Download App

Chapter 29: 29.) Harus di Luar

"Haruka kun Ingat jangan di dalam"

"Aku ingat"

"Haruka kun segera cabut"

"Sebentar"

"Segera Cabut itu atau aku akan marah"

"Ish Masih seru ini"

"Permainan mu tidak lucu Haruka kun"

"Ini seru kok"

"Tapi kamu salah tempat Haruka kun"

"Sebentar lagi Saki"

"Cepatlah kaki ku sudah kram ini"

"Sabar"

"Jika kamu tidak cabut dan keluar sekarang akan ku dobrak pintu ini"

"Baik baik akan akan ku buka"

Acara pagi mereka karena Haruka pup serta bermain hpnya di kamar mandi sambil di chas

dan pintu di kunci, sedangkan Saki kebelet kencing.

Setelah di buka Saki buru buru masuk.

"Ish padahal game tadi masih seru sayang harus di jeda dulu"

Jam pukul 5,30

Kemarin malam kami habis melakukan kewajiban suami istri sampai jam 12 malam, Sofa masih pesing karena di kencingi Saki, Kasur masih acak acakan dan terdapat kantung karet berhamburan belum di bersihkan.

Setelah kegiatan itu aku dan Saki tak tahan baunya jadi kami tidur di kamar ku.

Ku ambil tempat sampah dan ku masuk ke kamar kami berdua, mengambil kantung kantung itu.

"Haruka kun lebih cepat"

"Haruka kun"

Bayangan Saki menyebut nyebut nama ku terbayang jelas, semua teriakan dan posisi itu.

"Huh beruntungnya aku punya Istri"

Sprei ku lepas dan ku bawa keluar untuk ku masukan mesin cuci.

"Haruka kun kamu akan mencucinya?"

"Tentu saja akan ku cuci, baunya saja tidak enak, jika kamu punya Sprei cadangan gunakan itu dulu dan semprot ruangnya dengan pengharum ruangan"

"Ok aku akan masak untuk bekal dan sarapan dulu serta buat puding kopi"

"Kamu sudah ada bahan?" Tanya ku

"Sudah ada, ku kira bahannya sulit tapi ternyata cuma butuh obat agar agar dan di tambah perasa kopi dan biar lembut di tambah krim kocok atau susu kental manis tapi agar rasa pahit kopi tetap ada akan dimasukan juga kopi seduh expreso yang sangat pahit sebagai tambahan"

"Oke buatlah, eh dan sofa itu pesing bau kencing mu loh"

"Ya kamu cuci dong sayang"

"Lah kamu yang kencing di situ"

"Kamu yang membuat ku"

"Akh....." Aku berjalan ke ruang tamu mengambil bantalan sofa dan bantal nya ku cuci secara manual di kamar mandi karena tidak muat masuk mesin cuci.

Untuk bajunya masih bersih dari noda karena jika di ingat awalnya kami hanya ingin pijat.

Selesai ku cuci lantas aku pergi ke teras dan ku taruh sana agar kering.

Jam 5.45, Hari jumat tanggal 29 Mei

"Haruka kun ayo makan" kata Saki dari dapur

"Sandwich"

"So simple ya?"

"Aku terlalu lelah jika harus membuat lebih"

"Kamu lelah? Huh padahal aku belum"

"Hei kamu semalam seperti kuda liar yang di kandang, banyak tingkah tidak mau diam, aky tidak percaya kamu masih ada stamina padahal kamu sudah keluar banyak Haruka kun"

"Hehehe The power of Haruka😗"

"Eh Haruka kun apa kamu sudah mengerjaka  tugas sekolah mu yang Sejarah jepang?" Tanya Saki khawatir jika Haruka tidak tau ada tugas itu diwaktu mereka izin

"Tugas yang mana?"

"Tuh kan belum, padahal tugas nya banyak loh"

"Tugas yang mana sih Saki chan"

"Tugas meringkas dan memberikan argumen apa sejarah itu lebih baik atau jangan diulang lagi" ucap Saki

"Lah memang kamu sudah?" Tanya ku

"Sudah lah kemarin sore aku tanya Yaichi apa ada tugas dan itu tugasnya dan di kumpulkan nanti karena ada pelajarannya"

"Kenapa tidak bilang padaku?"

"Ku kira Hinata sudah memebritahu mu"

"Cepat serahkan bukumu dan untuk argumen akan ku tulis nanti di sekolah"

Saki menyerahkan buku pelajarannya padaku kulihat ringkasannya ada 1,2,3 halaman penuh.

"Astaga ini ringkasan atau meniru dari buku" pikir ku

Jam pukul 5.50

Kumakan sandwich sambil mengerjakan tugas.

"Jangan lihat saja bantu aku" ucap ku pada Saki

"Jika aku bantu tulisannya akan berbeda"

"Oh benar juga ya, ya sudah kamu lanjut makan saja"

Jam 6.00

"Haruka kun ayo olahraga, katanya kita akan bertemu Sayu"

"Tugas ku masih kurang 2 lembar Saki chan, kamu pergi saja sendiri kurasa Sayu sudah ada di lantai bawah"

"Umm baiklah tapi nanti kamu menyusul ok"

"Ok jika sudah selesai, jangan lupa berikan oleh oleh kita pada Nagisa dan Sayu" ucap ku

Saki keluar membawa kue ikan dan roti oleh oleh khas Sendai.

Sayu yang menunggu di luar sejak 5.30 agak kesepian.

"Hey Sayu san ingat aku?" Ucap Saki mengejukan Sayu

"Saya ingat, kamu Shinomiya bukan, istri dari Haruka san"

"Panggil saja aku Saki kita mungkin seumuran"

"Umm baiklah Saki san dan apa Haruka tidak ikut olahraga pagi?"

"Oh dia sedang mengerjakan tugas sekolahnya"

"Jika aku boleh tau kalian kelas berapa?" Tanay Sayu

"Kami baru kelas 1 SMA, Sma kami ada di Karasuno, 500 meter ke barat dari sini" balas Saki

"Eh semuda itu? Kurasa kalian sudah kelas 3 mengingat kalian sudah menikah"

"Yha nikah muda emang enak kok asal pihak laki laki banyak uang" ucap Saki

"Apa kalian tidak mendapatkan pertentangan dari keluarga terdekat?"

"Tidak ada sih menurut ku, memangnya kamu kelas berapa Sayu san?"

"Jika aku tetap lanjut Sekolah harusnya aku sudah kelas 2 saat ini, aku meninggalkan rumah ketika aku liburan semester sampai sekarang" ucap Sayu

"Ya sudah jangan di pikir berat, jalani apa yang sudah terjadi dan waspada apa yang akan terjadi kedepannya" ucap Saki

"Umm"

"Ini aku ada Oleh oleh dari Sendai" ucap Saki memberikan kue ikan dan roti itu

"Untuk ku?"

"Iya ambil saja"

Sayu mengambil itu, entah kenapa di hatinya merasa dia memang seorang wanita yang amat menyedihkan, mulai dari kabur rumah tanpa tujuan, hidup di motel sampai uang habis lalu berpikiran menjual diri agar dapat tempat tinggal.

"Sayu san jangan pikirkan kesalahan mu dulu, hadapi apa yang ada sekarang dan kedepan, jangan berpikiran membalas kebaikan kami terlalu keras, jika tidak bisa kami rela atau kamu bisa memberikan bantuanmu pada yang lain yang lebih membutuhkan" ucap Saki

"Kamu sudah dewasa sekali Saki san aku heran mengapa aku yang lebih tua darimu tidak bisa berpikiran seperti itu"

"Sudah jangan banyak bicara lagi mari segera berjalan keburu pagi nanti"

Kita lupakan mereka dulu

Koran kota sudah tercetak dengan halaman depan berisi "Anggota DPR pergi ke tempat prostitusi"

Salah satu versi yang lain berisi "Anggota DPR atas insial "H" melakukan pencabulan pada seorang wanita, namun si wanita harus tutup mulut dengan suap uang"

Bukan hanya di satu provinsi tapi satu Jepang di buat heboh dengan berita itu karena tak terduga juga Ibu Haruka membuka cahnnelnya untuk membuat berita yang sama secara serentak di Jepang.

Berita muncul di berita digital dan sudah banyak yang mencari tau siapa sih inisal dari H

"Aku memperkirakan jika anggota DPR yang namanya depannya H ada 2 orang yaitu Hideo dan Hana" ketik salah satu akun di diskusi online

"Tapi kurasa melihat salah satu beritanya pencabulan wanita maka kita singkirkan Hana dari list" ketik lagi yang lain

"Kurasa sudah tamat riwayat Si H itu karena berhadapan dengan keluarga Shinomiya, tak kusangka dia berani, pemimpin negara saja menghormati mereka, eh ini cuma anggota DPR sudah berani macam macam"

"You has been slain Pak H"

Hideo segera di panggil pemimpin DPR untuk mempertanggung jawabkan apa yang terjadi.

Sebelum sempat bergerak polisi sudah meringkus Si Hideo itu dengan tuduhan sebanyak 57 kasus, 35 penyuapan 2 korupsi dan yang lain pelanggaran dan 1 pembunuhan.

Aku yang melihat berita Hideo di tangkap sungguh bingung atau kagum karena baru kemarin malam ku infokan pada ibuku dan Suki eh pagi ini sudah gerak aja polisinya.

Dringgg

Ponsel ku berbunyi dan kulihat dari Yamada san.

"Halo Haruka san terima kasih atas bantuan mu, Tidak kusangka ternyata keburukan orang itu sangat banyak, atas nama istri ku aku ucapkan banyak terimakasih karena sudah memberikan keadilan untuknya"

"Tentu Yamada San memang orang seperti itu layak di berantas"

Di berita muncul lagi

"Hukuman telah di putuskan, dan tuduhan bertambah jadi 70 kasus dimana tambahan nya penyelundupan Narkoba dalam jumlah besar ke Jepang"

"Mati kamu Hideo" pikir ku

Ku baca artikelnya dan benar saja Hukuman mati di berikan padanya.

"Opini publik memang sangat mengerikan" ucap ku

"Semoga anda tenang di sana istri yamada san" doa ku padanya.

Jam 6.45 Tugas ku selesai ku buat dan Saki kembali ke apartemen.

"Oy katanya kamu ingin menyusul dan lihat sekarang sedang apa kamu?" Tanya Saki saat melihat Haruka tiduran di sofa sambil mainan Hp.

"Apa memangnya?" Tanya ku

"Ish segera siap siap untuk sekolah"

"Aku tinggal ganti baju"

"Hey Saki apa kamu menerima sebuah paket?"

"Ada kemarin memang apa isinya"

"Itu leptop kita bukan?"

"Oh aku lupa kita memesan leptop ya" ucao Saki

"Ok buka nanti saja"

"Lihat Saki chan saham ku sudah naik 13% dari modal awal ku 500 juta yen yang ku pasang"

"Wow kamu juga main di bursa saham bukankah itu beresiko"

"Resiko tapi tidak setinggi judi"

"Jadi uang mu naik sebanyak 65juta yen?" Tanya Saki

"Betul sekali beberapa waktu lalu aku memebeli saham milik perusahaan ayah ku dan sekarang akan ku jual kembali lumayan dapat 63 juta yen bersihnya karena terpotong pajak" ucap Ku

"Kamu mendapat uang dengan mudah ya Haruka kun" kata Saki

"Ya mau bagaimana lagi uang itu cuma benda, jadi mudah datang mudah pergi"

"Lalu setelah kamu jual lagi sahamnya kamu beli lagi yang baru?" Tanya Saki

"Mungkin juga tapi kurasa aku akan beli koin kirpto"

"Apa lagi itu?"

"Saat ini bit koin seharga 800 rb yen tapi aku yakin harga ini akan rusak di tahun depan atau mungkin besok"

"Rusak seberapa banyak?"

"Jadi 8 juta yen mungkin"

"Huh kamu yakin?"

"Yakin 100%"

"Jika kamu yakin kita gunakan saja semua uang Channel yt kita untuk menabung itu"

"Boleh saja tapi itu uang mu bukan biar yang jadi tabungan uang ku secara ilmiah sih uang kita bersama"

"Kamu pasang berapa banyak?"

"Aku pasang 1 miliar yen"

"Hey bukankah itu terlalu banyak?"

"Tidak"

"Baiklah aku percaya padamu"

Lalu ku buka hp lagi dan membuat akun untuk membeli bit coin sebanyak 1250 buah.

Setelahnya ku ganti pakaian dan mengajak Saki berangkat sekolah.

Di lantai dua kami bertemu Sayu.

"Oy Sayu nanti siang sekitar jam 4 datang lah ke resto kosong dekat Sma Karasuno ok, tugas pertama bersih bersih bersama kami"

"Oh Haruka dan Saki san, baik aku akan datang" ucap Sayu

Lantas kami berangkat sekolah.

Jam 7.15 sampai di kelas

"Oy Haruka apa tugas mu sudah selesai?"

"Eh tugas yang mana?"

"Tugas sejarah jepang"

"Oh tentu saja aku sudah selesai"

Saki memandangi ku dengan tatapan sinis

Pelajaran pertama di mulai dengan Hinata Hozuki dan Chika belum selesai dalam tugas rumahnya.

Pelajaran hari Jumat adalah yang paling cepat karena berakhir pada jam 1.30 artinya lebih cepat 1jam setengah.

Klub pun lebih banyak aktivitasnya pada hari Jumat.

"Ayo Haruka kun ke Gedung olahraga katanya Takeda sensei ingin memberikan kita informasi tentang Festival musim panas bola voli"

"Oh begitukah, maka ayo, Saki kamu ikut atau langsung pulang?" Tanya ku

"Ikut saja"

Kami ber 4 di tambah Yaichi berjalan menuju ke gedung olahraga.

Takeda sensei sudah menunggu dan beberapa anggota voli sudah datang.

Kami yang baru datang langsung ikut kumpul juga.

Setelah semua terkumpul Daichi mengatakan.

"Beri hormat"

Kami membungkuk dan Sensei mulai berbicara.

"Sensei di sini akan mengatakan informasi terbaru tentang festival musim panas vola voli  bulan juni awal nanti, pertandingan seleksi pertama akan di adakan tanggal 1 juli dan full set pertandingan adalah 3 game, dengan sistem gugur, semua pertandingan seleksi Prefektur Miyagi tidak akan di adakan di Wilayah date, tapi di ubah ke Sendai, Sensei tidak tau alasanya tapi kita hanya bisa menerimanya"

"Oh malah bagus jika di Sendai" pikir ku karena disitu Ami chan tinggal

"Semua pertanyaan akan dilaksanakan pada tanggal 1-15, dari info yang ku tau sekolah yang mendaftar di prefektur Miyagi sebanyak 48 sekolah dan kemungkinan akan bertambah karena pendaftaran masih akan di tutup pada 15 juni nanti, sehingga bagan pertandingan fiks nya seminggu sebelum pertandingan pertama di mulai"

"Selama sisa waktu kurang dari sebulan lagi ku harap kita bisa meningkatkan kualitas permainan kita dan dapatkan juara pertama agar bisa lolos menuju ke nasional, sekian informasi dari Sensei apa ada yang di tanyakan?"

"Sensei, untuk voli wanita berapa yang sudah mendaftar?" Tanya ku kepo

"Untuk yang wanita baru 24"

"Baik Kalian sudah tau bukan kandidat pertama masuk nasional, Yaitu Shiratorizawa dan untuk wanita Niyama" ucap Ukai sensei

"Tidak lagi Sensei Niyama kurasa akan mendapatkan persaingan ketat dengan tim putri Shiratorizawa" ucap ku

"Mengapa demikian?"

"Adik ku bermain di sana"

"Monster yang lain?" Tanya Ukkai sensei

"Sama seperti ku"

"Astaga itu lebih mengerikan"

"Benar bukan? Permainan hampir sama tapi di tingkat yang lebih rendah alias di pertandingan wanita"

"Berapa kecepatan serv tercepat"

"124 km" kurasa

"Mengerikan Haruka kun" ucap Asahi

"Sudahlah kita fokus saja kepada permainan kita sendiri" ucap Ukkai sensei

"Ayo kita sekarang pemanasan di lanjutkan latihan spike dan serv"

"Baik sensei" teriak kami semua

Latihanku sampai jam 3,30 saja karena aku ada urusan jadi aku izin pada mereka dan sensei.

Aku dan Saki berjalan menuju ke Resto dan Kukatakan pada Saiki kusuo aku sudah sampai di restonya.

Dia datang entah dari mana.

"Saki ambilkan Pudingnya aku akan masuk bersama Kusuo" ucap ku pada Saki

Saki pergi ke apartemen mengambil puding kopinya.

"Ayo masuk Kusuo"

Ku buka kunci pintunya dan kami masuk.

Kulihat disana masih bagus hanya beberapa barang yang tidak terawat dan banyak sarang laba laba di sana sini.

"Silahkan Kusuo" ucap ku

Kusuo mencoba berkonsentrasi untuk melihat makhluk gaib nya.

Dilihatnya Seorang hantu melayang kesana kemari.

"Biarian aku melihatnya Kusuo san"

"Apa kamu yakin Haruka?" Tanya Kusuo lewat telepati

"Tenang saja aku siap"

Disentuhnya pundak ku dengan tangannya, kulihat dengan mata ku hantu melayang di atas dengan wajah dan tubuh yang menakutkan.

"Istri Yamada san?" Ucap ku

Dia berhenti dan menghampiri ku

"Bisa kamu berubah bentuk, itu terlihat menakutkan"

Dia berubah bentuk

"Apa kamu ingin bertemu yamada San?"

Dia menangguk

"Baik tunggu sebantar akan ku panggilkan dia kemari"

Ku telepon dia dan Yamada bergegas kemari bersama putrinya, Saki dan Sayu juga datang.

"Yamada san Istrimu ingin bertemu untuk mu dan ku harap kamu bisa membuatnya untuk tidak khawatir lagi tentang mu atau tentang putrimu"

Kusuo menyentuh pundak Yamada dan putrinya.

"Fuka? Itu kamu?"

Dia mendekati Yamada dan putrinya

"Kamu selama ini ada di sini?"

Dia menangguk

Yamada menangis karena tidak tau bahwa roh yang dianggapnya mengganggu nya adalah istrinya, kurasa di sini si istri mencoba melindungi dirinya.

"Aku dan putri kita tidak apa sekarang, kamu tidak perlu khawatir lagi kamu bisa bahagia duluan di sana dan tunggu aku"

Dia yang diam mulai menangis dan memeluk Yamada dan putrinya dan mulai menghilang.

Yamada dan putrinya masih menangis melihat kepergian orang yang di sayangi untuk yang kedua kalinya.

"Kamu baik?" Tanya ku

"Umm aku tidak apa Haruka san terima kasih telah memepertemukan ku dengan Fuka"

"Tidak masalah"

Yamada dan Putrinya pamit saat ku tanya apa dia akan menetap jawaban tetap sama saat dulu, mereka tetap akan meninggalkan miyagi dan pindah ke daerah lain.

"Kusuo kun ini bayaran mu dan Saki mana puding kopinya"

"Ini Kusuo san" ucap Saki

Kusuo menerimanya dan membuka bingkisan puding kopi itu.

"Apa benar ini premium? Ini terlalu banyak bukan?"

"Ya aku tidak tau istriku yang membuat kamu coba saja apa premium atau tidak, jika tidak maka akan ku traktir di toko lain"

Saki memgambil sendoknya dan mencicipi puding buatan Saki.

Brushhhhhh

Kelembutan dan kepahitan yang tidak pernah di rasakan Saiki Kusuo datang secara tiba tiba.

"Bagaimana apa sudah premium?"

"Akan ku ambil dan jika butuh bantuan ku lagi telepon aku bayaran cukup puding buatan Saki san saja" ucap Kusuo

"Kamu pergi sekarang?"

"Benar masih ada urusan menyambut musim festival musim panas (scene saiki kusuo dimana di suruh membantu ketua kelas membuat gapura kayu)"

"Baiklah hati hati di jalan"

Kusuo pun menghilang.

"Dia menghilang kemana?" Tanya Sayu

"Kembali ke sekolah" balas Ku

"Owh" Sayu tidak heran tampaknya

.

.

.

"Baiklah pekerjaan dimulai Sayu dan Saki bersihkan resto ini sekarang juga, aku akan mengurus bagian depan dan tanaman depan"

"Oke" ucap mereka berdua

Aku mengecat garis parkir lagi kerena cat lama sudah pudar.

Seorang anak laki laki menghampiriku.

"Ano tuan apa anda akan membuka restoran ini? Bisakan aku melamar pekerjaan sebagai pekerja paruh waktu?"

"Eh benar aku baru akan membukanya, nama mu siapa?"

"Yuuta Shindou"

"Lah nih orang dari www. Working" pikir ku

"Kamu datanglah lagi besok sekarang masih beres beres"

"Jika aku bantu beres beres apa kamu dapat memastikan aku diterima kerja?"

"Aduh gimana ya belum tentu juga"

"Oh yasudah lah" ucap Shindou sedih lalu berjalan menjauh

"Shindou San jika kamu ingin bantu beres beres aku akan memberimu uang 5000 yen bisa kurang bisa lebih tergantung cara kerja mu"

Mata Shindou langsung berbinar dan mengapiri ku lagi.

"Tugas apa yang bisa ku lakukan tuan?"

"Panggil aku Haruka aku pemilik resto ini"

"Ok Haruka sama tugas apa yang bisa saya lakukan"

"Kamu bisa mengatur tanaman?"

"Serahkan padaku"

Shindou lantas pergi ke pagar tanaman

"Jangan pakai tangan juga dong, ini pakai sarung tangan dan gunakan gunting taman" serah ku padanya sarung tangan dan gunting

"Jangan di bawa pulang ok?" Ucap ku

"Siap pak"

Beberapa menit berlalu.

"Aku sudah selesai Haruka sama" ucap Shindou

Kulihat hasil pekerjaanya hasilnya sangat sapi dan bagus, ternyata di anime dan kenyataan bisa sama.

"Bagus tugas selanjutnya apa kamu bisa mengecat pagar itu?" Tunjuk ku pada pagar di depan karena sudah berkarat

"Bisa saja tapi boleh ku minta alatnya dulu"

"Aku tidak punya, apa kamu mau membelikanya?" Tanya ku

"Tentu aku mau Haruka sama"

Ku serahkan uang 10rb yen padanya dan ku suruh membeli kuas dan cat kaleng ukuran 5 kg.

"Ingat Shindou san, cat besi loh ya"

"Baik" dia langsung melesat pergi ke toko bangunan terdekat.

Aku masuk lagi ke dalam dan menemui meja kursi sudah bersih dan atapnya pun sudah bersih dari sarang laba laba.

.

.

.

.

.

.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C29
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login