Download App

Chapter 3: Academy Sihir Albion

Sudah lebih dari 2 tahun Madara berada di Hutan Kematian. Dia melatih dirinya agar leboh kuat. Jauh lebih kuat daripada versi dirinya di Naruto.

Penambahan kekuatan Haki membuatnya jauh lebih kuat dari ras lainnya.

Saat ini, Madara berencana untuk pergi ke kita Netral, tempat Academy Sihir Albion berada.

Kota itu disebut sebagai kota Netral karena seluruh orang dari penjuru negri akan datang kesitu untuk melakukan rapat, jual-beli barang, atau bahkan bersekolah.

Di kota Netral, hal-hal yang berbau pertarungan ataupun hal-hal yang menyebabkan kericuhan sangat dilarang keras.

Madara menggunakan identitas palsu agar bisa masuk ke Academy tersebut tanpa di curigai. Sebelum dia masuk ke Academy, dia melakukan Genjutsu kepada bangsawan rakus yang mencari masalah dengannya.

Dia melakukan Genjutsu dan merubah ingatannya menggunakan Kentomattsu. Madara mengambil semua uang yang dia miliki dan tak lupa membuat bangsawan itu mati bunuh diri.

Sesudah melakukan hal itu, Madara mencari rumah yang terjual di Guild tanah di kota Netral.

Ngomong-ngomong, Harta yang di jarah Madara sangatlah banyak. Terdapat uang dan tumpukan emas setinggi 15 meter hasil dari jarahan dari bangsawan korup yang madara genjutsu tadi.

Setelah sampai di Guild tanah kota Netral, Madara di sambut oleh pelayan di sana.

 -->

Penampilan Madara

Saat Ini

Pesona Uchiha yang sangat tampan, membuat para wanita di guild tanah itu klepek-klepek.

Bahkan pelayan wanita yang melayani Madara terlihat sangat gugup dan terlihat ada rona merah do wajahnya saat melihat wajah Hot Madara.

(Pesona Uchiha Memang TheBest Lah)

Setelah beberapa saat berkeliling dan mencari rumah yang cocok serta harga yang pass, akhirnya Madara menemukan satu yang menurutnya cocok.

Mansion yang terlihat besar dan megah dengan harga yang pass bagi Madara dan tata letaknya yang tak jauh dari pusat kota Netral adalah pilihan yang pass bagi dewa Shinobi itu.

Madara: "Baiklah. Aku memilih Mension ini!"

Pelayan: "B-baiklah, tuan!"

Setelah memilih dan bernegosiasi sebentar, Madara pun membayar seluruh harga rumah Mension barunya itu.

Madara: "Baiklah, mari kita cek rumah baruku!"

 -->

Madara: "Hmm, dari luar sudah terlihat bagus! Mari kita lihat dalamnya."

Madara pun berjalan masuk ke dalam rumah atau Mension barunya itu.

 -->

Madara: "Interior dan warna rumahnya terlihat Norak sekali bajingan! Yah, walaupun terlihat mewah akan tetapi membuatku ingin muntah melihat warna dan interior yang berlebihan ini!"

Madara pun memutuskan untuk pergi ke ruang tamu. Disana juga terlihat mewah namun bagi Madara tetap saja, warna dan interiornya terlihat Norak dan membuat Madara sedikit jengkel.

 -->

Setelah melihat-lihat ruang tamu, Madara kembali menuju ke raung makan untuk melihatnya

 -->

Madara: "Sumpah! Kenapa semuanya berwarna Creampie!! Apakah rumah ini di cat dengan air mani!!"

Entah kenapa, Madara menggumamkan bahasa yang tidak jelas. Diapun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan pribadinya. Di dalam hati Madara bersumpah, Jika sampai warna tembok di perpustakaan pribadinya berwarna Creampie air mani, maka dia akan mencari pemilik rumah sebelumnya dan menggenjutsu nya 1 abat penuh.

 -->

Madara: "..."

Dan benar saja, setelah melihat bahwa warna tembok dari perpustakaan pribadinya, ia menjerit jerit tidak jelas di situ.

Madara menyumpah serapahi Pemilik rumah sebelumnya. Entah apa yang dia sumpahkan, namun terlihat wajah bodoh Madara karena hal sepele ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah Madara tenang, akhirnya dia merencanakan tujuannya untuk bergabung dan menjadi Murid di Academy sihir Albion untuk menyamar dan memulai hidup normal di dunia barunya.

Yah, maunya hidup normal sih, akan tetapi lu pada juga taukan sifat Madara kek gimana.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Ke esokan Harinya, Madara bergegas menuju Academy Albion dan mendaftarkan dirinya.

Dia cukup beruntung karena hari ini adalah Tahun penerimaan siswa baru disini.

Di Academy Albion, terdapat 2 tempat tes bagi para Murid baru.

Di tempat pertama adalah tempat bagi para Murid kelas Bangsawan. Dan di tempat sepanjutnya adalah tempat para murid orang biasa atau yang tidak memiliki catatan khusus sebagai keluarga bangsawan.

Entah kenapa, saat Madara mendaftarkan dan mengisi formulir dn memberikannya kepada penjaga disitu, Madara malah di tempatkan di Tempat para Bangsawan kelas tinggi.

Madara hanya cuek dan tampak tak peduli dengan hal itu. Dia hanya memasang wajah datar ala Uchiha nya.

Academy Sihir Albion

Academy ini terkenal dengan murid-muridnya yang sangat pintar dan cermelang. Entah itu dari kalangan Bangsawan ataupun kalangan orang biasa, mereka semua adalah calon calon berbakat bagi negara mereka.

Terdapat 5 tes yang harus dilalui peserta Ujian sebelum masuk ke Academy Sihir Albion. Entah itu kalqngan anak bangsawan ataupun kalangan oramg biasa atau sipil tes nya akan tetap sama.

Hanya saja tempat untuk melakukan tes nya saja yang berbeda.

Jika murid kelas bangsawan di tempatkan di suatu ruang latihan yang sangat mewah dan di suguhi fasilitas yang mewah, berbanding terbalik dengan murid kelas Orng biasa atau Sipil biasa.

Yah, walaupun tetap di beri fasilitas dan ruang tes yang bagus, itu hanya terlihat biasa saja jika dipandang dengan mata dan dibandingkan dengan kelas bangsawan maka akan terlihat jauh lebih bagus dan mewah milik kelas bangsawan.

Entah apa yang dipikirkan kepala sekolah disini tentang system pemisahan antara Bangsawan dan rajyat biasa.

Namun, hal ini membuat Madara sedikit tidak nyaman. Terlihat dari sorot mata para anak bangsawan itu. Mereka menatap jijik dn terlihat merendahkan Murid kelas sipil oramg biasa.

Madara sebenarnya Acuh tak acuh. Bagi Madara, dieimu ya dirimu dn diriku ya diriku. Apapun yang kau lakukan, itu adalah urusanmu dan tidak ada sangkut pautnya denganku. Itu adalah pikiran madara selama ini.

Yah walaupun dia sendiri melihat para murid kelas sipil biasa dengan mata prihatin karena selalu ditindas, dia hanya bisa memandanginya saja.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Skip saat Ujian Dimulai

Ujian pun dimulai. Para peserta kelas bangsawan mulai berkumpul.

Disana terlihat ada 5 guru yang berdiri dan mengawasi ujian yang sedang berlangsung.

Salah satu guru yang bernama Silva Gonzaves dari ras Elf pun maju.

Silva: "Maaf membuat kalian semua menunggu. Perkenalkan, nama saya Silva Gonzaves dari keluarga Gonzaves. Saya disini sebagai pengawas ujian kalian kali ini."

Madara terlihat bosan mendengar ocehan orang itu dan memilih untuk tidur saja sambil bersenden di tembok.

Silva: "Kalian akan melalui 5 ujian dan harus berhasil lolos dari semua ujian agar di terima di Academy Sihir Albion."

Silva pun menggunakan sihir angin dan mulai membagikan kertas ke pada para murid.

Kertas itu adalah semua ujian yang akan mereka lalui nanti.

Isinya adalah

1. Atribut apa yang siswa miliki

2. Tunjukkan minimal 1 mantra sihir tingkat menengah atau tinggi (Jika Bisa) yang kau kuasai

3. Hancurkan sebuah target yang nanti sudah disiapkan pihak Academy menggunakan apapun yang kau bisa atau lakukan nanti.

4. Tunjukkan kualitas dirimu sebagai ksatria dengan cara menunjukkan aura intimidasimu.

5. Pertarungan dengan peserta lain dan tunjukkan apa yang kau punya.

Madara yang membaca semua itu mulai teraenyum lebar.

Madara: 'Mungkin aku akan membuat anak orang masuk rumah sakit atau malah trauma mendalam nanti! Hehehehe'

Batin Madara yang ingin merencanakan rencana licik pada Murid manja dari kelas bangsawan ini.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Beberapa saat kemudian, Madara mendapatkan nomor #57 sebagai urutan peserta Ujian.

Skip di tes Madara berada

Aneh. Sejak tadi Madara melihat, mereka semya hanya bisa mengeluarkan sihir tingkat rendah yang bisa dikatakan hanya mainan anak-anak bagi Madara.

Madara yang melihat itu terlihat sangat keceea dengan semuanya. Dia ingin melihat mantra yang besar dilakukan oleh oramng.

Namun, kenyataannya malah sebaliknya. Hanya mengeluarkan angin puyuh sepoI sepoi saja sudah di cap lulus.

Bangsat!

Madara pun tak tahan dengan orang orang lemah di depannya.

Akhirnya gilirannya pun tiba.

Tes pertama adalah atribut apa saja yang dibmiliki Madara.

Tanpa pikir panjang dan tanpa menyembunyikan kekuatan hanya agar dikira lemah kek kontol segala, Madara mengeluarkan seluruh elmennya.

(A/N: Jujur aja, disini gua nyindir beberapa MC yang pura pura menyembunyikan kekuatannya agar dikira lemah padahal kuat. Kontol Mc naif kek gitu. Kuat ya kuat. Lemah ya lemah. Ngapain pakek acara nyembunyiin kekuatan segala kek sempak aja)

Terlihat ada angin, air, api, tanah, dan petir di tangan madara.

Semua orang yang melihat hal ini pun sontak terkejut bukan main. Bagaimana mungkin ada seseorang yang bisa memiliki seluruh elmen alam?

Murid 1: "Oi kau lihat itu? Dia memiliki semua elmen di tubuhnya!"

Murid 2: "Kau benar! Hebat!"

Murid 3: "Baru kali ini aku melihat orang yang bisa menggunakan seluruh elmen alam dalam satu tubuh."

Para guru yang melihat Madara mampu mengeluarkan seluruh elmen alam pun terkejut dan mulai tersenyum cerah melihatnya.

Silva: 'Sungguh, bocah yang menarik.'

Senyum terukir di wajah guru ras Elf itu.

Ada juga Guru yang memiliki ras Knigh. Namanya adalah Roland. Sang Knigh kelas HolyKnigh yang sangat kuat dan terkenal barbar. Dia tersenyum melihat Madara

Roland: 'Kehhkehkeh, Anak ini terlihat menarik!'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tes berlanjut

Tes kedua adalah menunjukkan mantra sihir tingkat menengah ataupun tinggi (Jika Bisa).

Madara pun memiliki ide.

Dia berencana menghancurkan setengah dari tempat tes ini dengan jutsu apinya. Terlihat, senyum iblis menyeringai di wajahnya yang sedang memikirkan sesuatu yang besar.

Katon : Gouka Kokkyaku

 -->

Semburan api jutsu Madara yang sangat besar bahkan hampir menutupi sebagian tempat tes itu menghancurkan setengah tempat itu menjadi abu.

Lagi-lagi, semua orang dibuat tercengang dengan jutsu Madara ini.

Well, semua orang tau nya itu adalah Sihir yang membutuhkan mana tingkat tinggi. Namun mereka salah.

Mungkin mereka akan mati terkena serangan jantung bila Madara mengatakan itu bukanlah sebuah sihir melainkan sebuah jutsu atau tekhnik yang di kuasai Madara tanpa Mana sedikitpun.

Well, Madara tidak memgatqkannya pada siapapun. Meskipun dia akan menjawab jujur bila ditanya sih.

Silva: 'Ap- Apa-apaan itu tadi?!!'

Roland: '...'

Para murid dan bahkan guru terlihat tercrngang dengan aksi madara tadi. Dia bisa menghancurkan sebagian atau setengah dari tempat tes itu.

Para murid bangsawan yang awalnya melihat Madara dengan tatapan meremehkan sekarang Kicep dan tak berani menatap Mata Iblisnya itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tes ketiga adalah menghancurkan target yang di tentukan oleh pihak Academy.

Sebuah batu sebesar 15/10 meter terlentang di depan Madara.

Madara di suruh menghancurkan Batu itu menggunakan cara apapun yang dia miliki.

Tentu Madara terlihat sangat kecewa dengan tes kali ini.

Dia pun menatap pengawas ujian ras elf itu dengan tatapan kecewa.

Silva yang melihat tatapan Madara yang terlihat kecewa pun hanya tersenyum kecut sebagai balasannya.

Silva tau, Madara terlihat kecewa dengan tes kali ini.

Madara pun maju ke batu tersembut dan hanya menyentil batu itu menggunakan jari telunjuknya.

Para murid melihat tingkah Madara tadi hanya bingung kenapa Madara malah menyentil saja batu itu?

Kenapa Madara tidak menggunakan sihirnya?

Pertanyaan mereka pun terjawab beberapa detik kemudian.

Batu yang di aentil Madara tadi pun hancur berkeping keping. Lagi-lagi, hal ini membuat semuq orang shock berat dengan apa yang dilakukan Madara.

Para guru kali ini tidak mengalami keterkejutan, maliankan mereka semua tertarik dengan Madara.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tes ke empat

Kali ini Madara akan di uji oleh guru dari ras Iblis yang bernama Faceless Void. Dia akan mengeluarkan tekhnik intimidasinya dan menguji Madara apakah Madara bisa menahannya atau bahkan membalasnya.

Void: "Sungguh, kau murid yang berbakat... Tetapi, apakah kau memiliki tekat yang kuat untuk menjadi ksatria sihir?!!"

Void melepaskan Aura membunuh yang cukup pekat.

Untuk orang biasa, mungkin ini akan membuat mereka takut atau bahkan menangis sampai ngompol.

Namun...

Yang di intimidasi ini adalah Madara Man...

Madara...

Sadarlah wahai makhluk fana tak berakal..

Madara pun melihat kelakuan orang didepannya itu dengan wajah datar.

Madara: "Well, aku kemari untuk memang memiliki tujuan. Tapi sebelum itu..."

Madara pun melakukan posisi tegaknya.

Madara: "Namaku adalah Uchiha Madara. Tujuanku datang kesini adalah menjadi makhluk terkuat di alam semesta. Prinsipku adalah, yang kuat dihormati dn yang lemah akan di injak injak. Dan siapapun yang menghalangiku, maka aku akan menyembelihnya!!"

Madara memgeluarkan aura membunuhnya yang di lapisi 2% Haki Raja miliknya.

Hal ini membuat para peserta yang memiliki metal rendah pingsang dan bahkan mengeluarkan busa di mulut mereka.

Guru yang ada di depan Madara juga pingsan karena momentum yang dipakai Madara saat mengintimidasinya sangat besar.

Guru itu tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan mentalnya dan berakhir pingsan dengan mulut berbusa.

Silva: "oioioi, yang b-benar saja!"

Roland: "B-bahkan, Void sampai di buat pingsan olehnya hanya d-dengan tekhnik i-intimidasinya!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tes terakhir pun dimulai.

Setiap peserta ujian disuruh memilh salah satu pasangan bertarung mereka.

Salah satu bangsawan bodoh yang memiliki penampilan gendut dengan wajah menjijikan datang ke arah Madara bersana 2 saudara perempuannya.

Kontol 1: "Hei, bocah! Aku ingin melawanmu dan membuktikan bahwa ak-"

Belum sempat memyelesaikan kalimatnya, pria kontol gemuk menjijikan bangsawan itu di pukul tepat di bagian wajahnya oleh Madara

Blaaarrr!!

Pria kontol itupun terlempar ke belakang dan menabrak dinding cukup keras sampai sampai membuat getaran di sekita area test.

Wajah pria kontol iti pun terlihat remuk dan hancur karena pukulan Madara. Dia terlihat sekarat dan kritis, namun masih hidup.

Madara: "Kau butuh 1000 tahun untuk menyebut diriku bicah, Lonte!"

Sontak, saudara perempuannya pun marah karena apa yang dilakukan Madara tadi.

Lonte 1: "Bajingan, apa yang kau lalukan!!"

Madara: "HAAA!!! Siapa kau?"

Lonte: "Aku akan membunuhmu, makhluk rendahan!"

Madara: "Oh"

Lonte: "Kisama-"

Belum selesai menyelesaikan kalimatnya, Madara lagi-lagi menyerang Wanita lonte tadi.

Kali ini, Madara menendang wajahnya sampai terpental ke belakang sama seperti kaka kontolnya tadi.

Wajahnya juga rusak karena tendagan keras Madara.

Madara: "Hanya omong besar saja!"

Aemua orang yang melihat ini pun bergidik ngeri dengan Madara.

Dia tak segan segan membuat lawan sekarat. Dia juga tak pilih lawan, entah itu pria ataupun wanita, jika ada orang yang berani mencari masalah dengannya, maka dia akan membuat nya menderita.

Roland: "Hahahaha, kali ini kita mendapatkan 1 orang superior, Silva!!"

Silva: "Kau benar. Kali ini, bukan orang sombong yang muncul. Namun, orang yang benar-benar kuat yang muncul!"


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login