Download App
50% Be Mom

Chapter 2: Keluar Kota

Hari itu aku hanya dikamar habis dari dapur mengambil dua buah apel, aku mencari-cari informasi di internet mengenai orang yang hamil di waktu yang ngga tepat. Hasil dari pencarianku di internet seram-seram sekali, banyak yang diusir dari rumah, ngga bisa melanjutkan sekolah, bahkan hal terburuk adalah pasangan yang ikut menghakimi dan tidak bertanggungjawab.

Mungkin informasi yang ku dapat di internet ngga sepenuhnya benar, aku takut sekali membaca setiap hasil pencarianku. Apa aku harus bilang ke mama dan papa tentang keadaanku ini?. Krucyukk.. krucyyuk.. haa perutku jadi lebih sering lapar, aku pun keluar kamar menuruni anak tangga.

Hal yang tak disangka saat aku di bawah ternyata saudaraku sedang mampir kerumah, ada om tante dan sepupu-sepupuku. Mereka semua banyak sekali bertanya-tanya tentangku, haaa aku ngga sanggup menjawab semua pertanyaan mereka. Aku langsung berlari menuju kamar, sambil ku lihat kalender menghitung kehamilanku dengan bantuan sedikit dari internet. Kira-kira kehamilanku sudah memasuki usia 8 minggu, harusnya aku memeriksaan kehamilanku ke dokter tapi, tidak bisa.

Malam itu setelah berpikir panjang aku menhampiri mama dan papa yang sedang menonton televisi.

"Ma.. Pa.. kalau misalkan aku melanjutkan kuliah di Seoul bo..boleh ngga?" seraya jantungku berdebar karena takut ngga diperbolehkan.

"Boleh aja, silahkan" jawab mama.

"Ha?!" aku kaget banget ternyata mama izinin.

"Terus kamu udah siap-siap?"

"Iya ma aku udah mulai nyicil menyiapkan apa yang nanti aku butuhkan"

"Ooh!" Mama sedikit kaget.

Aku menjelaskan semua kepada mama dan papa dari tempat kost, universitas. Setelah percakapan paling singkat itu aku langsung naik ke atas ke kamarku memikirkan bagaimana selanjutnya jika aku sudah berada di seoul.

*Tiga minggu kemudian*

"Apa sudah cukup ya yang harus ku bawa? Tanyaku. Sejenak aku duduk terdiam hatiku bertanya apa yang sebenarnya kulakukan.

"Jane sudah selesai belum? Ayo cepat Nak nanti kamu ketinggalan pesawat?!" sahut mama dari ruang tamu.

"Ya sudah ma" aku menjinjing tas dan koperku menuju ke garasi mobil. Hari ini mama dan papa mengantarku ke bandara.

"Cepat sekali rasanya ya pa".

"Iya ma".

"KTP mu sudah di bawa? jangan sampai ada yang tertinggal".

"Sudah ma".

"Nanti kalau sudah sampai seoul kabari mama dan papa ya".

"Iya pasti ma".

"Kalau uang jajannya ngga cukup kamu langsung bilang ya".

"Iya makasih banyak pa". Perpisahan ini di akhiri dengan memeluk mama dan papa.

Sesampainya di seoul aku langsung mencari taksi untuk mengantarkanku ke apartement. Aku mendapatkan taksi dengan supir yang sepertinya umurnya ngga jauh dengan umur papa.

"Dek kesini untuk kuliah? Rajin sekali ya belajarnya jauh sampai ke seoul" ucap bapak supir untuk mencairkan suasana.

"Ah iya pak".

"Bapak juga punya anak perempuan seumuran adek".

"Aaa begitu ya pak?".

"Iya tapi dia sudah misah ikut dengan suaminya sekolahnya ngga lulus kacau semua deh".

"Aduh ikut prihatin pak".

"Dia bisanya hanya merepotkan orangtua sekarang anaknya dititipin di rumah bapak".

"Ooh" Jawabku singkat.

"Dek sudah sampai".

"Makasih ya pak"

Ku lihat gedung apartemen dan segera mencari unit yang sudah disiapkan oleh papa. Sebenarnya unit ini punya papa dan sudah lama semenjak papa pindah ke Damyang tidak ditempati atau disewa.

"Kayaknya aku ngga salah unit" gumamku. Ku buka pintu unit yang didalamnya tidak ada satu pun barang, unit ini kosong melompong.

*Tring... Tring*

"Kamu sudah sampai jane?"

"Gimana tempat tinggalnya?"

---------------------------------

"Tempatnya kosong, tapi lumayan nyaman kok pa"

---------------------------------

"Listrik dan airnya masih nyala kan?

---------------------------------

"Masih kok pa ngga ada yang rusak"

---------------------------------

"Untuk barang yang ngga ada kamu beli aja ya, kalau uangnya kurang kamu bilang papa oke?!. Kirim fotonya dong papa mau lihat"

---------------------------------

"Iya pa"

*Kirim foto*

---------------------------------

Kulihat lantai yang berdebu dan ada sedikit sampah, aku mengambil sapu dan pel agar nyaman juga. Setelah selesai semua lantai sudah bersih tidak ada debu, aku berniat ke bawah untuk membeli makanan. Ku melangkah dan melihat ada minimarket, aku masuk dan mengambil beberapa makanan yang akan dipanaskan dan beberapa minuman untuk di unit nanti.

Makanannya ngga bisa ku makan karena mual, aku berpikir untuk mandi dan lanjut tidur saja.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login