Chapter 1: Prologue
[bagaimana perasaanmu setelah melihat dirimu mati karena terlalu banyak masturbasi?] berdengung suara lembut dikepalanya.
"tolong siapa saja bunuh aku." jawab – dengan wajah merah seperti salah satu figure wayang yaitu Cepot. dia tidak kuasa menutupi wajahnya karena malu atas kematiannya yang...
[anakku, kamu sudah mati...]
"yaudah bunuh aku lagi!"
'sangat memalukan... aku mati karena masturb*si...aku mungkin adalah orang pertama yang mati karena hal tersebut.' pikirnya.
[tidak anakku, kamu adalah orang kedua yang mati karena hal tersebut.] jawab suara di pikirannya.
"meskipun anda bilang seperti itu, itu tidak membuatku merasa lebih baik..."
"lagipula... siapa anda?" tanya dirinya dengan sopan kepada suara yang berdengung dikepalanya.
[–adalah yang manusia selalu puja dan puji]
"ah dewa? tuhan? sang pencipta?" dengan cepat tanggap, jawab –. meskipun iq dia dibawah rata-rata, tetapi dia mempunyai EQ yang lumayan untuk memahami situasi.
[bisa dibilang seperti itu.] setelah itu, – tidak menanyakan apa-apa lagi kepada suara tersebut. suara tersebut sedikit terkejut akan ciptaannya ini, biasanya yang bertemu dengannya, akan menanyakan banyak pertanyaan yang membuatnya harus menyumpal mulut seseorang tersebut. bahkan ada yang panik, bahagia, takut, dan depresi ketika mengetahui jika mereka sudah meninggal. tetapi berbeda dengan subjek dihadapannya ini. bukan hanya dia tenang setelah mengetahui dirinya mati, dia bahkan tidak banyak bertanya. suara tersebut sangat suka dengan pemuda ini. ya mungkin subjeknya malu dan depresi karena kematiannya yang...sudahlah.
"hmm... jadi apa yang akan terjadi padaku? apa aku akan dilemparkan ke neraka sekarang?" tanya –. dia tau, jika dirinya tidak pantas ke tempat lain setelah mati selain neraka. karena dia sadar diri, selama hidupnya, kebaikan yang dia lakukan, tertutupi dengan dosanya dan tidak pernah beribadah. dia menghabiskan hidupnya dikamar ditemani dengan game dan hiburan seperti anime, manga dan novel. hidupnya hancur setelah semua yang dia lakukan gagal, seperti karir, asmara, pekerjaan bahkan keluarga. – memilih untuk pasrah dan berhenti berjuang akan hidupnya dan mengurung dirinya sampai akhirnya dia mati...
[tidak nak, karena aku kagum denganmu, aku akan menghadiahkanmu kehidupan baru.]
"kehidupan baru...? maksud anda... aku akan diberikan kehidupan kedua...?!" untuk pertama kalinya ekspresinya berubah drastis setelah mendengar kata-kata dari suara lembut tersebut.
[ya anakku. kamu pantas mendapatkannya.]
"terimakasih!! tuhan!"
[tetapi...]
"tetapi...?"
[kamu tidak akan hidup didunia yang kamu tinggali sebelumnya, tetapi di dimensi lain yang aku buat baru-baru ini]
"dimensi lain...?"
[iya. dimana orang-orangnya yang dibuat oleh tangan manusia... orang-orang memanggilnya anim?]
"Anime!"
[ah ya anime.]
[aku tidak bisa memberimu banyak... hanya ini yang bisa aku berikan untukmu agar tidak mengganggu keseimbangan didunia tersebut.]
"ini..."
[itu adalah hadiah dari doa orang-orang yang pernah kamu tolong selama kamu hidup.]
[setelah kamu tiba disana, kamu akan melupakan semua yang pernah terjadi disini. bahagialah disana anakku.]
sebelum – membuka mulutnya, penglihatannya gelap...
Weekly Power Status
-- Power
Ranking 
-- Power
stone