Download App

Chapter 2: 02. Terbentuk

Keesokan harinya kelima gadis yang akhirnya masuk kedalam band yang dibentuk oleh Fatiya berkumpul di cafetaria untuk membicarakan soal band mereka untuk kedepannya, "Gimana soal satu orang lainnya yang lo bilang?" tanya Linda kepada Annisa dan Annisa nampak murung "Dia bakal kabarin gue lagi kalau dia bakal gabung atau nggak, pikirin itu nanti aja ya soal ruang latihan sama yang lain gimana?"tanya Annisa.

"Ruang latihan? jujur aja sih ya, pak Juna nggak bisa ngasih jadi kita bisa pake ruang musik tapi nggak bisa setiap hari, maaf ya pak Juna juga udah usahain tapi nggak bisa" jawab Fatiya dan mereka semua nampak sedih tapi tak apa, mereka punya kabar baik yaitu Shella yang diperbolehkan ditambah dengan jadwal lesnya Shella yang dikurangi karena kemungkinan latihan untuk band nya itu.

Saat Annisa memakan mie ayam miliknya pandangan tertuju kepada Verga yang baru saja masuk kedalam kantin "Eh itu Verga! Verga! sini" panggil Annisa lalu Verga yang mendengar panggilan Annisa menghampiri temannya itu, dan itu sukses membuat keempat teman Annisa lainnya menoleh kearah Verga yang berjalan menghampiri mereka, jujur saja Linda dan Shella tahu gadis bernama Verga itu tapi mereka tidak dekat.

"Soal jawaban lo kemarin gimana? dan sebelum itu kenalin ini anggota band kita, jadi lo minat kan?" tanya Annisa kepada Verga yang nampak datar lalu akhirnya gadis itu duduk disebelah Rania lalu membaca bukunya "Oke gue gabung" mereka berteriak kesenangan membuat murid-murid mleihat kearah mereka tapi mereka tidak mempedulikan hal itu sama sekali, yang pasti kini band mereka lengkap sudah "Gimana kalau nanti kita ke ruang musik? buat diskusikan semuanya?" mereka mengangguk setuju.

Tiba-tiba Rania bertanya "Soal nama gimana?" mereka semua nampak berpikir dan akhirnya Verga meletakkan novelnya lalu ikut berpikir dengan yang lainnya, "Rainboom!" usul Shella dan mereka menggeleng karena nama 'Rainbow' itu sudah terlalu pasaran jadi mereka bingung harus mencari nama apa lagi.

Verga menjentikkan tangannya "Bagaimana dengan Asteria? itu berarti bintang dalam bahasa Yunani" usul Verga dan mereka berpikir, jujur mereka tidak tahu bahasa lain selain bahasa Indonesia dan Inggris "Bagus tuh, okelah Resmi nama band kita ASTERIA, nanti gue bakal kasih tahu pak Juna" ucap Fatiya dan mereka semua melanjutkan makan siang mereka yang sempat tertunda.

Sepulang sekolah keenam gadis yang resmi menjadi band bahkan pak Juna juga mendukung mereka karena di sekian banyaknya murid yang mengikuti eskul musik tidak ada yang mau membentuk sebuah band mereka malah membuat sebuah group penyanyi dan group dance, memang eskul musik punya 3 jurusan pertama alat musik. lalu menyanyi dan dance tapi kebanyakan mereka memilih dance bukan band.

Sekarang mereka semua berada diruang musik bagian alat-alat musik atau studio disana juga ada pak Juna yang nampak mengobrol dengan Fatiya sedangkan yang lain sibuk melihat alat-alat musik yang ada di studio tersebut. "Jujur aja sih bapak emang udah nunggu murid-murid yang niat untuk buat band, jadi bapak pengen kalian terus main ya?" mereka semua mengangguk mendengar permintaan pak Juna.

"Kalian tahu lagu punya Dreamcatcher judulnya Deja Vu gak, bahasa Jepang? mungkin kita bisa main itu" tanya Verga tiba-tiba dan jujur mereka semua bisa memainkan lagu yang dinyanyikan oleh Idol Korea dan lagu itu menjadi soundtrack sebuah anime bernama 'Kings Raid' jadi mereka tahu itu. Mereka mulai mengambil alat musik mereka, seperti Linda yang duduk di kursi didepannya ada drum set lengkap, Verga dan Annisa memakai gitar mereka yang berbeda jenis, Rania memakai keytar nya, Shella mengambil kecerekan nya dan Fatiya mengambil mic nya. "Bapak udah kirim terjemahan indonesianya ya, ada beberapa part yang pake bahasa Jepang jadi campuran dan juga kalian mainin sampai reff aja ya" ucap pak Juna dan mereka mengangguk. Suara lembut Fatiya memulai lagu lalu langsung mereka semua memainkan alat musik mereka, mereka akan bernyanyi bergantian sesuai dengan bagian mereka masing-masing.

Lagu berakhir dan pak Juna bertepuk tangan saat melihat permainan keenam gadis itu, bahkan suara mereka berbeda tapi sangat cocok dengan lagu itu. "Bagus sekali, kalian sudah seperti seorang artis yang berusia remaja" puji pak Juna dan keenam gadis itu nampak senang dengan pujian guru eskul musik tersebut, "Jadi besok kita boleh latihan disini kan pak?" tanya Fatiya dan pak Juna mengangguk.

Terlihat pak Juna tengah merogoh sakunya dan mengeluarkan 4 kunci yang sama "Ini kunci ruang band akan kuberikan kepada Fatiya, Verga, Shella dan Linda karena kalian berbeda kelas jadi akan lebih mudah dan tidak perlu menunggu yang lain untuk kesini" ucap pak Juna dan keempat gadis itu akhirnya menerimanya. "Guys sorry gue harus balik, pak maaf saya ada kerja part-time jadi saya pulang dulu nggak apa kan pak?" tanya Verga tiba-tiba dan pak Juna mengangguk, Verga mengambil tasnya dan langsung pergi ke cafe tempatnya bekerja meninggalkan yang lain.

"Kalian bisa pulang.., besok kalian bisa pake studio ini dan juga bapak akan mengatakan kepada kepala sekolah kalau akan ada band yang tampil saat anniversary sekolah nantinya" kelima gadis yang masih ada di studio atau ruang musik tersebut langsung beranjak untuk pulang dan pak Juna akan langsung mengabari kepala sekolah, akhirnya keinginan nya untuk melihat band yang beranggotakan murid-muridnya terwujud.

Ponsel Linda berbunyi membuat Shella dan Rania yang ada disampingnya terhenti, Linda mengangkat telfon tersebut dan berbicara dengan orang yang menelfon dan saat telfon itu ditutup Linda menoleh kearah "Eh iya sorry gue nggak bisa pulang bareng gue ada kerja kelompok sama Aldi, sorry ya Rania gue duluan" Linda langsung berlari duluan meninggalkan Shella dan rania yang nampak bingung.

Saat keduanya melewati parkiran sekolah bisa mereka lihat Linda tengah bertengkar dengan Aldi, bukan pertengkaran serius keduanya juga tertawa dan itu membuat Shella menebak-nebak "Mereka pacaran?" tanya nya dan Rania hanya mengangkat bahunya "Doa-in aja mereka beneran pacaran, kalo diliat-liat mereka cocok, udah balik yuk" Shella mengangguk sambil terkekeh mendengar jawaban Rania.

~•~

Ditempat lain lebih tepatnya di cafe tempat dimana Verga bekerja part-time gadis itu baru saja masuk kedalam cafe dan langsung disambut oleh Fanni—teman sejak sekolah dasarnya sekaligus sekolah menengah pertama tapi mereka berbeda sekolah menengah akhir ini, Fanni bekerja part-time sebagai pelayan bukan seperti Verga yang menjadi penyanyi. "Jadi lo mau bawain lagu apa?" tanya Fanni sambil mengelap gelas yang sudah menjadi tugasnya dan Verga nampak berpikir "Ada usul nggak? jujur masih bingung bawain apa" tanya Verga.

Fanni nampak berpikir masih dengan mengelap gelas "Bawain lagu Jepang aja, bukannya lo bisa banyak bahasa ya? atau bahasa Inggris? mungkin lagunya Charlie Puth entar gue video in kasih ke Valen dia kan udah lama pengen lo cover" mendengar itu Verga nampak berpikir lalu mengangguk "Oke, thanks usulnya ya" Fanni mengangguk dan Verga mulai pergi ke ruang loker untuk mengganti bajunya, lalu mengambil gitarnya yang ia simpan di cafe, sebenarnya itu gitar pemilik cafe jadi dia meminjam, dia tidak punya gitar biasa dia hanya punya gitar elektrik.

Tak jauh dari panggung kecil itu terlihat 4 mahasiswa mengerjakan tugas mereka sambil memakan cemilan mereka, ngomong-ngomong salah satu diantara mereka adalah tetangga dari Fanni bernama Wildan dan Wildan membawa 3 temannya yang bernama Harry, Tony dan Daniel teman satu jurusannya. "Emangnya mana yang namanya Fanni? lo bilang dia cantik" tanya Harry—dia adalah laki-laki playboy diantara mereka semua, jika ada gadis cantik dia harus ada disana.

"Tuh yang lagi ngobrol sama cewek, bukan yang rambut pendek yang rambut panjang pake apron tuh cantik kan?" ucap Wildan tanpa menunjuk, dia hanya menunjuk dengan dagunya dan Harry juga Tony menoleh ternyata benar gadis bernama Fanni itu cantik. Harry mengangguk "Tapi yang rambut pendek cantik juga, wah gila nih cafe pekerjanya cantik semua" Tony menggelengkan kepalanya mendengar pendapat temannya itu.

Suara mic yang diketuk beberapa kali terdengar membuat semua pengunjung cafe minus untuk Daniel yang masih sibuk mengerjakan tugasnya, "Eh itu cewek yang ngomong sama Fanni kan?" mereka bertiga fokus kearah gadis berambut pendek itu yang duduk di panggung tapi kali ini tanpa gitarnya karena dia akan bernyanyi dengan lagu dari ponselnya "Halo semuanya jadi hari ini saya hanya akan menyanyikan 2 lagu, lagu pertama yang akan saya nyanyikan adalah lagu dari 'Charlie Puth' berjudul 'We Don't Talk Anymore' jadi selamat menonton"

suara Verga mengalun di cafe tersebut dan Daniel yang awalnya sibuk mengerjakan entah kenapa dia terhenti saat suara itu terdengar di indra pendengarannya, dia melihat kearah panggung seorang gadis bernyanyi dengan suara indahnya. Wildan yang melihat Daniel terpaku langsung menyenggol Harry dan Harry menyenggol Tony, mereka tahu arti tatapan dari Daniel yang berbeda saat melihat kearah gadis itu.

"Terima kasih" Gadis itu turun dari panggung setelah menyanyikan 2 lagu dan pengunjung cafe bertepuk tangan, Verga menghampiri Fanni yang melihat kearah ponselnya lalu menunjukkan itu kepada Verga "Udah gue kirim ke Valen, lo keren tadi. btw kak Daniel liatin lo dari tadi" ucapnya sambil terkekeh, Verga mengerutkan keningnya dia tidak tahu siapa 'kak Daniel' yang dimaksud sahabatnya itu. "Kak Daniel tuh yang duduk disana, ganteng kan? nggak mau kenalan?" tawar Fanni sembari menaik turunkan alisnya.

Verga hanya menggeleng pelan "Gue suka cowok gentle oke, ya udah gue pulang dulu. btw nanti gue masak banyak soalnya lo tahu adik gue ulang tahun kalo lo mau dateng boleh aja kok" Fanni berbinar lalu mengangguk, dia akan datang lumayan dia kan anak kost jadi hemat uang dong sedangkan Verga dia tinggal di apartemen bersama dengan adik laki-lakinya bernama Abimanyu sering dipanggil dengan Abi. "Oke, entar gue ajak Valen kalau bisa" Verga mengangguk dan gadis itu langsung pergi sambil membawa tas sekolahnya keluar dari cafe.

Setelah Verga keluar Fanni menghampiri meja Wildan dan teman-temannya "Gimana tadi penampilan temen gue? bagus kan?" tanya Fanni dan Wildan mengangguk sama seperti yang lainnya "Cocok jadi idol, cantik suara bagus, eh! namanya siapa?" tanya Harry kepo dan Fanni hanya tidak habis pikir dengan sikap Harry—memang mereka baru bertemu tapi Wildan sering bercerita mengenai Harry.

"Namanya Verga kelas 11, temen sd sekaligus smp gue kita masih hubungan baik. suara bagus tapi dia nggak tertarik jadi artis dia maunya jadi dokter pantesan dia masuk IPA" mereka mengangguk mengerti dan Fanni hanya diam "Buat kak Daniel gue kasih tahu, tipe Verga cowok gentle jadi ya gitu. Oke gue lanjut kerja—bye" Fanni pergi meninggalkan Daniel yang mematung sedangkan Wildan mengerti maksud Fanni hanya menepuk bahu dari Daniel, dia tahu persis kalau sahabatnya itu tertarik kepada gadis bernama Verga itu.

~•~

Chapter (02 : Terbentuk) End

To Be Continued


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login