Download App

Chapter 5: SURAT PERJANJIAN

"Kita sudah sampai."

Suara Jordi, sopir pribadi Ken, seketika memecahkan keheningan sesaat yang terjadi di bangku tengah yang diduduki Alana dan Amanda.

Mereka berdua kemudian turun dan Amanda menggandeng Alana masuk ke 'Super City Mall' dimana semua barang branded berkumpul di dalamnya. Lagi-lagi Alana melongo takjub melihat kemewahan mall dengan sembilan lantai tersebut, hingga berkali-kali menelan salivanya saat ia sampai di lantai empat tempat pakaian perempuan seusianya.

Harganya membuat perut Alana mual, itu gajinya selama enam bulan sebagai penjaga counter handphone di desanya.

"Amanda, apa tidak ada baju yang murah?" bisik Alana.

Amanda menggeleng sambil tersenyum geli mendengarnya.

"Ini tempat favorit Mas Ken, ambillah semua yang kamu mau Alana," balas Amanda.

Alana mengangguk ragu lalu berjalan menyusuri gantungan baju-baju dengan harga selangit tersebut, ia bersikukuh untuk tetap mendapatkan harga yang normal, hingga memilih baju seadanya tanpa memikirkan style apa yang sedang tren saat ini.

Amanda sampai geleng-geleng kepala saat melihat beberapa baju yang dipilih Alana, namun Amanda segera memakluminya, ini pengalaman pertama Alana ke ibu kota dan secara tiba-tiba ia harus berhadapan dengan sebuah kenyataan yang begitu mengejutkan, bersanding dengan seorang superstar yang sedang menjadi sorotan banyak orang.

Amanda tidak mau waktu yang diberikan Ken hanya terbuang sia-sia gara-gara kebingungan Alana, jadi Amanda sendiri yang memilihkan beberapa baju untuk keseharian Alana, sisanya ia akan percayakan dengan Beni Dirga, fashion stylist kepercayaan Ken, hanya Beni yang tahu selera fashion Ken seperti apa, hingga model sekelas Viola sampai memakai jasanya demi selalu tampil cantik di depan Ken.

"Totalnya tujuh puluh sembilan juta rupiah Mbak."

Alana melotot, ia hampir pingsan mendengar total belanjaan yang diucapkan oleh kasir perempuan itu, ia jadi takut bagaimana jika Ken atau Oma Riana keberatan dan akan memarahinya.

"Manda, tolong kembalikan baju itu, aku tidak jadi membelinya," bisik Alana dengan tubuh gemetar.

Amanda menggeleng pelan, lalu dengan enteng mengeluarkan kartu kredit pemberian Ken  kepada kasir itu. Dalam hitungan menit, baju-baju itu sudah terbungkus rapi dan diberikan kepada Amanda.

Alana melongo tak percaya, hingga ia mematung sepersekian detik karena syok.

"Ayo Alana, jangan membuang-buang waktu," bisik Amanda sembari menggandeng Alana pergi dari tempat itu.

Masih ada satu tempat lagi yang harus dikunjungi Alana dan Amanda, Musee Beauty, sebuah salon kecantikan langganan para artis papan atas juga model terkenal.

"Selamat datang Manda, long time no see you," sapa Miss Elea, pemilik Musee Beauty itu begitu ramah.

Miss Elea yang merupakan MUA sekaligus hairstylist langganan Ken tampak senang melihat Manda kembali ke tempatnya, itu artinya Ken sedang membutuhkan jasanya kembali. Siapa yang tidak senang jika diajak bekerja sama dengan seorang artis papan atas seperti Ken.

Amanda tak berkata apapun, ia hanya membalas senyuman Miss Elea tak kalah ramahnya, begitu juga Alana yang tampak canggung menyunggingkan senyuman kepada Miss Elea yang baru saja dilihatnya.

"Siapa dia? Aku tidak pernah melihatnya."

"Bekerjalah yang terbaik untuk Mas Ken, dandani dia secantik mungkin, Mas Ken menunggu kami di Cafe 'Endless Love' jam 6 nanti."

Miss Elea tertegun sesaat lalu memandangi Alana dengan tatapan tak percaya, dalam hati ia bertanya-tanya siapa sebenarnya perempuan yang berdiri di hadapannya saat ini. Miss Elea hanya bisa membatin, ia tahu Amanda bukanlah orang yang bisa dikulik mengenai kehidupan pribadi Ken, Amanda sangat menjaga privasi Ken.

"Baik, aku akan berikan yang terbaik."

Amanda mengangguk senang.

***

"Apa aku tidak salah lihat? Kenapa dia semakin cantik?" batin Ken.

Saat ini Alana sudah sampai di Cafe Endless Love, ia berjalan sendirian menuju meja yang sudah dipesan Ken, sementara Ken berubah deg-degan saat Alana menghampiri ke arahnya.

Miss Elea menyulap Alana bak putri cantik dengan  make up flawless yang diserasikan dengan wajah Alana yang sudah terpahat begitu sempurna, tak lupa ia  juga merombak tatanan rambut Alana yang awalnya sangat panjang, dipotong sepunggung dengan model layer bagian bawah tipis dan belah tengah untuk atasnya ala artis Korea, hal itu membuat wajah Alana terlihat lebih tirus dan aura seksinya lebih keluar.

Tak hanya sampai di situ, Miss Elea sampai memanggil Beni Dirga untuk menyempurnakan penampilan Alana, sebuah mini dress motif floral dengan Stiletto light beige menjadi pilihannya hingga membuat Alana benar-benar tersulap bak model terkenal.

Ken sampai tak percaya bahwa perempuan cantik yang ada di hadapannya itu Alana, perempuan desa yang kemarin dibawa oleh Oma Riana ke rumahnya.

"Aku tidak salah orang kan?"

Alana menggeleng dengan ekspresi bingung.

Ken kemudian menertawakan dirinya sendiri dalam hati, lalu buru-buru bangkit dan menyeret kursi ke belakang untuk Alana duduki, Alana sampai tercengang diperlakukan seperti itu oleh Ken.

"Terimakasih," ujar Alana dengan senyum tipisnya yang membuat Ken semakin tersihir oleh kecantikannya.

"Kamu sangat cantik malam ini, aku sampai tidak bisa mengenalinu," aku Ken malu-malu.

Alana tersenyum, wajahnya sedikit memerah karena tersipu malu.

"Tapi... Aku telah menghabiskan uangmu Ken," ujarnya kemudian dengan perasaan bersalah.

Ken tertawa kecil melihat kepolosan Alana, padahal ia sama sekali tidak mempermasalahkannya.

"Apa kamu ingin menggantinya?"

Alana melotot lalu menggeleng dengan perasaan takut.

"Aku tidak punya uang sebanyak itu," balasnya sedih.

"Cukuplah kamu menggantinya dengan menjadi istri pura-puraku, maka aku akan memberikan semuanya untukmu, ini belum seberapa Alana."

Alana hanya mengangguk, disisi lain ia sangat senang, disisi lain lagi ia harus menerima konsekuensi sebagai istri pura-pura Ken, terlebih lagi Ken adalah seorang artis terkenal. Pasti akan ada banyak pro dan kontra dari para fansnya. Alana mendengus.

Setelah itu minuman yang dipesan datang, taro milk tea dan dalgona coffee.

"Minum dulu, setelah ini akan kuberikan surat perjanjian untukmu."

Alana mengangguk sambil mengulum senyuman yang begitu datar pada Ken, setelah itu ia tak peduli lagi, ia menyesap Taro Milk Tea yang ia pesan.

Ken kemudian menepuk tangannya dan datanglah dua orang berbadan tegap dengan baju seragam hitam yang sama, mereka berdua bodyguard Ken.

"Ini Tuan," ujar salah satu bodyguard Ken sembari menyodorkan sebuah map kepada Ken.

Ken tersenyum begitu manis kepada Alana lalu menyerahkan surat perjanjian pernikahan kepada perempuan asal Batu tersebut. Alana menerimanya dengan tangan gemetar, ia takut salah mengambil keputusan apalagi ia berhadapan dengan orang yang bukan sembarangan.

Alana membuka map itu dengan begitu deg-degan, sepasang matanya yang berhias softlens biru itu menelisik begitu detail beberapa perjanjian yang tertulis dalam surat itu dan intinya sama, tidak boleh saling mencintai dan tidak mengusik hidup masing-masing.

Alana menarik nafas dalam-dalam, ia tidak yakin bisa mengikuti sesuai isi surat perjanjian itu, ia hanya perempuan normal yang pasti suatu saat akan memiliki rasa terhadap suaminya.

"Apa kamu setuju Alana?"

 

 

 

 

 

 

 

 


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C5
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login