Download App

Chapter 21: Lindungi Raima

Happy reading semuanya!

Jin akhirnya bisa menghembuskan nafas lega saat produser mengatakan syuting mereka telah selesai, ia benar-benar kelelahan dan ingin segera sampai rumah agar bisa mengistirahatkan tubuhnya. Adik-adiknya juga merasa begitu, bagaimana tidak dari jam tiga pagi mereka sudah syuting dan baru selesai jam lima sore ini. Semoga saja tidak ada jadwal lainnya yang tiba-tiba menyusul atau datang pada mereka.

"Hyung langsung pulang ke rumah?" tanya Jungkook sembari memakan sandwich ditangannnya.

"Aniya-tidak, ada barang yang harus aku ambil di asrama baru aku pulang. Kau kalau ingin pulang langsung saja tidak perlu menungguku, aku akan diantar pulang oleh manager Jung." Jungkook yang baru saja ingin menawarkan diri hanya mengangguk mengiyakan penuturan dari kakak tertuanya itu.

"Hati-hati hyung, kalau begitu aku pergi duluan bersama Jimin hyung." Jin hanya mengangguk mengiyakan ucapan dari lelaki yang sudah bersamanya selama sepuluh tahun itu.

Matanya menatap jalanan yang mobilnya lewati dengan manager Jung yang sibuk mengatur jadwal mereka yang sudag terbiasa dibilang padat, bahkan untuk bermain game saja barang semenit rasanya tidak bisa dan tidak mungkin.

"Kau tidak istirahat? Bukankah kau tadi mengeluh kau kelelahan?" tanya manager Jung yang hanya diam menatap toko yang mereka lewati.

"Aku tidak ingin,"

"Lalu kau ingin apa?" tanya manager Jung

"Bagaimana kalau membeli makanan china yang dekat dengan asrama?" kepala Manager Jung hanya mengangguk mengiyakan ucapan lelaki yang ada di sampingnya itu. Memang lelaki itu tidak bisa jauh dari makanan.

Suara klakson mobil saling bersahutan membuat keadaan sore ini dibuat berisik, wajar saja jam segini sedang rawannya jam pulang kerja. Iris mata Jin menatap gadis yang tampak tidak asing bagi dirinya itu tengah duduk di kursi halte sembari memainkan ponselnya, Jin mengenali gadis cantik itu. gadis cantik yang menjadi tetangganya beberapa waktu yang lalu.

Matanya membulat terkejut saat ada wanita paruh baya menarik kepala Raima, gadis yang sejak awal tengah memainkan ponselnya itu tampak terkejut dengan perbuatan dari wanita paruh baya yang kini menatap marah Raima.

"Raim-ah!" seru Jin

"Yak! Yak! Kim Seokjin kau mau kemana?! Bahaya kalau kau keluar!!"

Bermodalkan masker, topi dan parka milik Yoongi membantunya berjalan menghampiri Raima yang hanya menunduk berusaha menutup kepalanya yang ditarik oleh wanita paruh baya itu. Bagaimana bisa orang yang berada disekitarnya itu hanya menonton tanpa melakukan apapun? Jengah sekali dirinya melihatnya. Manager Jung yang melihat itu mau tidak mau mengekori Jin yang sudah berlari menuju gadis yang kini tampak ketakutan itu.

Tangan Raima bergetar ketakutan berusaha menutupi separuh kepalanya yang sudah tidak terkena kain penutup kepalanya, Raima tidak tahu letak kesalahannya di mana yang jelas saat ini dirinya tampak terkejut dengan apa yang terjadi padanya saat ini. bahkan suaranya tampak bergetar berusaha meminta wanita paruh baya yang berada tepat di belakangnya melepas cengkraman tangannya.

Tangan besar terlihat menariknya dan memeluknya erat. Raima tidak bisa melihat kecuali kegelapan dan suara ribut dari beberapa orang yang menyaksikannya, dirinya benar-benar ketakutan.

"Ahjuma! Apakah bagus bertingkah seperti itu?!"

"Wae?-kenapa? Ini Korea … tidak boleh menggunakan yang seperti itu di Negara ini! orang yang seperti itu harus di usir dari Negara ini, dia teroris!" marahnya membuat Raima semakin bergetar dibalik parka yang menutupinya.

"Apa anda tidak belajar tentang toleransi? Apa anda tidak belajar untuk menghargai orang lain? ini orang asing, bagaimana jika dia mengadu pada negaranya dan menuntut anda? Apakah anda masih bisa anggap aman? Apa ada buktinya kalau dia adalah seorang teroris seperti yang anda bayangkan? Bagaimana jika tidak? Anda bisa dituntut," sambar yang lain membuat Jin yang berada disana mengusap punggung gadis yang terlihat gemetar itu.

"Lagian tujuan anda melakukan itu apa?" tanya manajer Jung

"Sudah aku bilang dia menggunakan penutup kepala sudah pasti teroris, seperti yang ada di televisi. Aku hanya ingin mengamankan negaraku saja, cih! Anak zaman sekarang memang tidak tahu budaya!" Raima mencengkram erat ujung cardigan yang Raima kenakan.

"Ahjuma kau kelewatan!" kesal Jin

Jin memegang bahu milik Raima dan membawanya menuju mobil mereka yang terparkir tepat tidak jauh dari mereka. Raima masih saja terus menunduk menatap lantai mobil yang gadis itu taiki tanpa tahu siapa yang membawanya.

"Ini aku Jinnie, aku tidak melihat kepalamu jadi jangan khawatir. Benarkan sekarang saja penutup kepalamu itu, aku akan membantumu dengan menutupinya. Jangan takut ada aku disini," Raima mengangguk perlahan kemudian mulai membenarkan hijabnya dibalik parka yang belum Jin buka sejak tadi.

"Kau pasti ketakutan," ucap Jin

Raima tidak menjawab,tapi Jin paham tentang itu.

Iris matanya menatap Jin yang tersenyum manis padanya, "Kamsahamnida," ucap Raima pelan.

"Kita ke tempatku saja, aku tidak mungkin meninggalkanmu sendirian saat kejadian ini terjadi denganmu. Aku tidak terima penolakan asalkan kau tahu, kau harus ikut denganku." Raima menatap tangannya yang masih bergemetar, entah bagaimana dirinya menghilangkan persoalan ini disaat ingatan itu kembali berputar dikepalanya.

Tangan besar dan lentik milik lelaki yang ada dihadapannya itu menggenggam erat tangannya, "Gwenchana—tidak apa-apa, aku akan menghiburmu, melindungimu dan menggenggam tanganmu seperti ini. Akan aku pastikan kau tidak akan seperti ini lagi, " Raima menatap lelaki yang ada dihadapannya itu yang tampak serius dengan perkatannya.

"Lihat aku," Raima yang sudah mengalihkan pandangannya ke arah luar kembali menatap lelaki yang duduk disampingnya itu.

Bibir Raima melengkung membentuk senyuman lebar menatap wajah lucu lelaki yang ada dihadapannya itu, sepertinya lelaki yang berada dihadapannya itu sedang berjuang membuat keadaan kembali seperti semula. "Berhentilah seperti itu," ucap Raima pelan sembari menertawakan pelan lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Aku sebenarnya tidak pandai membuat perempuan tertawa, tapi aku lega karena aku bisa melihatmu tertawa seperti tadi. Jangan sedih kau punya aku dan yang lainnya disini," Raima tersenyum tipis mendengar penuturan dari lelaki yang ada dihadapannya itu.

"Kajja-ayo, kita pulang kerumah. Sudah waktunya makan malam," ajak manager Jung dengan tentengan berisi makanan yang di pesan oleh Jin tadi.

Entah apa maksud dari lelaki yang ada disampingnya itu dirinya tidak paham, tapi Raima sangat berterimakasih karena sudah membantunya seperti tadi dan polosnya ia ketika tertawa melihat ekspresi wajah yang ditampilkan oleh lelaki yang ada di dekatnya itu.

"Berikan aku nomor ponselmu agar aku bisa menghubungimu, kita sudah bertetangga tapi kau tidak memberikannya padaku. kau harus memberikan nomormu padaku," pinta Jin sembari memberikan ponsel kehadapannya.

"Ah—itu aku,"

"Kau tahu kan aku tidak terima penolakan secara aku world wide handsome you know!" Raima menaikkan sebelah alisnya bingung, memang apa hubungannya dengan meminta nomor ponselnya? Dengan World wide handsome yang dikatakan oleh lelaki itu barusan.

"World wide handsome? Kenapa kau selalu mengatakan itu? "

"Eoh! Itu Julukanku … kau setuju kan? Secara aku orang tertampan disini," ucap Jin

"Bukankah kau terlalu percaya diri?" ungkap Raima dengan nada polos yang membuat manager Jung tertawa di kursi depan dekat kemudi.

Jin hanya mempoutkan bibirnya menatap gadis yang kini hanya menatapnya bingung, sudah biarkan saja asalkan gadis cantik yang berada disebelahnya ini tidak lagi memikirkan hal yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Kalau dipikir kenapa rasanya senang sekali melihat gadis yang ada disebelahnya itu tersenyum manis dan tertawa seperti tadi, Jin harus melakukan hal yang membuat Raima tertawa lebar seperti tadi.

To be continued

Dilarang memplagiat karya ini!!

Terima kasih sudah membaca Cerita Tentang Kau Dan Aku.

Salam

Leeaa Kim


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C21
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login