Download App

Chapter 3: Kamu Gak Boleh Move On Ya?

"Sis, sebenarnya coklat yang tadi lu makan adalah pemberiannya Raja. Maaf ya, gue cuma mau lihat kalian balikan."

Mendengar nama setàn ah maksudnya mantan Ratu langsung ingin muntah. Seandainya bisa membedah perut, Ratu pasti memilih membuang semua coklat pemberian Raja. Hah, nasi udah jadi bubur. Ralat, coklat udah jadi ya gitu deh. Bayangin aja sendiri prosesnya.

"Ya mau bagaimana lagi, gue tahu seserem apa dia ngancam lu. Dia itu cuma mau sok baik di depan semua orang, padahal kemarin dia udah nyi..."

Mampus! Mulut ember Ratu memang gak bisa diajak kerja sama. Jaga rahasia aja gak bisa, gimana jaga negara yang makin gak aman sama tikus-tikus berdasi yang merajalela.

"Nyi..?" ulang Laura, merasa ucapan temannya mengambang.

"Nyiptain pertengkaran terus tiap ketemu. Pokoknya damai sama dia tuh mustahil, banget! Intinya gue jaga-jaga aja biar gak kemakan sama janji-janji sok manisnya."

"Dia kan emang manis, Rat. Lu aja yang terlalu dendam, inget! Cinta sama benci setipis koin. Dua sisi yang beda, tapi selalu sama-sama. Dulu kalian juga punya hubungan spesial kan?"

Itu dulu, sebelum Raja menghancurkan kepercayaan Ratu atas dasar percintaan. Meskipun cinta monyet, tapi usianya sudah remaja dan tahu betul makna menyukai secara tulus tanpa embel-embel mempermainkan.

Baginya, cowok seperti Raja gak pantas diperjuangkan. Ada hal yang jauh lebih penting yaitu kuliahnya, lebih baik fokus apa yang ada di depan bukan? Daripada menoleh masa lalu yang hanya menyakitkan.

"Udahlah, gue mau pulang. Kalau lu nyeritain tentang si setàn lagi gue gak mau ngasih tebengan."

Ya jelas Laura langsung mendaratkan pantàtnya di atas motor super imut milik Ratu, Vespa yang gadis itu dapat saat masuk kuliah. Memang sih, kebanyakan jaman sekarang tak mau bersusah payah ke mana-mana naik Vespa, pasti bakalan mogok dan banyak kendala di jalan. Tapi itulah istimewanya Vespa. Antik dan menarik.

***

Bukannya ingin balikan sama mantan, tapi Raja tipe cowok yang memikirkan kesalahan masa lalu. Ia begitu banyak dosa dengan Ratu. Menyakiti, berkhianat dan pergi saat Ratu sedang sayang-sayangnya. Bayangin, pasti gak enak kan digituin?

"Hah!" helaan napas Raja terasa berat sekali.

Kenapa seorang Ratu bisa membuatnya jadi sok lemah begini, padahal Raja bisa saja menekan salah satu nomor gadis di kontak teleponnya yang nganggur. Ngajak jalan, makan, nonton atau apa aja yang penting gak melulu memikirkan tentang mantan pertamanya. Ratu Pertiwi.

"Tumben ngelamun, masih bisa mikir dosa?" celetuk Aurora, adik Raja yang masih SMP.

Eits, jangan salah kira. Aurora sekecil itu selalu berhasil menyihir siapa saja yang diajak bicara larut dalam obrolannya. Semacam punya intuisi agar nyaman saat berbincang.

Ya, Aurora tahu betul bahwa abangnya memang terkenal sebagai playboy cap kadal plus buaya. Heran, kenapa sejak putus sama Ratu abangnya berubah jadi monster?

"Lagi mikirin hidup, kalau dosa gak usah dipikirin tetap aja punya kan?"

"Ya makanya taubat, ini tuh udah 2021, Bang! Umur lu berapa sih?"

"Kalau beneran adik gue, pasti tahu lah!"

Raja malas berdebat, memang sih dosanya menggunung tanpa ampun. Tapi Raja bukan anggota gangster apalagi pelaku kriminàl, hanya seseorang yang berusaha melampiaskan rasa sakit hati karena ditolak berkali-kali oleh cinta pertamanya.

Kesalahan di saat SMA memang memilukan, dengan teganya Raja malah berselingkuh dengan anggota osis. Ah, masa lalu yang bodoh sekali.

Tapi anehnya, Ratu sampai sekarang belum pernah terlibat skandal cinta atau dekat dengan siapapun. Mantan pacarnya cukup manis, bahkan menurutnya Ratu adalah gadis yang sempurna di matanya, suka sekali saat gadis itu fokus dengan dirinya sendiri walaupun keadaan sekitar sangat ramai. Misal saat pertandingan basket, terkadang Raja membutuhkan tatapan sendu dari Ratu yang sibuk dengan ponselnya. Tak apa cuek, suatu saat nanti Raja akan berusaha agar gadis itu menilainya sebaik dulu saat masih berpacaran.

"Ngomong-ngomong, apakah move on itu sulit untuk kaum cewek?" tanya Raja pada adik satu-satunya yang bisa diajak curhat.

Ya, Aurora memang kadang lebih dewasa pikirannya daripada dirinya yang selalu gegabah mengambil keputusan. Mungkin karena suka membaca atau riset, Aurora sedikit lebih masuk akal daripada Raja.

"Tergantung. Kalau mantannya resek kaya Abang mah pantes banget mantan Abang move on!"

"Serius dong, Ra! Abang lagi butuh nasihat dari lu tau!"

Hah, rasanya malas memberitahu pada orang yang hanya menelan semua fakta bahwa Raja harus berubah. Entahlah, kenapa Raja yang sekarang berubah menjadi cowok yang obral janji sana-sini. Aurora tahu dari seringnya Raja mengajaknya bertemu dengan gadis yang beda setiap bulannya. Membosankan.

"Abang tanya gitu buat apa sih? Buat cari cara agar gebetan Abang move on dari pacarnya terus jadi mantan terus dideketin sama Abang?"

Dih, punya adik sukanya mikir yang enggak-enggak. Ya meskipun kelakuan Raja memang 11-12 sama buaya tapi Raja tak separah itu kok, ada barisan temannya yang lebih parah, kadang hanya suka memberi harapan tapi gak jadian. Ngenes banget.

"Intinya gue takut Ratu udah benar-benar move on dari gue. Lu tahu kan Dek, dia itu something. Gak ada yang se-spesial dia di hidup gue. Mama, lu, Ratu. Adalah spesies sama yang gue anggap istimewa."

"Bacot lu, Bang. Spesies, emang lu kira kita apa?"

"Bercanda. Buruan keluarin semua uneg-uneg lu deh, gue dengan senang hati dengerin pakai dua telinga dan hati yang siap siaga."

Melihat Raja pasang badan, tegak, fokus padanya Aurora hanya menghela napas. Secinta apa sih abangnya sama kak Ratu, sampai-sampai jadi sok melow begini?

Tapi baiklah, sepertinya Raja memang cocok dengan Ratu. Dari nama saja udah satu set, uwu banget kan? Pasti nanti kalau punya anak lucu-lucu. Aduh, balikan aja belum udah langsung mikir yang enggak-enggak. Ini pasti akibat membaca cerita romance random yang sering lewat di notifikasi ponselnya.

"Bagi cewek, ada bagian dari orang yang disayangi yang enggak akan pernah hilang. Sebanyak apapun cowok lain. Sebanyak apapun bahu. Sebanyak apapun moment jalan-jalan dengan cowok lain. Tetap, bagian itu nggak akan terganti, Bang. Dan gue gak tahu sekarang kak Ratu lagi ngerasain apa ke Abang, apalagi setelah peristiwa itu."

Benar juga. Raja saja sendiri tak tahu karena sampai sekarang Ratu tak pernah mau bicara face to face dengannya. Apalagi dengan beraninya ia malah mengambil ciuman pertamanya beberapa hari yang lalu, di pikiran Raja ia hanya ingin jadi cowok yang pertama menyentuh gadis itu. Ah, cinta memang bisa norak sekali.

"Dan apakah Ratu sedang menghindariku gara-gara sakit hati?"

"Bisa jadi. Sakit hati plus kecewa, susah banget kalau mau memperbaikinya kecuali Abang punya sihir kayak Harry Potter sih, tapi ini hidup ya bukan dunia halu apalagi sihir. Intinya, kalau ada kesempatan gas pol aja, gue lebih suka Abang memperjuangkan seseorang daripada sok-sokan jadi fuckboy."

Ah, soal itu sih masih mikir-mikir dulu deh!


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login