Download App

Chapter 26: TAPE ULI SPESIAL

POV Sakura

Sesuai dengan perintah Ethan kepergian Sakura ke panti asuhan diantar oleh Leo sebagai sopir sekaligus bodyguard yang mendampingi dirinya. Di sepanjang perjalanan menuju ke arah panti asuhan, mereka berdua lebih banyak diam dan sibuk dengan pikiran masing-masing.

Sakura sendiri sibuk memikirkan apa yang akan dia sampaikan kepada Maura, tentang hubungannya dengan Ethan saat ini. Juga bagaimana kalimat yang tepat untuk menceritakan tentang pernikahannya beberapa waktu yang lalu dengan Maura, tentunya ditambah sebuah alasan yang masuk akal kenapa dia tidak diajak serta saat itu.

"Aku tidak mungkin berbohong terhadap Maura, sebab gadis kecil itu terlalu pandai sekali, dan juga sangat dekat denganku. Sehingga dia sangat tahu pasti, apabila aku sedang berbohong atau tidak kepadanya. Sebaiknya nanti aku berbicara apa adanya saja dengan Maura, toh, saat ini pernikahan aku dengan Ethan sudah berjalan dengan lancar, dan rasanya kehadiran Maura sudah tidak menjadi sebuah masalah, juga tidak akan menjadi bahan gosip di mana-mana karena pesta sudah usai," gumam Sakura bermonolog.

Sakura menarik nafas panjang lalu menghelanya perlahan, dia berusaha menenangkan diri agar dapat berbicara dengan tenang dan meyakinkan Maura nanti. Sehingga anak kecil kesayangannya itu tidak akan ngambek dan marah lagi terhadap dirinya.

"Kita sudah tiba di panti asuhan, Bu Sakura!" ujar Leon memberitahukan, sehingga cukup mengejutkan Sakura yang saat ini sedang menatap keluar kaca pintu mobil.

"Oh, i-iya, terima kasih, Pak Leon. Kau ikutlah masuk bersama denganku, karena Bu Hanna dan Mbak Sukma saat ini membuat tape uli makanan khas Betawi, biasanya rasanya enak dan manis sekali. Bu Hanna sengaja membuatnya untuk menyambut kedatanganku, kau pasti nanti ketagihan," ajak Sakura sambil tersenyum ramah.

"Tape uli?"

"Iya, Pak Leon pernah 'kan makan tape uli?" tanya Sakura sambil mengerutkan keningnya.

"Pe-pernah Bu, dulu saat saya main ke rumah orang tua Mama saya yang orang Betawi asli di Condet, memang makanan itu rasanya enak sekali Bu, saya saja sampai ketagihan dulu. Hanya saja sudah lama saya tidak main ke Condet, jadi sudah lama juga tidak pernah makan tape uli lagi," jawab Pak Leon dengan raut wajah yang terlihat senang sekali.

"Ya sudah, makanya untuk menghilangkan rasa rindunya, sekarang Pak Leon ikut bersama dengan saya masuk ke dalam panti asuhan. Agar bisa kembali merasakan nikmatnya tape uli buatan Bu Hanna dan Mbak Sukma, dan asal Pak Leon tahu, tape uli itu juga merupakan makanan kesukaan aku, loh!" ajak Sakura lagi.

"Baiklah kalau begitu, Bu," jawab Pak Leon sambil tersenyum senang.

Kemudian mereka berdua pun keluar dari dalam mobil dan berjalan menuju ke pintu masuk panti asuhan. Di depan pintu sudah tampak Mbak Sukma dan Bu Hanna menyambut kedatangan Sakura sambil tersenyum senang. Saat ini pantai asuhan terlihat sepi sekali tidak seperti biasanya, yang selalu ramai dengan suara anak-anak panti yang sedang bermain.

"Assalamu'alaikum ... apa kabarnya Bu Hanna, Mbak Sukma?" tanya Sakura sambil meneteskan air matanya memeluk mereka berdua secara bergantian.

"Alhamdulillah, kabar kami baik, Nak, bagaimana denganmu sendiri, baik-baik saja 'kan?" tanya Bu Hana sambil memandang lekat kepada diri sakura, dari ujung kepala hingga ujung kaki. Seakan dia ingin meyakinkan dirinya, bahwa keadaan Sakura saat ini benar-benar baik-baik saja.

"Alhamdulillah, aku juga keadaannya baik-baik saja, Bu," jawab Sakura sambil tersenyum tipis dan mengelap air matanya menggunakan tangan.

"Benar kau baik-baik saja, Nak? Tuan Ethan tidak melakukan hal yang buruk 'kan terhadap dirimu?" tanya Bu Hanna kembali memastikan dengan raut wajah yang tampak cemas.

"Benar Bu ... alhamdulillah, ternyata dia seorang lelaki yang tidak terlalu buruk, seperti apa yang kita sangkakan selama ini," jawab Sakura sambil menggenggam kedua tangan Bu Hana dan tersenyum lembut.

"Syukurlah kalau begitu, Ibu senang sekali mendengarnya. Ayo, sekarang kalian masuk ke dalam, seperti yang sudah Ibu katakan di dalam pesan via whatsapp, bahwa Ibu sudah membuatkan tape uli kesukaanmu," ajak Ibu Hanna sambil merangkul pundak sakura dengan penuh kasih sayang dan kerinduan.

"Oh ya, Bu, ke mana anak-anak? Kok, panti asuhan terlihat sepi sekali, tidak seperti biasanya?" tanya sakura sambil berjalan masuk menuju ke arah ruang tamu bersama dengan Bu Hana dan yang lainnya. Kemudian mereka semua duduk di sofa berwarna merah maroon yang terdapat di sana.

"Kurang lebih 1 jam yang lalu, anak-anak pergi ke taman safari bersama dengan Nak Azam. Dia mentraktir anak- anak panti dengan menyewa bus besar, mengajak mereka untuk berekreasi, katanya sih, dalam rangka syukuran hari ulang tahunnya, Nak Azam," jawab Bu Hanna menjelaskan.

"Oh, Azam ulang tahun ya, pantas saja kalau begitu, aku benar-benar lupa dengan tanggal lahirnya. Dia sungguh-sungguh seorang lelaki yang sangat baik sekali ya, Bu. Azam masih seperti dulu, hatinya tetap dermawan tidak berubah apalagi terhadap anak-anak yatim-piatu," komentar Sakura sambil tersenyum senang.

"Iya, Ibu juga sangat salut dengan, Nak Azam," sahut Bu Hanna ikut memuji.

"Ibu dan Mbak Sukma jadi tidak ikut rekreasi bersama dengan Azam, pasti gara-gara karena ingin menyambut kedatanganku, ya?" tanya sakura dengan perasaan yang tidak enak.

"Tidak kok, Sakura, kami berdua tidak ikut datang karena memang keadaan Bu Hanna saat ini sedang meriang sejak semalam. Demikian juga dengan aku, tidak mungkin rasanya aku meninggalkan Bu Hanna sendirian di rumah, makanya anak-anak panti kami percayakan saja kepada Mas Azam dan juga para karyawannya ikut serta," jawab Mbak Sukma sambil tersenyum menjelaskan.

"Oh, Ibu sedang tidak enak badan, ya? Tetapi bagaimana keadaan ibu sekarang, apakah sudah semakin membaik?" tanya sakura dengan perasaan cemas.

"Alhamdulillah, setelah minum obat lalu diurut dan dikerokin oleh Sukma, sekarang keadaan ibu sudah lebih baik dan terasa segar. Makanya, selesai salat Subuh tadi, ibu sudah bisa melanjutkan pembuatan tape uli untuk menyambut kedatanganmu," jawab Bu Hanna.

"Syukurlah kalau begitu," sahut Sakura merasa lega.

"Kalau begitu sekarang aku ambilkan tape ulinnya dulu ya, untuk kau cicipi bersama juga dengan Pak Leon. Aku yakin, pasti kau sudah tidak sabar 'kan Sakura, untuk menikmati tape uli buatan aku dan ibu? Sekalian aku akan mengambilkan Alquran yang ingin kau bawa di dalam kamarmu juga," kata Mbak Sukma sambil bergegas bangkit di tempat duduknya.

"Aku juga akan ikut bersama denganmu Mbak Sukma, dan untuk alqurannya biar aku yang mengambil sendiri, sebab aku rindu dengan suasana rumah ini apalagi dengan keadaan di kamarku. Kalau semuanya Mbak Sukma yang mengambilkan, aku jadi merasa seperti orang asing di rumah ini," ujar Sakura dengan raut wajah yang seketika merasa sedih.

"Maaf, Sakura, bukan begitu maksudku ...," kata Mbak Sukma seketika menjadi merasa tidak enak karena takutnya menyinggung perasaan Sakura.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C26
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login