit membentak

wajah Mira memerah menahan kesal, ayahnya menjual dirinya sebagai pelunas hutang

dan itu semua tanpa sepengetahuan dirinya.

"saya gak pernah terima perjodohan gak jelas ini, jadi saran saya kamu cari orang lain dan jangan pernah ganggu saya!!"

Mira memutar balik dan hendak pergi

"kalau gitu!!"

ujar orang itu dengan suara lantang, langkah Mira terhenti.

"Ayah kamu sebagai gantinya!!"

ancam nya, jantung Mira seketika serasa seperti di pukul dengan kuat. ia pun berbalik dan melangkah cepat menghadap orang itu

"jangan ganggu Ayah saya!"

orang itu memasang wajah sengak nya dan melipat kedua tangannya di depan dada

"lalu? apa jaminan yang kamu punya?"

Mira menunduk, menunduk menahan kesal pada orang menyebalkan di hadapan nya ini

"sebenarnya apa mau kamu dari saya..."

ujar Mira dengan suara pelan, orang itu tersenyum

"aku cuma mau Mira sama aku selamanya"

ujarnya dengan suara yang di rendahkan, Mira menggeleng lemah

"saya menolak nya.."

balas Mira masih dengan wajah yang tertunduk

"kenapa?!"

bentak orang itu lalu meremat kuat bahu Mira, Mira terkejut

"kamu punya orang lain?! kamu punya orang yang kamu suka sampai kamu nolak saya?!!"

kesal nya dengan nafas yang memburu, Mira meringis merasakan sakit di bahunya

"buk—

baru saja Mira hendak membalas ucapan orang itu, sebuah tangan muncul dari belakang tubuhnya dan mendorong paksa orang itu

Felix datang dengan keringat yang membasahi dahinya.

"apa-apaan Lo?!"

ujar nya kesal, Felix tidak suka jika ada yang kasar dengan perempuan.

"ini bukan urusan kamu!!"

orang itu meraih lengan Mira

"Mira punya saya!! jangan sentuh Mira!!"

Mira di tarik paksa hingga tubuhnya menubruk dada orang itu, Felix menatap kesal. jelas sekali Mira terlihat tidak nyaman dengan orang itu.

"Lo jangan bercanda!! Mira jelas gak nyaman sama Lo!"

orang itu melirik Mira, benar saja wajah Mira terlihat tak nyaman berada di dekatnya dan hal itu membuatnya semakin kesal

Mira melihat raut wajah orang itu dan merasakan cengkraman di bahunya semakin kuat, ia lirik Felix yang masih di tempatnya. berdiri dengan alis yang hampir bertaut.

"Peter!! stop!"

Mira berdiri dan segera menghalangi tubuh Felix, orang yang di panggil "Peter" itu menatap Mira kesal

"Kamu belain dia?! jadi dia orang yang kamu suka?!"

tunjuk Peter tepat ke arah wajah Felix

"BUKAN!"

wajah Mira memerah karna berteriak, ia tatap wajah Peter dengan tatapan khawatir sekaligus kesal.

"kamu mau saya kan? ayo ikut saya"

ujar Mira di akhir, karna bisa bahaya jika Peter sampai lepas kendali

Peter memiliki mental illnes, ia akan mengamuk bahkan bisa saja membunuh seseorang jika orang itu membuatnya marah.

Peter langsung tersenyum lalu meraih telapak tangan Mira dan menarik nya menjauh dari Felix

Felix menatap kepergian mereka dengan ekspresi marah bercampur aneh, jujur saja ia khawatir pada Mira.

...

Mira dan Peter duduk bersama di ranjang UKS, wajah Peter terganti dengan wajah senang dan gembira.

ia senang jika Mira ada di sisinya.

Mira menghela nafas melihat tangan nya yang masih bertaut hangat dengan tangan besar Peter.

"Mira~ aku sayang Mira~"

ujar nya senang, Mira menatap miris kearah tangan nya yang di kecupi berkali-kali

"Peter.. saya harus ke kelas"

Peter cemberut

"gak! gak boleh! Mira cuma boleh sama saya!!"

ujar nya kesal dan menarik paksa Mira ke dalam dekapan nya, Mira hanya bisa pasrah dengan sikap kekanakan lelaki itu

"di kelas banyak orang... nanti Mira ketemu lagi dengan lelaki tadi.. saya takut.."

ujarnya sedih, ia nyamankan posisi mereka dengan Mira yang berada di pangkuan nya

"Mira... kamu satu-satunya orang yang bisa sembuhin saya... saya gak mau kehilangan kamu.."

ujarnya dengan nada sendu, ia tulus menyayangi Mira meski Mira dari keluarga miskin.

Mira hanya bisa menarik nafas dalam-dalam, sebenarnya..ia tak masalah dengan Peter yang jadi masalah adalah keluarga Peter yang tak menyukai dirinya dan terus-menerus mengejar nya

"Mira kenapa diam? Mira marah?"

ujar Peter menatap wajah Mira dengan raut sedih, Mira tersenyum kecil lalu menggeleng

"gak kok..."

Mira pun mengusap surai Peter lembut, Peter memejamkan matanya merasakan sapuan tangan Mira di kepalanya.

rasanya sangat hangat dan nyaman sampai-sampai rasanya enggan untuk melepaskan.

dan tanpa mereka sadari ada Felix yang mengintip mereka dari jendela UKS, Felix mengikuti mereka Karna khawatir pada Mira

ia juga mendengar semua percakapan mereka dari awal hingga akhir, alis tebalnya kembali menekuk bingung

ia bingung dengan situasi yang sedang dia lihat ini, awalanya dia kira Mira dan Peter adalah sepasang kekasih yang bertengkar namun setelah menguping pembicaraan mereka sepertinya hal ini lebih rumit dari apa yang dia kira

juga tadi sebelum dia datang dan mendorong Peter dia sempat tidak sengaja mendengar ucapan Peter yang mengatakan jika dia sudah membeli Mira.

"sebenarnya mereka kenapa sih?"

gumamnya bingung, dia masih belum bisa menyimpulkan apa-apa.

tapi hatinya tetap mengatakan untuk lanjut melindungi Mira.

______________

to be continued


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login