Download App
Disgraced Bride Disgraced Bride original

Disgraced Bride

Author: Aishimazaki

© WebNovel

Chapter 1: Bellina Devanka Ammari

Secara perlahan Bellina membuka matanya, ketika ia merasakan sedang tertidur di atas ranjang king size milik seseorang. Kedua manik matanya yang begitu indah menatap lurus ke arah lampu hias yang menggantung di atas plafon. Wajah Bellina terlihat sayu menahan rasa sakit dan ngilu di area sensitifnya. Tak lama Bellina mengedarkan matanya ke arah pakaian yang sudah berantakan di tubuhnya. Dengan cepat Bellina menarik selimut di sampingnya untuk menutupi beberapa bagian tubuhnya yang terekspos karena pakaian yang dikenakannya sudah koyak.

Bellina mencoba bangkit secara hati-hati untuk menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, dan mengingat kejadian semalam yang terjadi padanya. Walaupun ia harus menahan rasan sakit di kepalanya yang terus berdenyut dan juga di area sensitif akibat kegiatan semalam yang merenggut keperawanannya, setelah menjadi istri sah dari El Barack Gunadhya Nagara, seorang pengusaha sukses yang sangat terkenal di seantero perbisnisan di negara ini maupun di luar negeri. Namun Bellina tak tahu tujuan dari pria itu menikahinya untuk apa? Bahkan Bellina sama sekali tak mengenal sosok El Barack sebelumnya.

"Apa aku sudah tak perawan lagi?" lirih Bellina mendapati darah yang menempel di kedua kakinya.

Terdengar suara langkahan kaki dari arah luar, dengan cepat Bellina mengedarkan pandangannya ke arah pintu dan sudah terlihat jika handle pintu yang bergerak menandakan seseorang yang akan masuk. Jantung Bellina berdetak tak normal, terasa jika aliran darahnya pun mengalir tak sempurna. Bellina merasakan jika keringat dingin sudah mulai mengucur di sekujur tubuhnya yang terus merasakan takut harus bertemu dengan pria kejam yang telah merenggut kesuciannya semalam.

Bellina segera membenarkan pakaiannya yang berantakan, walaupun terlihat sudah koyak dan tak bisa menutupi beberapa bagian tubuhnya yang dapat terlihat oleh orang lain. Namun, tak ada cara lain yang dapat dilakukan Bellina selain tetap memakai pakaian yang sudah koyak ini, karena ia tak tahu bisa mendapatkan baju ganti dari mana dan menutupnya dengan selimut yang terdapat bercak darah.

"Ternyata kamu sudah bangun juga." Suara baritone itu terdengar jelas di telinganya, gerakan tangan Bellina terhenti ketika ia masih sibuk membenarkan pakaiannya sehingga ia tidak melihat seseorang yang sedang mengajaknya bicara.

Bellina mendongakkan wajahnya tepat di depan seorang pria yang sedang berdiri, dan pria itu tak lain adalah suaminya sendiri. Wajah tampan dari seorang El Barack tidak mampu membuat Bellina terpana akan pesonanya, karena sekarang yang ada dalam hati Bellina adalah sebuah rasa kebencian kepada pria yang sudah merenggut semuanya dari diri Bellina, termasuk pernikahan paksa ini tanpa adanya cinta.

Pria angkuh yang sedang berdiri sembari menyilangkan kedua tangan di dadanya itu bernama El Barack Gunadhya Nagara, seorang pria kaya dan penuh kuasa yang memaksa Bellina untuk menjadi istrinya, karena terus di desak oleh sang kakek Gerald Nagara untuk segera melahirkan garis keturunan demi melanjutkan dinasti kepemipinannya di Perusahaan Nagara Group. Bahkan pernikahan yang dilakukan keduanya pun terbilang sangat singkat. Bellina tidak bisa menolak ajakan El, ketika pria itu memberikan sejumlah uang dengan nominal yang begitu besar kepada sang bibi, satu-satunya keluarga yang masih dimiliki oleh Bellina setelah kedua orang tuanya meninggal dunia. Namun karena sang bibi begitu materialistis dan haus akan uang membuatnya begitu saja menjual Bellina untuk menjadi istri El Barack dan melahirkan keturunan untuknya.

El Barack adalah pria tampan, dengan postur tubuh yang proporsional, tatapannya begitu tajam dan memiliki rahang yang tegas. Sejuta pesona yang dimiliki pria berusia 28 tahun itu. Tak terhitung lagi para wanita yang menginginkan hanya untuk disentuh olehnya atau bahkan ingin menjadi simpanannya.

Pria itu mendekat ke arah Bellina yang masih diam tertunduk lesu dengan keadaannya ini, bahkan terlihat jika seprai yang berwarna putih sudah terdapat bercak darah, akibat hubungan semalam, ketika Bellina sudah kehilangan keperawanannya yang diambil secara paksa oleh El Barack.

El Barack menekan kuat dagu Bellina dan mengangkat dagu wanita itu agar menatap ke arahnya. Bellina harus menambah rasa sakitnya lagi, selain di area sensitifnya dan kini juga di dagunya yang ditekan kuat oleh pria gila itu.

"Aku kira kamu adalah wanita jalang yang sudah tidak perawan lagi, tapi ternyata aku salah, punyamu terlalu sempit sehingga aku kesulitan untuk memasukkan milikku ke dalam lubang milikmu itu," ucapnya sembari tersenyum kecil. Tanpa merasa kasihan dengan keadaan Bellina yang begitu menyedihkan.

Hati Bellina merasa teriris dan begitu sakit mendengar pelecehan verbal yang dilontarkan oleh El Barack, merasa jika masa depannya sudah hancur dengan diperistri oleh pria kejam sepertinya.

"Tapi kamu tenang saja, karena aku sudah memasukkan benih ke dalam rahimmu, mungkin sebentar lagi kamu akan segera hamil, dan yang kuinginkan dari kehamilanmu itu hanyalah keturunan untuk meneruskan dinasti kepemimpinanku di dalam Perusahaan Nagara," ucap El Barack yang melepaskan secara kasar cengkeramannya di dagu Bellina, dan tidak memperdulikan keadaan Bellina yang masih merasa kesakitan akibat ulahnya. Karena tujuan pria itu menikahinya hanya ingin memiliki keturunan dari rahim Bellina.

Wajah El masih begitu dekat dengan wajah Bellina, El Barack menatap lekat wajah cantik Bellina yang tampak pucat dan menurunkan pandangannya ketika Bellina berusaha menutupi bagian dadanya yang terlihat menggunakan kedua tangannya, sedangkan wanita itu hanya menatap penuh kebencian kepada El, walaupun belum ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya. Dan sekali lagi wajah tampan dan rupawan dari El Barack tidak membuat Bellina langsung jatuh cinta kepadanya pada pandangan pertama. Bagi Bellina percuma memiliki wajah tampan namun hati bagai iblis yang merenggut kebahagiaan orang lain demi kepentingannya sendiri.

El segera kembali ke posisi semula dan akan membalikkan tubuhnya untuk segera pergi.

"Dasar pria jahat dan kejam!" tegas Bellina yang menghentikan gerakan tubuh El yang hendak berbalik. "Kenapa kamu tega sekali melakukannya kepadaku … padahal aku sendiri tidak kenal siapa kamu, tapi dengan teganya kamu membawaku ke sini, memperistri dan melecehkanku, mengambil harta berhargaku satu-satunya untuk aku berikan kepada suami yang kucintai kelak," ucap Bellina dengan nada suara yang sedikit terisak, namun penuh penegasan.

"Jika kamu menginginkan seorang anak, kamu bisa menikahi wanita lain dan tidak harus aku yang menjadi korbannya," ucap kembali Bellina dengan berani. Sesekali Bellina mengusap matanya yang terasa sudah mengeluarkan air mata, dan menahan rasa sakit di area sensitifnya. Bellina teringat jika El Barack melakukannya dengan cara yang sedikit kasar maka dari itu ia sangat merasakan kesakitan seperti ini, dan sedikit trauma dengan yang dialaminya walaupun tidak parah.

El Barack sudah mengepalkan kedua tangannya kuat, ingin sekali ia menampar dan menyumpal mulut Bellina yang sudah berani berkata kasar kepadanya. Namun ketika kedua matanya melihat dengan jelas Bellina yang sedang meringis kesakitan sambil memegang area sensitifnya, bahkan darah segar yang mengalir di kaki jenjang Bellina, membuat El Barack sedikit melemah.

"Pelayan." Panggil El kepada salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya.

Tak menunggu lama, sang pelayan pun tiba dan sudah berdiri di depan El dengan posisi menundukkan kepalanya.

"Iya Tuan El."

"Bibi, urus perempuan itu dengan sebaiknya, dan ganti sprainya yang terkena bercak darah," titah El kepada sang pelayan yang bernama Ema.

"Baik Tuan El."

Daripada El terus berdiri dan rasa kasihan tumbuh di hatinya. Lebih baik baginya pergi keluar, bagi hidup El tak ada yang harus dikasihani termasuk Bellina. Karena ia sudah membayar mahal kepada bibi dari Bellina, agar keponakannya itu mau melahirkan keturunan untuknya di depan sang kakek yang sebentar lagi akan segera tiba ke tanah air.

"Ayo Non, biar bibi bantu," ucap sang pelayan perempuan yang bersikap ramah kepada Bellina. Bahkan wajah pelayan itu terus menyiratkan senyuman di wajahnya.

Bellina memegang tangan pelayan yang sudah ditadahkan ke arahnya, untuk membantu memapahnya ke dalam kamar mandi. Dengan penuh kesabaran pelayan wanita itu membantu Bellina turun dari ranjang, bahkan di bagian kakinya sudah mengalir darah.

Sedangkan di depan pintu, El tak benar-benar pergi, dan mengarahkan matanya kembali ke arah Bellina yang sedang kesulitan untuk berjalan. Bahkan terlihat raut wajah Bellina yang terus meringis kesakitan menahan rasa sakit dan ngilu. Terdapat sedikit rasa tak tega di dalam diri El melihat wanita yang sudah ia nikahi dalam keadaan tak berdaya. Tapi El langsung menepis jauh-jauh perasaan kasihannya kepada Bellina. Bagi El jika Bellina hanya sebagai alat untuk melahirkan keturunannya, dan tidak ada cinta di dalam hubungannya dengan perempuan itu. El segera melangkahkan kakinya cepat pergi keluar.

To Be Continued...


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C1
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login