Download App
66.66% INI AKU

Chapter 2: SABTU, 26 SEPTEMBER 2015

Hari ini mamahku sudah boleh pulang dari rumah sakit setelah 1 bulan lamanya ia dirawat..

Sebenarnya aku tidak ingin beliau pulang hari ini, beliau masih sangat lemah dan aku merasa kalau beliau belum sehat.

Tetapi apadaya beliau selalu meminta untuk pulang dengan alasan beliau  sudah sehat dan ingin beristirahat dirumah. aku sudah merasa ini akan menjadi perpisahan terakhir kita setelah ia sudah dirumah nanti.

kenapa aku bisa merasa kalau ini akan menjadi perpisahan???

Semalaman sampai pagi hari menjelang ia bercerita membongkar siapa aku sebenarnya, aib keluarganya, dan keburukannya. semua ia ceritakan seakan tak ingin ada beban yang ingin di tutupi darinya sebelum ia benar - benar pergi meninggalkan dunia.

"maafin mamah yah bi" ucap mamahku dengan lemah

"maaf kenapa mah?" kataku dengan serius

"mamah ingin bercerita, tolong kamu dengarkan.mamah hanya butuh kamu mendengarkan sampai mamah selesai bercerita"

Aku hanya mengangguk tanda setuju, dan ia mulai bercerita :

Jadi gini bi, mamah enggak tahu mamah sampai kapan bisa menyembunyikan rahasia ini dari kamu, mungkin ini waktu yang tepat. kamu sudah besar, dan mungkin mamah enggak akan lama lagi hidup didunia.

Kamu itu sebenarnya bukan anak kandung mamah, mamah mengambil kamu di rumah mbak iya. kamu ingat mbak iya? wanita yang waktu itu datang kerumah saat kamu berusia 8 tahun.

Kondisinya waktu itu mamah belum mempunyai keturunan sama sekali setelah 2 tahun menikah, kebetulan mbak iya itu adik alm bapak kamu dan ia melahirkan anak kembar. satu perempuan dan satu laki-laki...

karena waktu itu suami mbak iya pergi dan enggak tahu kemana, makanya mamah dan bapak berinisiatif mengadopsi kamu dan kebetulan juga kan kita belum mempunyai anak saat itu.

Tujuannya sederhana, untuk mengurangi beban mbak iya.

Maaf yah bi mamah baru bercerita tentang ini. Mamah sebenarnya takut kalau bercerita kekamu. mamah takut kamu pergi meninggalkan mamah dan adikmu setelah kamu tahu ini.

Sekarang mamah sudah lega ,sudah tidak ada beban lagi. kalau kamu mau membenci dan pergi meninggalkan mamah silahkan. ini salah mamah, maafin mamah yang tidak pernah jujur  yah bi.

"Maaahhhhhh..." ucapku sambil menahan tangis.

Aku tak bisa berkata apa - apa saat itu, mataku berkaca-kaca, mulutku diam dan membisu,  dan hatiku terasa sakit seperti tersayat ujung pisau.

Aku menatap wajah mamahku yang sudah dibanjiri oleh airmata, aku melihat sebuah penyesalan dimatanya tapi aku juga melihat kebahagiaan di raut wajahnya.

Ku genggam erat tangannya dan kupeluk tubuhnya sambil ku bisikan di telinganya :

"Terimakasih sudah merawatku sampai sebesar ini, terimakasih sudah mau menceritakan tentangku saat ini, aku tak peduli siapa kamu sebenarnya. bagiku, kamu orang yang pertamakali aku kenal sebagai mamah, kamu mamahku. aku sayang mamah, terimakasih sekali lagi untuk pengorbananmu sampai aku sebesar ini" 

Tangisku pecah dipelukannya, begitupun dengannya sangat erat memelukku seakan tidak mau melepaskan. 

"Maaf yah bi, mamah sayang kamu. maaf sudah merepotkanmu selama sebulan, karena mamah juga kamu harus berhenti bekerja"  ucapnya sambil menahan tangis

"Mamah tidak merepotkan, Aku lebih baik kehilangan pekerjaan dibanding kehilangan seseorang yang sangat aku sayang. kalaupun nanti mamah benar - benar pergi setidaknya tidak ada penyesalan dalam diri ini" kataku sambil menangis sesegukan.

"biiii"

"Iyah mah"

"Mamah titip ryan yah? , tolong kamu jaga dia seperti adikmu sendiri. dan mamah mohon kamu jangan menceritakan ini sebelum ia menjadi dewasa"

Saat itu aku yang berada di pelukannya hanya bisa mengangguk tanda setuju sambil menangis.

Aku melepaskan pelukannya.

"Mah, aku ketoilet sebentar yah sambil merokok di bawah. mulut aku asam sekali hehehe" kataku tertawa sambil menghapus airmata

mamahku hanya mengangguk tanda ia menyutuji...

********

Sambil menahan tangis aku berjalan menuju toilet, sesampainya di toilet aku menangis sejadi-jadinya. MENGAPA? MENGAPA? MENGAPA?. APA BENAR? APA BENAR? APA BENAR? Yang di katanya...

Terjadi perdebatan di otakku saat itu, emosiku tak terbendung dan setan mulai berdatangan menghasut.

19 tahun aku hidup aku baru tahu sekarang, dan kalau memang mbak iya benar mamahku kenapa ia tak pernah mengunjungi atau melihatku?.

Lalu selama ini aku bekerja untuk menafkahi yang bukan keluarga asliku?

Lalu adik yang selalu aku prioritaskan ternyata bukan adik kandungku?

Kenapa mereka pada jahat kepadaku?

apa karena ini saudara-saudara mamahku membenciku?

Pertanyaan itu seketika muncul dikepala disaat emosiku sedang tinggi2nya

otakku selalu memutar pertanyaan - pertanyaan itu.

sampai akhirnya aku memutuskan untuk memukul tembok kamar mandi agar emosiku bisa tersalurkan.

Setelah merasa lega aku pergi menuju warkop yang berada disebelah rumah sakit tersebut.

Merenungi perkataannya, mencoba menerima meski hati tak ingin.

Berharap setelah ini aku bisa bertemu mbak iya yang tidak aku tahu dimana keberadaannya..

"Ini bukan inginnya, ini bukan kemauannya, ia merahasiakannya agar aku bisa tumbuh dan berkembang tanpa memikirkan yang belum seharusnya aku pikirkan, ia wanita terbaikku yang aku punya"


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login