Download App

Chapter 2: Kejadian yang Aneh

Setelah berjalan menuju apartemen mewah, aku langsung bergerak diam-diam untuk menghindari kontak yang tidak perlu. Setelah memasuki apartemen, aku langsung menyimpan belanjaan dan mulai makan dengan lahap.

Setelah menghabiskan semua makanan, aku langsung pergi menuju ruang game. Aku menyalakan PC-ku. Kemudian, aku langsung membuka aplikasi CS:GO (Counter-Strike: Global Offensive). Setelah laman CS:GO muncul, memperlihatkan profil "AxTeRt" dengan level "Global Elite" dengan skin senapan yang bagus.

Aku menekan tombol Competitive dan muncullah player di map "Mirage" dan aku berperan sebagai teroris untuk memasang bom atau membantai semua polisi. Game pun berlangsung cepat. Aku mengalahkan mereka dengan mudah tanpa mati sekalipun. Aku tidak pernah memasang bom itu. Jadi, aku menjatuhkan bom itu dan membiarkan orang lain untuk memasang bom itu.

"Mudah sekali," gumamku memegang keyboard dan mouse secara cepat

"Apakah kau terlalu kuat atau mereka yang terlalu lemah?" Tanyaku melihat lawannya tertembak

"Lanjut saja," ucapku datar

Tak lama kemudian skor pun diperlihatkan dengan aku mencapai puncak klasemen tanpa mati sekalipun.

"Hmph… Puncak klasemen lagi." Aku menggerutu dengan skor klasemen itu.

"Ya sudahlah. Lanjut lagi."

Game kedua pun dimulai diikuti dengan player yang bermunculan. Aku mendapatkan role menjadi Polisi. Seperti biasa lawanku kalah dengan cepat. Aku selalu menembak mereka di kepalanya. Baik dengan SMG, maupun Rifle, Alhasil, skor menunjukkan 16-0 dengan aku berada di puncak klasemen.

"Sama saja seperti tadi."

"Game ketiga."

Game ketiga sama saja dengan sebelumnya. Alhasil, mereka protes dengan gaya permainanku yang solo dan akhirnya aku di-banned selama 3 jam.

"Arghh. Dasar Bodoh! Ya sudah aku mau main game yang lain."

Akhirnya aku keluar dari game CS:GO dan beralih ke game yang lain.

Di game RPG, Aku bermain solo dengan level maksimal dan membunuh monster dengan cepat melalui cakar yang sadis. Selain itu, jika ada orang yang macam-macam padaku, aku akan membunuh mereka. Mereka mati lagi, aku mengalahkan mereka lagi .

"Maju sini kalian. Aku akan menghabisi kalian (menatap layar komputer dengan serius)"

"Hiya!! (seru player)"

"Hiya!! (seru player)"

"Tring!! (Suara pedang)"

"Srak!! (tebasan)"

"Pyung!! (panah melesat)"

"Cekrek! (suara cakaran)"

Mereka yang sudah mati tidak berdaya akan dihantui dengan rasa takut dan frustasi. Mereka marah-marah di kolom komentar. Alhasil, mereka tidak ingin bermain lagi untuk selamanya.

Setelah bermain game dengan lama, aku yang sedang menatap layar komputer menahan kantuk dalam waktu yang lama. Akhirnya, saya keluar dari game RPG dan mematikan komputer itu.

Setelah mematikan komputer itu, aku langsung memejamkan mataku di depan komputer untuk beberapa saat. Setelah sejam berlalu, aku terbangun dengan paksa dan suasana apatermenku terasa sepi. Tidak ada siapapun selain aku yang menghuni apartemen itu. Ruangan yang gelap di pagi hari. Aku tidak pernah membuka gorden itu sekalipun.

Tidak mudah pengurus apartemen masuk apartemen dengan seenaknya. Mereka hanya berada di pintu depan dan tidak akan memasuki apartemen mengingat mereka memiliki kode etik yang harus dipegang oleh mereka.

Setelah aku minum kopi panas di dapur, aku membaca komik yang telah kubaca sebelumnya. Mataku terasa berat. Kantung mataku yang sangat membebaniku untuk tidur, tapi aku menolaknya. Pandanganku terasa berat sehingga aku tidak bisa membaca komik dengan baik. Mataku perlahan-lahan tertutup dan… Mataku terbuka secara tiba-tiba.

"Apa yang terjadi? (terkejut)"

Aku berbaring di hutan yang terpapar sinar matahari. Hutan yang luas dan sangat lebat. Tidak sedikit hewan liar berkeliaran di luar sana. Aku tercengang dengan suasana tempat itu. Aku heran dengan perubahan ini.

"Sedang apa aku disini?"

"Ini dimana?"

Pandanganku ke hutan itu dengan tajam. Aku yang masih berbaring di hutan itu segera beranjak dan bergerak mengelilingi sekitar. Disana, ada banyak hewan liar yang bersembunyi di dalam semak belukar.

"Sial! Aku dimana? (kesal)"

"Seingatku aku berada di apartemen, bagaimana bisa?" pikirku heran sambil menggigit jariku.

"Sialan! Aku harus bagaimana?"

"Harus kemanakah kau ini?"

Semua yang kupikirkan itu mengalir begitu saja. Semua kekesalanku meledak sambil berjalan di hutan. Setelah berjalan beberapa langkah yang merepotkan, aku yang berjalan tanpa tujuan bertemu dengan sosok yang besar.

Dia menolehku dengan tatapan yang tajam. Dia memiliki cakar di keempat kakinya dan berbulu coklat. Dia menatapku dan "Roar!"

Aku dengan reflek lari menjauhi monster itu. Monster itu adalah beruang grizzly dengan gigi taringnya yang tajam. Ia mengejarku dengan langkah kaki yang cepat sehingga dia bisa mengejarku.

"SIAL! KENAPA ADA BERUANG DISINI?" pikirku sambil berlari.

"Aku harus memikirkan sesuatu untuk keluar dari sini."

Saat beruang itu mendekatiku, langkah kakiku tidak mendapatkan pijakan yang baik sehingga aku terjatuh. Dia dengan cepat mengayungkan cakarnya kepadaku. Serpihan darah keluar dari punggungku.

"Aaaaaa!!"

"Kalau seperti ini, aku akan mati diterkam beruang itu. Aku harus melakukan sesuatu."

Saat beruang itu akan mengeluarkan amukannya untuk membunuhku. Aku menggulingkan diriku ke kiri lalu melemparkan segumpal tanah ke beruang itu. Dia terkena tanah itu dan berteriak dengan keras.

Aku pun langsung mengambil langkah sambil meringis kesakitan di punggungku dan mulai berlari sekencang mungkin.

Tak lama kemudian, beruang itu langsung mengamuk dan mengejarku dengan cepat dan tatapan yang mengerikan. Aku pun langsung berlari tanpa menghiraukan beruang itu. Namun, aku terjatuh di lembah yang curam dan aku terguling disana. Beruang itu langsung melintas lembah itu dan dia mulai mengayunkan cakarnya kepadaku.

Aku pun langsung menghindar sebelah kanan lalu menggulingkan diri dengan untuk keluar dari cengkraman hewan buas itu. Akhirnya aku lepas dari cengkramannya. Dia tidak bisa menggapai cakaran itu kepadaku. Aku pun keluar dari lembah itu dengan selamat, tapi aku menabrak pohon itu dan tepat mengenai kepalaku.

Aku yang menabrak pohon itu tidak bisa berdiri dalam waktu yang dekat. Aku mungkin selamat dari beruang itu. Akan tetapi, ada banyak rintangan yang akan menghalangi. Aku membalikkan badanku dan terduduk untuk sementara waktu.

"Heh…. Heh…. Heh….Aku selamat. Untung saja aku mendapatkan reflek itu dari manga yang kubaca."

"Kurang ajar! Jika aku bertemu orang yang melemparku ke hutan ini, aku akan mencekiknya nanti." batinku dengan kesal.

Setelah mengeluarkan kekesalan yang tidak berguna itu, aku berdiri dengan pelan dan hati-hati. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Aku berjalan di hutan musim panas yang lebat itu. Rasanya tidak ada jalan keluar.

"Pokoknya, aku harus keluar dari sini bagaimana pun caranya," tekadku.

Setelah berjalan dengan susah payah akibat punggungku dicakar oleh beruang itu, Darah di punggungku berhenti mengalir dan mulai memulihkan diri. Aku berjalan dengan lambat dan akhirnya tumbang dengan tengkurap karena kelaparan.

"Sial! Aku lapar. Tidak ada yang bisa dimakan disini."

"Mungkin aku istirahat sebentar."

Aku pun memejamkan mataku yang tengkurap itu dan akhirnya tertidur seperti orang sekarat.

Aku mendengar suara yang menyebalkan di mimpiku. Mereka seolah-olah mengejekku dan berbuat seenaknya sehingga aku merasakan tumbuh kebencian dalam diriku. Aku mendengar pasangan dengan nada yang pelan itu dan menghilang begitu saja. Mereka seperti orang egois dan narsis dengan penampilan mereka.

Aku terbangun setelah melihat mimpi itu dan aku mulai berjalan lagi.

Tiba-tiba ada suara tembakan yang hampir mengenai badanku. Aku menoleh arah tembakan itu dengan gegabah dan tidak terlihat seorang pun yang aku lihat.

Ia mengatakan sesuatu yang membuatku jijik dan mual untuk mendengarnya.

"Hey. Little Boy. What are you doing here? This is my territory."

Aku mulai menjawab suara itu dengan kasar.

"Siapa kau?"

"Who are you yourself?" suara itu nanya balik.

Suara itu semakin membuatku kesal dan menjawab pertanyaan itu dengan penuh amarah.

"Jangan tanya balik pertanyaanku."

"You too, you idiot."

Orang itu menunjukkan diri dengan armor hitamnya dan senapan serbunya. Ia menghampiriku dengan penuh kekesalan dan aura yang dingin.

Dia….

{{{•••}}}


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login