Download App

Chapter 30: Chapter 30

"Liany beneran loe istrinya Nathan?", tanya Dewi saat mendekati Liany yang duduk seorang diri di taman kampus.

"Ada apa Dewi? Kamu masih penasaran sama Nathan?", tanya Liany tersenyum.

"Loe ngga beneran jadi istrinya Nathan kan? Masa si? Soalnya waktu seminar aja loe jauh-jauhan gitu dari Nathan", ujar Dewi sewot.

Liany hanya tersenyum lalu mengeluarkan dompetnya dan mengambil satu buah kartu dari dompetnya lalu memberikan nya pada Dewi.

"Ini buktinya kalau kamu masih ngga percaya", ujar Liany.

Dewi mengambil kartu itu, membacanya sebentar lalu mengembalikannya lagi kepada Liany.

"Iya deh gw percaya. Selamat ya. Sumpah gw ngiri banget. Gw suka banget sama Nathan tapi tenang aja, dikamus gw ngga ada tuh jadi pelakor", ujar Dewi cuek.

"Iya aku percaya kok kamu teman yang baik. Mau kenalan langsung sama Nathan?", tanya Liany.

"Emang dia kesini?", tanya Dewi.

"Tuh dia Uda diri dibelakang kamu dari tadi", ujar Liany menunjuk Nathan yang memang sudah berdiri dari tadi dibelakang Dewi namun tidak disadarinya.

"Astaga, loe kenapa ngga bilang si. Hai gw Dewi temannya Liany", ujar Dewi menyodorkan tangannya dan Nathan hanya bersalaman sebentar lalu menariknya dengan cepat.

"Kamu sudah selesai? Ayo pulang", ajak Nathan tanpa menghiraukan Dewi yang sepertinya ingin mengajaknya berbicara.

Nathan langsung menarik tangan Liany agar ia mengikuti langkah Nathan. Liany hanya tersenyum melihat tingkah suaminya itu.

"Itu si Dewi masih mau ajak ngobrol kamu loh, kamu nya udah main kabur aja", ujar Liany saat mereka sudah di dalam mobil.

"Ngga akh, aku ngga berani dekat perempuan lain nanti istriku cemburu", ujar Nathan tenang sambil mengendarai mobil nya.

"Mana ada si aku cemburu, dulu aja waktu masih jadi sekertaris kamu aku sering terima kado buat kamu kok. Banyak loh yang kirimkan, cantik-cantik lagi orangnya", ujar Liany menggoda.

"Hmm tau gitu mending aku temui aja ya mereka", balas Nathan yang membuat raut muka Liany berubah.

"Iya harusnya kamu temui mereka, ajak lunch atau dinner bareng sekalian trus nonton deh. Ngga sekalian nikahin aja biar punya istri banyak", ujar Liany ketus lalu membuang mukanya ke arah luar mobil.

"Wah ide bagus tuh. Kayanya masih ada si yang suka kirim ke kantor. Nanti aku suruh orang promosi turunkan berita tentang pernikahan kita ya biar tambah seru", balas Nathan sinis.

"Good idea tuh. Aku akan suruh bagian promosi di LH Group juga hapus berita tentang kita jadi bisa lebih ngga ada jejak lagi", makin kesal Liany.

"Liany tolong jawab aku dengan jujur. Siapa aku", tanya Nathan menatap Liany setelah ia menepikan mobilnya dipinggir jalan yang sepi.

"Kamu Nathan Utama", ujar Liany.

"Siapa aku bagimu?", tanya Nathan lagi.

"Suamiku", jawab Liany singkat.

"Suami ?. Pernahkan kamu mencintai suamimu ini? Jawab aku dengan sejujurnya", ujar Nathan tegas.

Nathan memegang kedua lengan Liany erat dan tatapannya tajam menembus mata Liany. Liany makin terpesona dengan pria yang telah hampir setahun ini menjadi suaminya yang sah, pria yang telah masuk ke dalam relung hatinya dan telah mempunyai tempat tersendiri di sana. Liany mendekatkan wajahnya ke wajah Nathan dan kemudian dia mencium bibir Nathan lembut.

"Aku mencintaimu dengan seluruh hatiku", ujar Liany lembut.

Nathan langsung menangkap belakang kepala Liany dan mencium lagi bibir Liany. Setelah puas dia memeluk tubuh istrinya erat.

"Begitu juga aku. Aku mencintaimu dengan segenap hatiku. Jangan pernah dekatkan perempuan mana pun kepadaku lagi karena bagiku tiada perempuan lain selain kamu yang pantas aku cintai. Jadilah milikku selamanya", bisik Nathan. Liany mengangguk dalam pelukan Nathan.

"Ayo kita pulang, hari mulai tambah panas. Aku buatkan kamu cemilan yang kamu suka ya di rumah", ujar Liany.

Nathan tersenyum lalu melepaskan pelukannya. Kemudian mereka kembali berkendara. Saat di jalan Liany kebingungan karena mereka justru mengarah ke kompleks perumahan Hendrawan.

"Loh Nathan kenapa ke rumah papa? Bukannya kita mau pulang?", tanya Liany lembut.

"Iya kita mau pulang. Emang mau kemana?", tanya Nathan tersenyum misterius. "Ini kan ke arah rumah papa. Kalau rumah kita kan tadi belok ke sana", ujar Liany sambil menunjuk ke arah belakangnya.

Nathan hanya tersenyum dan tetap berkendara. Tak lama mereka tiba di depan sebuah rumah yang berbeda gang dengan rumah Hendrawan. Rumah yang memang Liany inginkan. Nathan memberikan sebuah remote control kepada Liany.

"Ini rumah kamu. Ini remote untuk pintu gerbang. Aku sudah renovasi biar kamu ngga perlu turun buka pintu lagi. Dan pintu utama itu pakai kunci digital, tanggal lahir kamu sayang", ujar Nathan sambil menyentuh lembut pipi Liany. Liany langsung memeluk Nathan erat.

"Aku cinta kamu Nathan. Makasih ya. Eh tapi barang kita kan masih di rumah lama", ujar Liany.

"Baju dan buku kamu sudah pindah semua kesini. Aku sudah suruh orangku bereskan", ujar Nathan tersenyum.

Saat Liany membuka pintu utama rumah barunya, dia tercengang melihat isi rumahnya.

"Gimana kamu tau aku mau sofa ini?", tanya Liany sambil duduk di sofa di ruang tamunya.

"Aku soalnya ngga sengaja lihat saat kamu tag sofa ini di online shop kamu", ujar Nathan lembut.

Liany lalu berdiri dan berjalan mendekati Nathan. Dia melingkarkan tangannya ke leher Nathan lalu mencium bibir suaminya dengan mesra.

Saat akan melepaskan, Nathan menahan kepala Liany agar tetap mencium nya dan kembali mereka berciuman. Liany melirik matanya ke arah pintu ternyata Nathan telah menutup rapat pintu rumahnya.

"Dimana kamar kita?", bisik Liany saat Nathan melepaskan ciumannya.

Nathan menunjuk ke arah sebuah ruangan. Liany menggandeng suaminya mengikuti langkahnya menuju ke arah kamar itu.

Setelah menutup rapat kamarnya, Liany membuka kancing kemejanya satu persatu sambil tetap tersenyum pada Nathan yang membelalakkan matanya.

"Aku akan menyerahkan diriku sepenuhnya padamu sekarang. Lakukan yang kamu mau padaku ya tapi dengan lembut", bisik Liany ditelinga Nathan saat ia telah tidak mengenakan sehelai pun pakaian di tubuhnya. Nathan langsung mendorong lembut Liany ke atas tempat tidur.

"Biarkan aku menatap tubuh istriku dulu sebelum aku lumat habis semua", ujar Nathan dengan menggebu-gebu.

Liany tersenyum saat Nathan menciumi setiap jengkal tubuhnya ia menggeliat yang makin membuat nafsu Nathan menjadi. Saat Nathan akan memasukkan dirinya pada diri Liany, Nathan berbisik lembut pada istrinya.

"Tahan ya sayang", ujarnya dan Liany yang memerah mukanya menahan sakit hanya mengangguk.

Akhirnya mereka telah bersatu secara seutuhnya. Nathan meniduri Liany berkali-kali seakan dia tak ingin berhenti melakukan nya sehingga hampir semua energy Liany terkuras melayani suaminya.

"Akh sayang, berhentilah sebentar, Aku lelah", bisik Liany kemudian memejamkan matanya.

"Hmmm baiklah. Tapi kamu dilarang pakai baju. Biar aku tutupi dengan selimut saja", ujar Nathan dengan tetap memeluk tubuh polos Liany yang kemudian ia tutupi dengan selimut.

Namun tetap saja tangannya bergerilya menyentuh setiap inci tubuh istrinya yang telah terkulai lemas dan tak lama mereka berdua tertidur.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C30
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login