Download App
0.61% My Mafia Boy

Chapter 2: MMB [01]

Cella duduk di sofa ruang tamu bersama Reyga. Rasanya canggung sekali setelah sekian lama tidak berjumpa sama sekali.

"Kamu nggak kangen sama aku Cel?" tanya Reyga membuat Cella mengalihkan pandangannya menghadap Reyga.

Cella menarik napas panjang, dan memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya ia mengeluarkan suara.

"Ya jelas lah aku kangen pake nanya segala! Kamu tiba-tiba aja ngilang, nggak ada kabar sama sekali. Aku stres banget nyari kamu tau nggak? Aku sampe lupa makan, nggak bisa tidur gara-gara kamu! Terus tiba-tiba enak aja kamu dateng kayak gini," ucap Cella mengeluarkan kekesalannya.

"Udah marahnya?" tanya Reyga tersenyum kecil sembari mengelus pipi Cella pelan.

"Belum!" ucap Cella dan mengalihkan pandangannya.

"Ternyata tuan putri kecil aku masih belum berubah," ucap Reyga terkekeh kecil dan mengusap kepala Cella lembut.

Hati Cella menghangat gara-gara perlakuan dan perkataan Reyga. Reyga benar-benar masih mengingat semua tentangnya.

"Cella maafin aku waktu itu karena tiba-tiba ninggalin kamu. Tapi percaya, selama itu aku sama sekali nggak ngelupain kamu," ucap Reyga menangkup wajah Cella yang sudah berkaca-kaca tersebut.

Anggap saja Cella cengeng, ya memang begitu. Cella tidak peduli sejelek apa wajahnya saat menangis. Reyga membawa Cella ke dalam dekapannya, membiarkan Cella bersandar di dada bidangnya.

"Mulai sekarang aku nggak bakal ninggalin kamu tuan putri kecilku," bisik Reya di telinga Cella.

"Jangan Rey," ucap Cella membuat Reyga mengernyit bingung.

"Jangan kasih aku harapan kalau kamu nggak akan pergi lagi. Jangan kasih aku harapan kalau kamu bakal selalu di samping aku. Jangan janjiin sesuatu yang nggak bisa kamu tepatin," lanjut Cella membuat Reyga mengeratkan dekapannya. Sampai kapan pun juga Reyga tidak akan meninggalkan Cella.

Ya, sampai kapan pun bahkan kematian pun tidak bisa memisahkan mereka berdua.

---

"Mama tadi kemana? Kok waktu Cella pulang mama nggak ada di rumah?" tanya Cella saat sedang makan malam bersama kedua orang tuanya.

Cella adalah anak tunggal dari pasangan Leo dan Dania, apalagi Cella adalah anak perempuan. Jadi wajar saja kalau ia sangat dimanja dan mendapatkan banyak perhatian dari orang tuanya.

"Oh tadi mama lupa ngabarin kamu sayang, mama ada urusan mendadak di kantor mama," jawab Dania membuat Cella mengernyit tak percaya. Dania biasanya pulang kerja pukul 3 sore, sedangkan Cella pulang sekolah pukul 4 sore.

"Emangnya kenapa sayang?" tanya Leo, karena biasanya Cella tak mempermasalahkan hal ini.

"Jadi tadi Reyga dateng pa, ak-"

"Jadi dari tadi kamu berduaan sama Reyga di rumah?" tanya Dania dan dijawab anggukkan kepala dari Cella.

"Astaga anak itu benar-benar nggak berubah sama sekali ya," ucap Dania menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Dia masih punya nyali juga buat nunjukin diri," ucap Leo membuat Cella meringis kecil.

Kedua orang tuanya tau betul bagaimana keadaan Cella dulu saat ditinggalkan oleh Reyga. Dan tentu saja sangat susah untuk menenangkan Cella pada waktu itu.

"Besok suruh ke sini," ucap Leo membuat Cella bertanya-tanya.

"Mau apa pa?" tanya Cella.

"Ajak makan malam," jawab Leo membuat Cella menganggukkan kepalanya.

"Sekalian mau papa kasih pelajaran sedikit."

Selesai makan malam, Cella langsung menuju kamarnya. Cella pun mengambil handphonenya dan duduk di atas kasur empuknya.

Tiba-tiba ada sebuah panggilan masuk dari Reyga.

"Halo?" ucap Cella begitu mengangkat telepon.

Cella mengernyit bingung saat tak ada jawaban sama sekali dari Reyga.

"Halo Rey, kamu denger aku nggak? Halo?" ucap Cella berkali-kali.

"Iya aku denger sayang."

Cella tersenyum kecil mendengar balasan Reyga, bahkan sekarang pipinya terasa hangat.

"Ih apaan sih nggak boleh sayang sayang." Cella merebahkan tubuhnya dan menatap ke langit-langit atap kamarnya.

"Loh kenapa nggak boleh? Kalau aku boleh, tapi kalau laki-laki lain nggak boleh."

"Oh ya Rey tadi papa ngundang kamu buat ke rumah."

"Mau apa Cel? Nyuruh aku ngelamar kamu?"

Lagi-lagi pipi Cella menghangat gara-gara Reyga, untung saja saat ini mereka tengah teleponan. Coba kalau berbicara langsung? Tentu saja Cella akan malu dan Reyga pasti sangat puas.

"Kamu mah nggak bisa serius dikit."

"Aku serius Cel, aku kan balik buat ngelamar kamu."

Cella memeluk guling yang ada di sampingnya. Ini tidak adil, mengapa Reyga terus menggodanya seperti ini.

"Pokoknya besok malem kamu dateng aja. Siap-siap aja dieksekusi sama papa."

Cella bisa mendengar suara tawa dari Reyga di seberang.

"Aku harus siapin mental dong."

Cella tertawa kecil mendengar hal itu.

"Kamu harusnya sekarang udah kelas 12 kan Cel?" tanya Reyga.

"Iya, beberapa bulan lagi aku ujian. Emangnya kenapa Rey?"

"Gapapa aku mau ngepasin tanggal."

"Tanggal? Buat apa?" tanya Cella mengernyit bingung.

"Iya tanggal pernikahan kita."

"Reyga udah ah aku mau tidur!"

"Selamat tidur tuan putri kecilku."

Setelah Reyga mengatakan hal itu, Cella segera mematikan sambungan teleponnya. Cella senyum-senyum sendiri mengingat perkataan Reyga barusan. Ia rasa ia akan mendapat mimpi indah malam ini.

Keesokan harinya.

"Ma, pa Cella berangkat dulu ya," ucap Cella setelah selesai sarapan.

"Hati-hati ya sayang."

Cella menganggukkan kepalanya dan berjalan keluar rumah. Cella terkejut saat mendapati ada sebuah mobil di depan rumahnya. Cella lebih terkejut saat Reyga keluar dari dalam mobil itu.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Cella begitu menghampiri Reyga.

"Mau nganterin kamu ke sekolah ayo," jawab Reyga dan membukakan pintu mobil untuk Cella.

Cella pun menurut dan masuk ke dalam mobil, untuk apa menolak? Toh nanti pasti Reyga akan memaksanya dan akhirnya ia tetap akan pergi ke sekolah bersama Reyga.

Reyga mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan normal menuju sekolah Cella.

"Kamu nganterin aku segala emang nggak sibuk?" tanya Cella menatap Reyga yang sedang menyetir.

"Aku nggak akan pernah sibuk kalau buat kamu," jawab Reyga.

Cella mengalihkan pandangannya ke jendela mobil. Bagaimana ia bisa bertahan kalau Reyga terus saja menggunakan kata-kata manis seperti ini.

"Oh ya nanti malem aku harus pake jas, kemeja, atau pakaian casual aja?" tanya Reyga.

Cella pun berpikir sejenak sebelum menjawab pertanyaan Reyga.

"Terserah kamu. Kamu ganteng pake apa aja," jawab Cella membuat Reyga terkekeh kecil.

"Tapi jangan sampe telat nanti nggak dapet restu dari papa," lanjut Cella yang lagi-lagi menggoda Reyga.

"Iya tuan putri," ucap Reyga dan menarik pelan hidung Cella.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di sekolah Cella.

"Ya udah aku masuk dulu ya," ucap Cella saat hendak keluar dari mobil.

Namun tiba-tiba tangan Cella ditahan oleh Reyga.

"Kamu nggak mau ngasih aku sesuatu?" tanya Reyga membuat Cella mengernyit bingung.

"Enggak," jawab Cella ragu-ragu tak tau maksud Reyga.

Tiba-tiba saja Reyga mencium pipi Cella pelan, membuat Cella terkejut.

"Rey kam-"

"Udah sana masuk nanti aku jemput," ucap Reyga memotong perkataan Cella.

"Awas aja ntar pasti aku bales," gumam Cella lirih.

"Kamu ngomong sesuatu?" tanya Reyga.

"Nggak kok, aku sayang kamu byee."

"Lihat aja ntar," ucap Cella dalam hati.

to be continued.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login