Download App
50% Angel's Hand / Chapter 3: Keajaiban Pertama

Chapter 3: Keajaiban Pertama

Liora kini telah berada di rumahnya dan telah mengganti pakaiannya. Kini, ia tengah menikmati makan siangnya di meja makan.

Saat dirinya tengah menikmati makan siangnya, Reynan tiba-tiba datang menghampiri dirinya dan ikut duduk di sana.

"Ra, gimana dengan tangan kamu?? Sudah diobati??" ucap Reynan.

"Eh bang.. iya udah kok bang..." ucap Liora.

"Mana coba sini abang mau lihat.." ucap Reynan.

Liora pun lalu mengulurkan tangan kanannya pada Reynan. Reynan pun mengambil tangan kanan Liora dan memperhatikannya.

"Lho, ini kok kayak gak pernah kenapa-kenapa sih ra?? Masih mulus banget.. padahal tadi kan perasaan agak memar .. ini kenapa bisa begini?? Kamu berobat di mana?" ucap Reynan terkejut.

Liora menghentikan makannya.

"Iya kan bang?? Aku juga heran sih kenapa bisa seperti ini.. aneh.." ucapan Liora.

"Lho, kok gitu sih ra?? Memangnya kamu berobat di mana tadi??" ucap Reynan.

"Aku tadi gak berobat bang... karena kan tadi sewaktu di jalan itu, aku dan Zeina gak sengaja ketemu sama seorang nenek yang lagi duduk di pinggir jalan sambil peluk tas gitu. Nah terus aku suruh Zeina untuk berhentiin mobilnya karena aku pengen bantuin nenek itu.. barang kali kan dia butuh bantuan aku.. tapi ternyata setelah aku dan Zeina samperin nenek itu, nenek itu ternyata lagi jualan salep gitu.. nah terus kebetulan banget kan tangan aku juga habis cedera jadi aku iseng aja mau cobain salep nenek itu di tangan aku yang cedera.. nah terus nenek itu sendiri yang olesin salep atau cream nya di tangan aku yang cedera itu, sambil di pijit pelan-pelan.. nah terus dia kasih salepnya ke aku.. dia suruh aku tambahi sendiri salep itu di tangan aku yang cedera karena dia baru olesin sedikit.. nah terus aku coba olesin.. terus rasa sakitnya tiba-tiba hilang kak.. tapi pada saat itu lukanya masih kelihatan dan pada saat aku kembali lihat ke nenek itu, ternyata dia udah gak ada.. dia pergi ntah ke mana.. aku dan Zeina panik dong.. aku dan Zeina langsung lari masuk ke mobil karena takut dan lagi jalanan juga sepi banget..." ucap Liora.

"Kamu jangan ngomong yang aneh-aneh deh ra.. mana mungkin seperti itu.. Mungkin kalian gak lihat lagi kalau nenek itu pergi.. dan mungkin dia emang tukang pijit saraf.." ucap Reynan.

"Ihh beneran bang... makanya aku dan Zeina juga kaget dan takut.. makanya kita berdua langsung lari masuk ke mobil dan tancap gas.." ucap Liora.

"Ya Allah.. ada-ada aja sih kalian.. Terus sekarang salepnya mana??" ucap Reynan.

"Nah itu dia bang.. salepnya gak sengaja aku buang.. jadi gak tahu deh di mana.. tadinya kan kita mau balik lagi, tapi karena kita takut jadinya kita gak mau balik lagi lah.. serem ihhh.." ucap Liora.

"Ya udah kalau gitu besok kita balik lagi ke sana dan ambil salepnya.. abang juga pengen obatin luka di kaki abang akibat cedera karena main futsal kemarin.." ucap Reynan.

"Abang cedera juga waktu kompetisi??" ucap Liora.

Reynan pun mengangguk.

"Iya ra.. tapi gak separah luka kamu lah.. dikit aja.. lagian abang kan anak cowok jadi gak terlalu dirasa sakitnya.." ucap Reynan.

"Mana coba sini aku lihat.." ucap Liora.

"Mau ngapain sih?? Kamu lihat juga kan gak bisa obatin.." ucap Reynan.

"Ihhh abang sepele banget sih.. bisalah.. sini coba biar aku pijitin supaya gak terlalu sakit.." ucap Liora.

"Susah lah kalau di sini.. kamu selesaikan dulu makan kamu.." ucap Reynan.

"Udah kok bang.. udah selesai... ya udah ke ruang televisi aja bang.. biar aku kasih minyak dan pijit bentar.. barang kali kan rasa sakitnya sedikit hilang.." ucap Liora.

Reynan pun mengangguk.

"Iya deh boleh... badan abang juga lagi pegel banget ini.. sekalian ya ra.. ntar abang kasih duit deh.." ucap Reynan.

"Asyiapppp abangku tersayang.." ucap Liora.

"Dengar duit aja langsung senang kamu..." ucap Reynan.

Liora pun terkekeh.

"Hahah iya dong bang.. siapa coba yang gak senang kalau dengar uang?? Wkwk.." ucap Liora.

"Ya udah ayo.. ambil minyaknya di laci biasa ya.. abang ke sana duluan.. pengen ngelurusin badan.. pegel semua udah.." ucap Reynan.

"Okey sipp.." ucap Liora.

Reynan pun lalu pergi ke ruang televisi, sedangkan Liora pergi untuk mengambil minyak untuk memijit Reynan.

....

Zeina benar-benar tak habis pikir dengan apa yang tadi terjadi pada Liora tadi.

"Ihhh sumpah gue masih merinding kalau ingat sama kejadian tadi.." monolog Zeina seraya berjalan mondar-mandir di kamarnya.

"Ihhh kok bisa sih tadi gue sama Liora ketemu sama nenek seperti itu?? Aneh deh.. masa iya sih di zaman yang sekarang masih ada yang kayak begituan?? Ihhh... jangan-jangan itu nenek titisan wewe gombel lagi.. amit-amit deh.. untung aja tadi gue sama Liora bisa cepat-cepat pergi dari sana.. kalau enggak?? Ihhh gak tahu deh apa yang akan terjadi nantinya sama gue dan Liora.." monolog Zeina merinding. Zeina pun lalu langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan tertidur.

....

Liora menghampiri Reynan yang telah menelungkupkan tubuhnya, bersiap untuk dipijit oleb Liora.

"Kaki abang yang cedera yang di sebelah mana bang?? Dan yang mananya ini??" ucap Liora seraya duduk di samping tubuh Reynan yang sudah berbaring.

"Ini Ra yang kiri.. yang dekat mata kaki.." ucap Reynan.

"Oh ya udah sebentar ya..." ucap Liora. Liora pun lalu membuka tutup botol minyak kusuknya.

"Iya ra.." ucap Reynan.

"Bismillah.." gumam Liora ketika memegang bagian kaki Reynan yang cedera. Liora pun lalu mulai memijitnya perlahan dengan pijitan semampunya. Karena jujur, Liora tak punya bakat apa pun dalam hal memijit.

"Enak ra.. kok tumben sih pijitan kamu seenak ini?? Biasanya kan kayak cuma dipijit biasa doang.." ucap Reynan mengomentari.

"Enak ya bang?? Padahal ini tuh pijitannya kayak biasanya deh.." ucap Liora.

"Iya ra beneran enak deh.. dan kaki abang yang cedera, yang kamu pijit kayak gak ngerasain sakit sedikit pun.." ucap Reynan.

"Ha?? Masa sih bang??" ucao Liora.

"Iya beneran.." ucap Reynan.

"Hmm coba deh abang bangun dan gerakin kakinya.. masih sakit atau enggak gitu.." ucap Liora.

"Iyaya.. ini kayaknya lebih enakan soalnya sih ra.." ucap Reynan seraya bangkit berdiri dari posisi rebahannya.

"Hmm gimana bang??" ucap Liora.

"Ra.. sumpah demi apa ya kaki abang udah gak ada rasa sakit sedikit pun.. ini kamu belajar mijit di mana ra?? Serius lho ra.. udah pijitan kamu gak ada rasa sakitnya dan sakit di kaki abang juga sembuh.. hebat banget kamu.." ucap Reynan.

"Beneran bang??" ucap Liora tak percaya.

........

Thank You for Reading...

Maafkan Typo....

Please support this novel...

❤❤❤


CREATORS' THOUGHTS
Nurliza_Karen_Nita Nurliza_Karen_Nita

Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!

Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login