Download App

Chapter 5: Hubungan Mulai membaik

Ketika Yoona membeli ice cream, tidak sengaja Naufal dan dan Nai bertemu di kursi taman. Keduanya sudah menjadi sahabat sejak mereka kecil. Keduanya sama-sama tinggal di Korea dan memiliki bisnis yang sama. Mereka pun menceritakan banyak hal sambil menunggu Yoona kembali.

"Naufal!" teriak Nai memanggilnya.

"Naufal, 'kan? Sama siapa kamu, tumben di tempat seperti ini?" tanya Nai. 

"Aku datang dengan Yoona. Dia sedang membeli jajan di sana. Kamu sendiri, dengan siapa kamu datang?" tanya Naufal.

Nai menunjuk beberapa gerombolan gadis dan beberapa anak kecil yang masih main di taman itu. Ada dari mereka yang sibuk mengambil foto bersama. 

"Oh ya, gimana dengan istrimu? Apa kamu sudah bisa mencoba membuka hati untuknya? Adik kecil kita itu,?" goda Nai. 

"Aku sedang berusaha. Haih, masih aneh gitu untuk mencintai adik sendiri," jelas Naufal menghela napas. 

"Sudah hampir empat bulan loh, Fal. Kamu pun jauh lebih paham akan agama, bukan? Dosa besar jika kamu tidak memberikan apa yang seharusnya untuk istrimu," tutur Nai, mencoba mengingatkan kembali kodrat sebagai suami bagi Naufal.

"Tolonglah … hargai dia juga, dia menjalani amanah almarhum istrimu, loh. Mianhae, bukan maksudku ikut campur, tapi … Aku memang sudah terlibat sejak awal," imbuhnya menepuk bahu Naufal.

Dari kejauhan, Yoona melihat suaminya dekat dengan Nai, membuat Yoona berpikir jika keduanya sangat cocok dan serasi. Tak terasa air mata Yoona pun menetes. 

"Bahkan, dengan Kak Nai saja mereka cocok. Kak Naufal memang tidak pantas untukku, bukan?" gumam Yoona. 

"Kak Nai cantik, cocok dengan Kak Naufal. Apa mereka tidak pernah ada perasaan? Sebelum menikah dengan Mbak Laila saja, Kak Naufal sudah dekat dengan Kak Nai." Yoona semakin mengada-ngada pikirannya. 

Tak ingin membuat suaminya menunggu terlalu lama, Yoona pun berjalan mendekat dan memberikan ice crem itu pada suaminya. Tapi, melihat Yoona datang, Nai langsung pamit karena tak ingin mengganggu waktu berdua Naufal dan Yoona berduaan. 

"Assalamu'alaikum, ini ice nya, Kak," ucap Yoona memberikan ice krim tersebut kepada Naufal. "Kak Nai juga di sini?" sambungnya. 

"Iya, tak sengaja saja aku bertemu dengan kalian di sini. Kalau begitu, aku mau pamit dulu. Teman-temanku pasti sudah menunggu lama, assalamu'alaikum," pamit Nai melambaikan tangannya. 

"Wa'alaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh,"

Nai hanya tak ingin terlalu dekat dengan Naufal. Ia sadar diri bahwa sahabatnya itu telah memiliki kehidupan sendiri yang tak mungkin bisa ia ganggu. 

"Kak Nai itu … cantik, ya? Kakak nggak merasa ada sesuatu gitu, ketika dekat dengannya?" tanya Yoona. 

"Jika aku jatuh cinta padanya, aku tidak akan menikah denganmu," jawab Naufal melirik ke arah istrinya seraya memakan ice cream yang dibeli oleh Yoona. 

Yoona tertunduk. Tak seharusnya dirinya bertanya seperti itu, jika jawaban Naufal akan melukai hatinya. 

Usai makan ice cream, Naufal mengajak Yoona untuk pulang. Ketika di jalan pulang, Yoona yang biasanya akan banyak bertanya, kala itu hanya bisa diam. 

*****

Keesokan harinya, Naufal sudah menyiapkan sarapan untuk Yoona. Ia sudah sibuk sendiri setelah salat subuh tadi. Sedangkan Yoona, dirinya masih siap-siap untuk berangkat ke kampus

Ada hal yang mengganggu dalam pikiran Naufal pagi itu. Sebuah kecupan dari Yoona, membuatnya tak bisa tidur nyenyak dimalam hari. 

"Assallamu'alaikum, Kak. Wah, wah, kenapa sudah siap gini sarapannya? Kenapa Kak Naufal nggak nungguin aku masaknya?" sambut Yoona di pagi itu membuat Naufal terkejut. 

"Waalaikumsallam, kamu ini kenapa ngagetin aku, sih? Ayo, sarapan!" Naufal menyiapkan bangku untuk istri kecilnya duduk.

"Maaf. Aku nggak tau kalau kakak akan terkejut. Maaf juga aku nggak bisa nyiapin sarapan pagi ini. Aku harus ke kampus lebih pagi soalnya," lenguh Yoona sedih.

"Sudahlah, makan saja dengan cepat. Hari ini, aku akan mengantarmu ke kampus," ujar Naufal mengambilkan lauk untuk Yoona. 

"Serius?" mata Yoona terbelak, seolah ia tak percaya bahwa suaminya hendak mengantarnya ke kampus. 

Terlihat sekali Yoona sangat bahagia. Di sepanjang jalan, Yoona hanya menatap suaminya dengan tatapan penuh cinta. 

"Ada yang salah dengan mukaku?" tanya Naufal memecah lamunan Yoona.

"Ah, nggak kok, Kak. Em, Kak Naufal selalu tampan di mataku. Itu saja_" elak Yoona dengan menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah karena malu. 

Naufal hanya tersenyum mendengar pujian sangat istri. Sejak semalam, Naufal berpikir jika dirinya akan mantap untuk mulai membuka hati untuk Yoona. Sebab, ia juga ingin tahu apa yang sebenarnya disembunyikan oleh Yoona dengan istri pertamanya sebelum meninggal dunia. 

"Alhamdulillah sudah sampai. Apa nanti kamu mau aku jemput?" tanya Naufal. 

"Allahu karim, apakah ini mimpi? Bahkan Kak Naufal ingin menjemputku?" gumam Yoona bahagia. 

"Hey, malah bengong. Bagaimana?" tanya Naufal lagi. 

"Nanti aku kabari lagi, ya, Kak. Assalamu'alaikum," pamit Yoona seraya mencium tangan suaminya. 

Di kampus, Yoona terlihat sangat bahagia sekali. Ia tak pernah melepaskan senyum bahagianya sembari bersenandung ria ketika masuk ke kelas. 

Seorang sahabat yang melihatnya dari kejauhan oun ikut bahagia melihat sahabatnya riang gembira. Akan tetapi, Tae ini memiliki niat untuk membuat Yoona dekat dengan dengan Arnold, sepupunya. Sebab, bagaimanapun juga, menurut Tae, Yoona tidak akan bahagia hidup bersama Naufal. 

"Ehem, yang sedang bahagia, ada apa ini?" tanya Tae.

"Ada deh!" jawab Yoona menyembunyikan senyumnya. 

"Cerita dong_" desak Tae menoel-noel pipi Yoona. 

"Emm, sebenarnya kemarin aku kencan dengan suamiku. Kami juga berciuman di atas kincir angin. Romantis banget, terus pulangnya makan ice cream. Pagi ini aja, suamiku mengantarku ke kampus," ungkap Yoona dengan senyuman.

Tae merasa kecewa tentunya dengan kenyataan itu, karena ia berpikir hubungan Naufal dan Yoona semakin membaik. Tetap saja, rencana yang sudah ia susun untuk mendekatkan Yoona dengan sepupunya tetap akan di jalankan. Tak dapat dipungkiri karena Arnold juga memendam perasaan kepada Yoona. 

"Yah, bagaimana ini?" Tae melenguh dalam hati.  "Tidak mungkin aku mengkhianati saudaraku sendiri, bukan?" gumamnya lagi. 

"Tapi, bagaimana dengan hubungan Yoona yang sudah mulai membaik itu? Aigo, aku semakin pusing!"

-

Ketika istirahat, Tae mengajak Yoona bertemu dengan Arnold di kantin kampus. Mereka membahas tentang rencana yang sudah beberapa hari mereka rencanakan. Mereka hendak pergi ke wisata di daerah Busan. Salah satu kota yang ada di daerah Korea Selatan.

"Bagaimana denganmu, Yoona? Kau ikut serta, 'kan?" tanya Tae. 

"Menginap? Untuk berapa hari coba? Dan ini kan wisata untuk pasangan," celetuk Yoona SL tidak setuju.

"Em, jika kau bisa … Ajak saja suamimu itu. Nanti, aku akan mengajak Eun Bi, agar Arnold Oppa ada pasangannya," ucap Tae. 

"Sebaiknya aku harus izin dulu deh, ya. Takutnya, suamiku tidak mengizinkanku," Yoona masih hati-hati dalam bertindak. Mengingat Naufal baru saja baik kepadanya, jadi dirinya tak ingin membuat masalah bagi suaminya yang dingin itu. 

Ketika keduanya asik mengobrol, datanglah Arnold dari samping kantin. "Hai semuanya, kalian sedang membahas apa?" sapa Arnold.

"Acara besok, Oppa. Bagaimana, nih? Ae Ri bahkan juga ikut serta," jawab Tae semangat. 

Pembahasan selesai. Arnold dan Ae Ri juga setuju untuk ikut serta. Tapi, kenyataan yang pahit harus Yoona terima. Ae Ri, teman yang dikenalnya itu, dalam nyatanya dirinya tak pernah menyukai keberadaan Yoona. Ia sangat membenci Yoona sampai ke akarnya. 

"Aku ikut, karena Arnold Oppa juga bergabung. Jika tidak, malas sekali dengan jalang kecil ini!" umpat Ar Ri dalam hati. 

Persahabatan yang dibangun oleh Ae Ri tidaklah tulus kepada Yoona. Itu semua karena dirinya mencintai seorang Arnold, tapi dirinya tidak bisa menerima kenyataan, bahwa Arnold malah menyukai Yoona yang jelas-jelas sudah memiliki pasangan hidup. Maka dari itu, Ae Ri merencanakan sesuatu hal jahat untuk Yoona di acara nanti. 


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C5
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login