Download App

Chapter 2: Kepergian Ji Yuan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Setelah selesai mencuci wajahnya, dia mengambil tas ransel kecilnya kemudian mengeluarkan jubah biksu miliknya yang sama dengan yang dia gunakan saat ini.

"Master, aku mandi dulu ya." Setelah mengatakan itu dia membawa pakaiannya dan berlari untuk mandi. Dia mencari sebuah ember kayu dan mulai mencuci pakaiannya dengan serius.

"Master, silahkan mandi, berikan pakaian Master kepada Ruanruan agar Ruanruan bisa mencucinya." Ruanruan memiliki sifat yang rajin dan Ji Yuan mengetahuinya.

Ji Yuan tersenyum, lalu dia membawa serigala kecil dan memandikannya. Saat keluar, seluruh tubuh serigala kecil itu basah kuyub.

Ruanruan membawa handuk, lalu membungkus tubuh serigala kecil itu dengan handuk dan mulai mengeringkan tubuhnya dengan handuk. Setelah dia mengeringkan bulu serigala kecil itu, dia menggendong si serigala kecil dengan 1 tangan dan tangan yang lain membawa pakaiannya yang baru dicuci, lalu pergi keluar untuk menjemurnya.

"Xiao Baibai jangan kemana-mana ya, setelah bulumu benar-benar kering maka kamu baru boleh masuk."

Ruanruan mengusap kepala serigala kecil itu, setelah itu ia pergi untuk mencuci pakaian Ji Yuan. Akhirnya dia kembali berlari keluar untuk menemani Xiao Baibai.

Ji Yuan keluar dengan menggunakan sandal, lalu dia duduk dan memeluk Ruanruan, dia melepaskan jaketnya dan menggunakannya untuk menutupi tubuh Ruanruan.

"Ruanruan tidak kedinginan, Master saja yang menggunakannya, jangan sampai terkena flu."

Ruanruan menarik tangan Ji Yuan dan bersikeras untuk membuat Ji Yuan mengenakan kembali mantelnya.

"Master memeluk Ruanruan, jadi Master sama sekali tidak kedinginan." Kata Ji Yuan dengan sabar.

Akhirnya Ruanruan tidak menolak lagi dan dia mendekatkan tubuhnya ke dalam pelukan Ji Yuan, tangannya yang kecil itu memeluk pinggang Ji Yuan yang kurus.

"Kalau begitu Ruanruan akan membuat Master merasa hangat." Ruanruan dapat mencium aroma harum yang samar dari tubuh Ji Yuan, dia dengan senang menempelkan kepalanya ke dada Ji Yuan.

Ruanruan membatin, 'Master sangat harum~ Sama seperti sebelumnya, aku paling suka berada di dalam pelukan Master. '

Tapi karena tubuh Ji Yuan yang tidak kuat, Ruanruan merasa sedih. Setelah dia merasa dirinya sudah besar, ia hampir tidak pernah meminta Ji Yuan untuk menggendongnya.

"Master, kapan Master akan pergi? Apa tidak bisa menemnai Ruanruan lebih lama lagi? Apa benar-benar harus pergi? Apa tidak bisa jika Master tidak meninggalkan Ruanruan? Ruanruan benar-benar tidak ingin Master pergi."

Suara Ruanruan yang pelan terdengar dari dalam pelukan Ji Yuan, suaranya terdengar kecewa dan sedih.

Ji Yuan melihat ke anak kecil yang ada di dalam pelukannya, sorot matanya terlihat sedih.

Karena sebenarnya dia juga tidak ingin berpisah dari Ruanruan.

Jika dia bisa, maka dia ingin selalu mendampingi Ruanruan tinggal di atas gunung dan melewati hari bersama-sama.

Ji Yuan mengusap kepala Ruanruan dengan lembut, lalu dia mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit yang penuh dengan bintang.

"Ruanruan sudah besar, tidak bisa selalu bergantung kepada Master. Burung kecil saat beranjak besar juga harus meninggalkan sarangnya dan belajar untuk terbang. Ruanruan, Master sudah mengajarimu berbagai pengetahuan, ilmu pengobatan dan ilmu bela diri, semua itu tidak boleh kamu lupakan. Saat Master kembali, Master pasti akan memeriksanya."

Kepala Ruanruan bergerak beberapa kali dan Ji Yuan tahu bahwa anak kecil itu sedang menangis.

"Hm, Ruanruan… tidak akan melupakan hal itu, aku… aku akan rajin."

"Hm… Ruanruan memang sangat penurut." Ji Yuan tersenyum, angin yang berhembus di bulan Maret sedikit dingin tapi tidak terlalu dingin.

Di langit malam yang gelap itu terdapat banyak bintang dan bulan sabit yang bersinar terang.

Mereka berdua duduk di balkon dan menikmati langit malam, Xiao Baibai yang ada di samping mereka juga sangat tenang dan terlihat sudah mengantuk.

  ***

Mereka tinggal di desa itu selama 2 hari, hampir semua penduduk desa sudah tahu bahwa mereka berdua adalah biksu. Ada banyak perempuan yang diam-diam memperhatikan Ji Yuan, tapi tidak ada yang berani untuk mendekatinya.

Bagaimanapun juga, sejak dulu tidak pernah ada laki-laki setampan Ji Yuan di dalam desa, walaupun ia adalah seorang biksu, tapi wajahnya benar-benar sangat tampan hingga menarik mata banyak perempuan.

Ruanruan dan Ji Yuan menikmati hidup mereka selama 2 hari dengan bebas hingga Ruanruan lupa tentang jadwal kepergian Ji Yuan.

Walaupun Ji Yuan melihat senyuman di wajah Ruanruan, tapi sorot matanya terlihat jelas bahwa dia masih tidak rela.

Pada malam ketiga, Ji Yuan sengaja menceritakan cerita malam untuk membuat Ruanruan tertidur. Dia selalu melihat ke wajah merah Ruanruan dan setelah beberapa saat dia baru menghela nafas.

Dia menggunakan jarinya untuk menyentuh wajah Ruanruan, sorot mata Ji Yuan terlihat muram dan terpancar emosi yang begitu rumit.

Dia menarik tangannya dari wajah Ruanruan lalu mengepalkan tangannya, setelah beberapa saat dia baru melepaskan tangannya dan terdapat bekas kuku di telapak tangannya.

"Ruanruan, tunggu Master mencarimu."

Dia bangkit berdiri lalu menulis sebuah surat di atas meja, setelah itu dia meletakkan surat itu di samping bantal Ruanran. Dia membungkukkan tubuhnya dan mencium wajah kecil Ruanraun.

Xiao Baibai menggigit jubah Ji Yuan seolah dia tahu Ji Yuan akan pergi.

"Jaga dia, ya." Kata Ji Yuan kepada Xiao Baibai.

Setelah itu dia membawa barangnya sendiri dan pergi dengan tidak rela. Saat dia berjalan hingga ke depan pintu, dia berhenti untuk waktu yang lama baru akhirnya dia menutup pintu.

Xiao Baibai memiringkan kepalanya, lalu dia menggunakan kepalanya untuk membentur pintu, jelas-jelas itu menimbulkan suara yang keras tapi Ruanruan tetap tidur dan sama sekali tidak terbangun.

Saat Ji Yuan pergi, dia bertemu dengan wanita tua pemilik rumah.

"Master, Anda… sudah mau pergi?"

Wanita tua itu terlihat kebingungan karena melihat Ji Yuan pergi seorang diri tanpa Ruanruan.

Ji Yuan menganggukkan kepalanya.

"Aku harus pergi untuk mengurus sesuatu, tapi tidak bisa membawa Ruanruan. Tolong jaga dia, besok papanya akan datang membawanya pulang."

Dari cahaya lampu, wanita tua itu dapat melihat wajah Ji Yuan yang pucat, sorot matanya terlihat tidak bersemangat dan dia terlihat kesepian.

Wanita tua itu melihat Ji Yuan, entah kenapa dia merasa sedikit tidak tega dan berkata, "Kenapa tidak menunggu anak itu bangun baru pergi? Besok anak itu pasti akan merasa sangat sedih."

Ji Yuan mengangkat kepalanya dan melihat ke arah langit malam, kedua matanya perlahan menjadi merah.

"Karena …"

Ji Yuan tidak tega, dia takut melihat Ruanruan menangis dan saat itu dia akan semakin tidak tega untuk pergi.

Wanita tua itu tidak bisa mendengar suara Ji Yuan dan dalam sekejap Ji Yuan sudah berbalik badan lalu pergi, bayangannya yang berwarna putih menghilang di tengah langit malam. Cahaya bulan yang cerah menyinari tubuhnya dan kemudian seolah ikut menghilang bersamaan dengan dirinya.

Wanita tua itu melihat ke arah Ji Yuan yang pergi untuk waktu yang cukup lama, kemudian akhirnya dia menghela nafas panjang.

Karena itu masalah orang lain, dia juga tidak bisa mengatakan apapun. Tapi dia dapat menebak bahwa Ji Yuan sebenarnya tidak tega berpisah dengan Ruanruan.

Walaupun mereka berdua baru tinggal selama 2 hari di rumahnya, tapi dia dapat melihat bahwa Ji Yuan bukan orang yang mudah berhubungan dengan orang lain.

Walaupun dia sering tersenyum tapi senyumnya terasa dingin dan membuat orang tidak berani untuk mendekatinya. Tapi sikap Ji Yuan kepada Ruanruan, tidak hanya sangat sabar, tapi senyumannya juga berbeda.

Keesokan harinya …

Ruanruan terbangun karena mendengar suara ayam yang berkokok.

"Master!"

Dia melihat ke sampingnya, Ji Yuan selalu tidur bersama dengannya dan setiap pagi Ruanruan akan berada di dalam pelukannya dan dapat mencium aroma harum tubuh Ji Yuan, tapi hari ini di atas ranjang hanya ada dirinya seorang diri.

Ruanruan langsung bangkit duduk dengan perasaan takut, matanya merah tapi dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak membiarkan air matanya menetes. Dia membuka selimutnya lalu turun dari ranjang, dia bahkan tidak menggunakan alas kaki apapun dan langsung berlari keluar mencari Ji Yuan.

"Master, Master ada di mana?... Jangan tinggalkan Ruanruan."

Dia mencari ke segala tempat tapi dia tetap tidak bisa menemukan Ji Yuan.

Ruanruan selama ini adalah anak yang kuat, walaupun saat kecil dia merasa begitu lelah karena berlatih bela diri, tapi dia tidak pernah menangis. Namun sekarang dia sama sekali tidak bisa menahan tangisnya, dan air matanya terus menetes.

Wajahnya yang putih perlahan berubah menjadi merah karena terus menangis. Dia kembali ke kamarnya dengan sedih lalu Xiao Baibai menangis sambil mengusap-ngusapkan kepalanya ke kaki Ruanruan.

"Xiao Baibai, Master… Master meninggalkanku, Master tidak ada…" Dia menangis lalu berkata lagi, "Aku mau pergi mencarinya."

Ruanruan terus mengusap air matanya dengan punggung tangannya, dia membereskan barang-barangnya sambil terus menangis, 'Aku tidak mau mencari papa, aku mau Master… Master tidak menginginkanku lagi karena aku anak nakal.'

Xiao Baibai melolong, kemudian dia menggigit ujung celana Ruanruan, setelah itu dia menariknya ke arah ranjang beberapa kali.

Akhirnya Ruanruan melihat sebuah kotak kayu kecil di sana.

Kotak kecil itu sangat indah, tadi karena begitu panik dia tidak melihatnya.

Saat melihat kotak kecil itu, Ruanruan langsung tahu bahwa itu adalah kotak milik Ji Yuan.

Dia meletakkan tasnya lalu naik ke atas ranjang, kemudian dia membuka kotak kecil tersebut.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login