Download App

Chapter 13: #13 BITE THE BULLET

Sore itu setelah mengurus masalah Stefani, Angela mengetuk pintu apartemen Noel. Ia ingin berada di dekat tunangannya untuk saat ini. Ia cukup lama berdiri di luar, Angela mengecek ponselnya, hari ini adalah hari Selasa, seharusnya Noel tidak memiliki jadwal mengajar.

Angela mengetuk pintu lagi. Untungnya Noel segera membukanya.

Noel, pria itu mengenakan kacamatanya dengan rambut yang berantakan. Ia tersenyum melihat Angela.

"Tumben sekali kau datang tanpa mengabariku, Angela?" tanya Noel dengan lembut. Ia menundukan tubuhnya agar bisa sejajar dengan tinggi Angela, ia ingin menatap wajah Angela, yang sayangnya terlihat kusut.

Angela mencoba untuk tersenyum. "Boleh aku masuk?" tanyanya.

"Tentu saja." Jawab Noel dengan membukakan pintu apartemennya lebar-lebar.

Angela melangkahkan kakinya masuk ke apartemen Noel. Ia kemudian melepaskan ikatan rambutnya dan melepaskan alas kakinya. Setelah itu Angela melempar tasnya ke sofa dan melepas resleting jaketnya.

"Kau mau air dingin?" tanya Noel menawarkan.

"Boleh." Jawab Angela dengan menghela nafas.

Angela merasa lelah, melakukan seks dengan Lucas itu sama saja dengan bunuh diri. Sekali melakukannya dengan Lucas, Angela harus menahan rasa amarah, malu dan juga sakit pada lubang kenikmatannya.

Diliriknya meja kerja Noel yang penuh dengan berkas-berkas tugas makalah mahasiswanya. Ia juga melihat kertas-kertas ujian yang hendak di nilai oleh Noel. Angela menjadi merasa bersalah mengunjungi Noel hari ini, ia membuat pria itu menunda pekerjaannya.

"Apa aku mengganggumu?" tanya Angela dengan meremas bungkusan kecil yang ada di dalam saku roknya.

"Ng? Tentu tidak. Aku senang kau kemari." Senyum Noel dengan memberikan mug besar berwarna biru kepada Angela. Noel mengecup kening Angela. "Kau terlihat pucat dan berkeringat. Kau sakit?"

Angela menutup matanya, merasakan kelembutan Noel yang sukses meredakan sakit kepalanya. Tidak ada pria selembut dan semanusiawi Noel Smith, itulah mengapa Agela jatuh cinta dengan pria ini.

"Aku baik-baik saja. Cuaca hari ini sungguh panas, Noel." Jawab Angela. "Apa aku boleh ke kamar kecil sebentar?"

"Ya, tentu saja." Kata Noel dengan mengusap kepala Angela.

Angela berjalan menuju ke kamar kecil yang ada di ujung ruangan. Ia kemudian menutup pintu dan menguncinya. Angela menghela nafasnya perlahan, sepertinya dia sudah aman.

Sebelum itu Angela harus menenangkan dirinya dengan mencuci mukanya terlebih dahulu. Setelah itu, ia akan mengelap mukanya dan mulai mengeluarkan sebuah bungkusan kecil berwarna putih dari saku roknya.

Itu adalah obat pencegah kehamilan, Angela sengaja ia membelinya di apotek sebelah gedung apartemen Noel. Ia memang berniat meminumnya jika Noel tidak sedang berada di sekitarnya.

Angela meminumnya satu tablet dan kemudian memasukan sisanya ke dalam saku roknya lagi. Setelah itu ia menghabiskan air yang ada di mug itu. Ia kemudian menyandarkan dirinya ke dinding kamar mandi.

Ia mengangkat tangannya ke bawah lampu. Ditatapnya cincin kecil yang melingkar pada jari manisnya. Dia adalah wanita yang akan menikah dengan pria bernama Noel Smith, tapi dia telah menjual tubuhnya kepada Lucas Scorgia. Hanya untuk keselamatan adik-adiknya.

Angela tertawa miris memikirkan dirinya sendiri. Sekarang ia merasakan takut. Ia takut jika ia melanjutkan hal itu hingga ia menikah nanti, anak yang ia kandung bukanlah anak Noel, tapi anak biologis dari Lucas.

Kebahagiaan yang ia dambakan akan hancur seketika. Seorang korban pemerkosaan yang mengandung anak sang pelaku?

"Ahaha, aku tidak bisa membayangkannya." Gumam Angela dengan mengepalkan tangannya, ia mencoba untuk menenangkan dirinya. "Itu tidak akan terjadi, kau hanya perlu meminum obatnya dengan rutin, Angela."

Ia lalu duduk berjongkok dengan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Angela mencoba untuk menahan tangisannya. Ia tidak ingin berhenti sampai di sini, setelah Ryan mendapatkan pekerjaan dan Stefani diterima di SMA Ascadia, ia akan memutus kontaknya lagi. Seperti dulu.

Tok tok tok.

"Kau baik-baik saja, Angela?" tanya Noel dari luar.

Angela kemudian berdiri dengan membenarkan pakaian dan rambutnya. Ia lalu mengambil mugnya dan membuka pintu kamar mandi. Ia mulai memasang wajah ceria.

"Aku baik-baik saja kok." Ujar Angela dengan tersenyum.

Noel tersenyum, ia lalu mengusap kepala Angela. "Apakah suasana hatimu sedang buruk?" tanyanya lagi.

Haruskah Angela mengatakannya? Haruskah ia menceritakan apa yang terjadi? Termasuk mengatakan bahwa ia baru saja bercinta dengan Lucas hingga moodnya memburuk seperti sekarang ini?

Yakinkan dirimu, Angela. – pikir Angela.

"Ya." Jawab Angela mantap.

Noel memiringkan kepalanya. "Ada apa?"

Angela meremas mugnya, bukankan ada baiknya jika Noel tahu? Tapi bagaimana tanggapan Noel nantinya? Apakah Noel akan merasa jijik kepadanya? Ataukah malah melindunginya?

Noel akan melindunginya, bukan? Sama seperti sebelum-sebelumnya ketika Angela masih dalam masa pemulihan trauma.

"Itu karena aku merindukanmu." Jawab Angela spontan. Ia melihat Noel yang terkejut dengan jawab Angela. Noel tertawa.

"Apakah aku terlalu sering mengabaikanmu? Maafkan aku yang selalu saja sibuk dengan urusan pekerjaan." Kata Noel, ia menarik tubuh Angela ke dalam pelukannya. Pria itu menepuk-nepuk punggung tunangannya dengan lembut.

Astaga, aku tidak sanggup memberitahunya. Aku tidak bisa! – tangis Angela dalam hatinya.

Angela membalas pelukan Noel dengan erat, ia bahkan harus berjinjit untuk bisa menempelkan pipinya ke ada Noel yang hangat. Angela menutup matanya.

"Sepertinya aku harus libur untuk menghiburmu." Kata Noel lembut.

Noel, maafkan aku, sungguh maafkan aku. – pikir Angela.

"Noel, apa kau tidak mencintaiku?" tanya Angela.

Noel melepaskan pelukannya, ia lalu menunduk untuk melihat wajah manis dan imut Angela. Pria itu tersenyum. "Setelah aku melihat wajah imut seorang wanita yang ngambek seperti ini, bagaimana mungkin aku tidak cinta kepadanya?"

"Yang jelas dong." Kata Angela dengan menggembungkan kedua pipinya.

Noel tertawa. "Astaga... I do love you, Angela." Jawab Noel dengan menarik Angela kembali kepelukannya. "Jauh dilubuk hatiku, hanya kau yang bisa membuatku jatuh cinta lagi seperti ini."

Angela membalas pelukan Noel, ia menutup matanya, ia berusaha untuk menenggelamkan tubuhnya yang lelah ke dalam pelukan Noel.

*

Malam itu Angela terbangun dengan keadaan telanjang bulat di ranjang Noel. Diliriknya sebelah ranjangnya yang kosong, tidak ada siapapun.

Angela menyisir poninya kebelakang, kemudian ia menutupi tubuhnya dengan selimut. Diliriknya jam yang ada di dinding, masih pukul satu malam.

Langkahnya terhenti saat ia melihat Noel, bahkan ditengah malam begini, pria itu masih saja sibuk bekerja. Angela berjalan pelan ke arah Noel. Dipeluknya tunangan tercintanya.

"Kau sudah bangun?" tanya Noel setelah mengecup bibir Angela.

"Aku terbangun karena kau tidak ada disampingku." Jawab Angela dengan menempelkan wajahnya ke pundak Noel.

"Aku masih bekerja, kasih. Besok harus segera selesai agar aku bisa pergi dinas dengan tenang."

Angela membelalakan matanya. "Hah? Dinas?"

"Iyup, dinas ke luar kota. Ada materi baru untuk mata kuliahku dan tentunya aku mengikuti seminar dan workshop itu." jawab Noel.

"K-kapan kau akan berangkat?" tanya Angela setengah terbata.

"Tiga hari lagi."

"Mendadak sekali." Komentar Angela. "Berapa lama kau pergi?"

"Sepertinya kau harus menahan rindumu lagi selama satu bulan kedepan, sayangku." Noel mengusap pipi Angela dengan jari telunjuknya.

"Tapi kau baru saja kembali dari dinasmu yang kemarin." rengek Angela.

"Yang mana? Empat bulan yang lalu maksudmu?"

Angela meremas selimutnya. Benar apa yang diucapkan oleh Noel.

Tunangannya ini adalah salah dosen satu kesayangan ketua fakultas. Noel selalu bersemangat untuk menambah ilmunya.

Setelah kepulangannya empat bulan yang lalu, Noel tidak pernah mendapatkan tugas dinas lagi. Tapi, kenapa sekarang? Kenapa satu bulan? Bukankah itu terlalu lama?

"Apa kau lupa pernikahan kita akan dilaksanakan dua bulan lagi?" tanya Angela kembali.

Noel menggelengkan kepalanya, ia kemudian menarik Angela kepangkuannya. Ditariknya selimut yang melingkari tubuh telanjang calon istrinya. Noel meremas pinggul Angela dengan gemas.

"Tidak bisakah kau menegonya lagi?" pinta Angela dengan wajah sedih.

"Aku tidak akan melewatkan kesempatan itu, Angela. Kau tahu bagaimana aku, bukan?" jawab Noel dengan lembut yang malah melempari Angela dengan pertanyaan lagi.

Angela menghela nafasnya.

"Mungkin kau akan menjadi repot selama satu bulan kedepan karena tidak ada aku. Apa kau bisa menyiapkannya sendiri, Angela?"

Tatapan mata lembut Noel membuat Angela menelan lagi rasa kesalnya. Ia kemudian memegang kedua pipi Noel.

"Ya, aku bisa melakukannya sendiri." jawab Angela menurut.

Noel mengecup pipi Angela. "Aku akan pergi lama. Tunggu saja, aku pasti kembali."

"Baiklah, aku akan menunggumu di sini." Jawab Angela lagi. Ia mengusap kepala Noel. "Aku pasti akan sangat sangat sangat merindukanmu, Noel."

"Jangan khawatir. Aku akan sesekali menghubungimu, Angela." Pria itu memeluk tubuh telanjang Angela.

Angela merasakan tangan besar milik Noel mengusap punggungnya, kemudian turun menuju ke pinggul dan pantatnya.

Ia tidak bisa melakukannya lagi. Sehari ini Angela telah bercinta sebanyak dua kali, dengan pria yang berbeda pula. Tubuhnya terlalu lelah, ia ingin tidur yang berkualitas.

Tangan kecil Angela menahan tangan Noel. Tunangannya heran dengan tindakan tidak biasa Angela.

"Mengapa?" tanya Noel kebingungan. "Tidak biasanya kau menolak jika kau sudah telanjang bulat seperti ini."

Angela menurunkan tangan Noel dari tubuhnya. "M-maaf. Aku sangat lelah hari ini." kata Angela memasang muka sedih.

Noel tersenyum, ia mengangguk. Ia paham apa maksud calon istrinya, sore tadi hingga malam, ia terlalu bersemangat bercinta karena rindunya yang bergemuruh.

Padahal maksud Angela adalah bertemu dan membahas hal-hal manis seperti dahulu, namun ia malah mengajak bercinta. Kemudian, wanita itu terbangun karena dirinya tidak ada disisi Angela. Sudah pasti moodnya jelek karena kelelahan.

Itu wajar.

"Kalau begitu aku akan mengantarmu ke kamar. Tidurlah sepuasmu, aku akan menghubungi nenek Elena untukmu." kata Noel.

Ia menggendong tubuh telanjang Angela ke kamar. Kemudian ia menurunkannya ke atas ranjang. Ia menyelimuti Angela.

"Aku mencintaimu." kata Angela.

Noel menundukan kepalanya, diciumnya bibir Angela dengan lembut.

"Aku juga mencintaimu, Angela." jawab Noel.

Pria itu kemudian pergi meninggalkan Angela sendirian di kamarnya yang gelap. Angela bisa mendengar suara pintu kamar Noel yang ditutup pelan.

"Semoga tidak terjadi apa-apa." kata Angela dengan menutup matanya.

-Bersambung ke Chapter #14-


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C13
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login