Download App

Chapter 85: MAKAN SIANG BERSAMA AISYAH

Sudah dua jam aku menunggu di kantin, bahkan aku sudah menghabiskan tiga gelas minuman taro sembari menunggu Habib. Rasanya bosan, tapi aku tidak mau pulang. Lebih baik menunggu, dari pada harus dilanda perasaan was-was.

Ayu bilang, Aisyah dan Habib tampak sangat dekat. Tapi menurutnya, mereka tidak memiliki hubungan apa-apa. Mungkin ini hanya perasaanku saja yang terlalu takut kehilangan Habib. Aku sudah pernah merasa kehilangan mendalam saat Umar diambil orang, dan aku tidak mau hal itu terjadi untuk yang kedua kalinya.

Akan tetapi, aku masih heran. Kenapa lutut Aisyah bisa bengkak? Memangnya pekerjaan berat apa yang bisa dilakukan seorang dosen muda seperti Aisyah sampai harus celaka seperti itu? Kurasa mengangkat galon saja tidak akan membuat lutut cidera.

"Atau munkin ... dia jatuh saat membersihkan langit-langit rumahnya?" Sekarang aku malah bicara sendiri.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C85
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login