Download App

Chapter 2: Louis

Nate yang kini berada di kamar Nara langsung merebahkan diri disana.

Perlahan maniknya mulai mengedar ke seluruh penjuru kamar kembarannya yang didominasi warna biru langit dengan sentuhan warna pastel yang disukai adiknya.

Semuanya tertata rapi di kamar Nara.

Ya, gadis itu rapi dan juga multitalenta.

Ddrrt

Saat Nate hendak memejamkan maniknya, sebuah pesan masuk terdengar di telinganya.

Tentu saja, Nate kembali terbangun dan mencari ke arah sumber suara.

"Ah, ini dia," cicit Nate saat menemukan handphone Nara yang ternyata tergeletak begitu saja di meja kecil di samping tempat tidur.

'Louis?'

Manik Nate membulat sempurna menemukan nama pria yang menurutnya mustahil untuk mengirim pesan kepada saudara kembarnya.

Jari-jari Nate dengan cepat membuka pesan dan membaca isi pesan yang masuk.

[Apakah kita akan makan malam bersama malam ini?]

'Apa ini? Mengapa dia memberinya pesan? Kenapa playboy seperti dia harus mendekati Nara! ' Monolog Nate berkecamuk dalam hati yang secara refleks tidak menyukai hubungan Nara dengan pemuda itu.

Tak lama kemudian jemari Nate langsung mengecek isi pesan antara Nara dan Louis.

Belum hampir lima menit, manik Nate kembali membulat sempurna.

Ia benar-benar tak menyangka bahwa di antara seluruh percakapan itu, Nara sendirilah yang memberikan pesan terlebih dahulu kepada pemuda itu, yang menurut Nate tidak cocok dan tidak baik untuk Nara.

'Astaga! Kenapa adikku sendiri yang mencari masalah dengannya.' kesal Nate dengan Nara.

Nate yang ingin melepaskan kekesalannya dengan datang ke kamar sang adik secara langsung, terpaksa harus menundanya, sebab ia masih ingat dengan baik bahwa Ed terakhir masih berada di tempat Nara, jadi tak mungkin ia tiba-tiba datang begitu saja kesana.

Tak lama, seringai tipis muncul di wajah Nate, atau lebih tepatnya Nate dalam wujud Nara sekarang.

Nate dalam suasana hati yang senang dengan pikirannya yang sudah jauh melanglang buana kesana kemari, membalas pesan dari Louis.

[Tentu saja, kami akan melakukannya, bukan?]

Nate mencoba mengikuti gaya adiknya dalam membalas pesan Louis.

[Ya, saya bisa, bisakah saya memilih tempat?]

[Tentu]

Dengan segala ide liar dan liciknya, Nate menatap layar ponselnya sebagai balasan atas pesan Louis.

Setelah mendapat pesan dari Louis, Nate memberikan pesan kepada Nara melalui ponselnya sendiri yang tertinggal di kamarnya.

[Aku perlu bicara dengan mu, tetapi saat Ka Ed dan Ka Dru tidak bersamamu]

[Oke]

Setelah itu, Nate kembali memejamkan maniknya dan mencoba mengistirahatkan dirinya yang sedikit lelah.

***

"Bro! Sepertinya kau terlihat bahagia, ada apa? Apakah kau mendapatkan seorang gadis lagi, setelah kau baru saja mencampakkan Emma kemarin?" tanya seorang pemuda.

Pemuda yang ditanya tentu saja mengulas senyumnya pada sahabatnya itu dan segera menganggukkan kepalanya.

"Astaga! Apakah kau serius? Apakah kau punya wanita pengganti lain setelah baru putus dengan Emma? Gadis mana yang ingin kau dapatkan setelah sebelumnya berkencan dengan wanita cantik, kaya seperti Emma, ​​​​belum lagi kau hanya berkencan dengannya dalam kurun waktu seminggu."

"Tenang bro, kenapa kau begitu kesal padaku? Lagi pula, Emma tidak sebanding dengan gadis ini. Dia berbeda, Jack."

Jack memutar maniknya malas. Menurutnya, semua ucapan Louis tidak bisa dianggap begitu saja, apalagi temannya itu telah menyakiti banyak wanita.

"Siapa gadis yang kau dekati, Louis?"

"Nara," ucap Louis enteng dengan sedikit antusias yang dapat terlihat jelas di wajah Louis.

Namun...

Berbeda dengan Jack, pemuda itu justru tampak panik dan gugup.

"Kau tidak salah pilih?! Kau gila bro, kau tak hilang ingatan? Bukankah dia adalah adik perempuan Dru?" seru Jack, setengah mengutuk Louis.

Louis tampak mengusap telinganya dengan lembut seolah memberikan kode kepada Jack, bahwa suaranya mengganggu pendengarannya.

"Kau terlalu mengambil risiko, Louis, lebih baik kau pergi dan lupakan untuk mendekati gadis itu jika kau tak ingin celaka di tangan Dru," ujar Jack dengan cepat menasihati Louis, yang sepertinya tidak terlalu peduli dengan perkataannya mengenai hal yang akan terjadi.

"Tenang saja, Jack, toh bukan aku yang mendekatinya, tapi gadis itu yang lebih dulu mendekatiku, jadi aku tidak salah mendekatinya," kata Louis yang meluruskan pemikiran Jack.

"Tapi, apakah kau masih ingat ketika seorang pemuda mendekati Nara yang berakhir di rumah sakit karena Dru tidak menyetujuinya?" tanya Jack, yang sekali lagi mencoba membuat Louis berubah pikiran.

"Tenang saja. Semuanya aman terkendali, selama Dru tidak menyadari itu tidak akan menjadi masalah."

Beberapa kali Jack tampak menghela napas pelan. Ia tak menyangka sahabatnya berani mengambil resiko dengan mendekati adik perempuan Dru yang bergelar tangan dingin yang ditakuti banyak orang.

Tidak banyak orang yang berani mendekati Dru!

"Kudengar Dru bukan satu-satunya penjaga gadis itu, tapi ada dua pemuda lain yang sama menyeramkannya dengan Dru saat mendekati gadis itu. Louis, apa kau yakin tak ingin berubah pikiran?"

Berbagai negosiasi coba dilakukan Jack pada Louis.

"Gadis ini unik, Jack. Kurasa aku tertarik padanya."

'Sial! Louis sangat bodoh!' umpat Jack dalam hati yang tak habis pikir dengan pikiran sahabatnya itu.

'Gadis kecil, aku ingin tahu sejauh mana perasaanmu padaku.'

----

Leave a comment, and vote


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login