Download App

Chapter 2: Bermula

Ding-ding-ding. Suara bel sekolah berbunyi.

"Oh! Bel sudah berbunyi," ujar Kira.

Baru saja bel berbunyi, wali kelas mereka langsung masuk ke dalam kelas.

"Baik, anak-anak. Karena bel sudah berbunyi, silahkan duduk di kursinya masing-masing," ujar guru lalu meletakkan barang bawaannya di meja.

"Gila! Cepat sekali pak guru masuk. Padahal bel baru saja berbunyi," ujar Petra dengan wajah terkejut.

Guru itu mengambil nafas dan mulai berbicara. "Baiklah, sebelum kita belajar. Mungkin sekali lagi saya akan memperkenalkan diri saya kepada kalian," ujar guru itu.

"Mungkin saja ada dari kalian yang masih belum mengetahui atau malah mungkin enggan untuk mengingat nama saya. Jadi perkenalkan nama saya adalah Tora. Kalian bisa panggil pak Tora," ujar pak Tora.

Hm, yah ... Jadi wali kelas kami adalah pak Tora. Kalau dilihat dari penampilannya pak Tora terlihat memiliki kemampuan yang biasa saja. Namun tetap saja aku tidak boleh menilai buku dari sampulnya saja.

"Lalu untuk masalah kemampuan saya. Saya tidak akan memberitahukannya. Ada saatnya saya akan memperlihatkan kepada kalian. Tapi jika penasaran kalian bisa mencari informasi tentang saya," ujar Tora.

"Ayolah pak kasih tahu saja kepada kami. Jangan membuat kami penasaran," ujar murid yang protes.

"Sudah-sudah. Perkenalan diri saya sampai di sini saja. Sekarang kita masuk ke permasalahan selanjutnya," ujar Tora.

"Permasalahan apa, pak?" tanya murid-murid heran.

"Untuk permulaan kita akan memilih ketua dan wakil ketua untuk kelas ini. Jadi apakah dari kalian yang ingin mencalonkan diri?" tanya Tora.

"Saya pak!" ujar salah seorang murid sambil mengangkat tangannya.

"Baik apa ada yang lainnya lagi?" tanya Tora.

Hm ... Kira-kira siapa yang cocok menjadi ketua dan wakil ketua kelas ini, ya? Aku harap yang terpilih tidak akan lalai dengan tugas mereka nantinya. Ujar batin Kira.

Karena mendengar sesuatu hal yang menarik dari pak Tora. Petra dan Ruby langsung merencanakan sesuatu.

Sepertinya ini akan menjadi hal yang bagus untuk mengerjai Kira. ujar batin Petra sambil menyeringai.

Lalu Petra menoleh kebelakang dan berbisik kepada Ruby. "Ruby, apakah kamu memikirkan hal yang sama denganku?" tanya Petra.

"Tentu saja. Rencana untuk mengerjai Kira, 'kan?" jawab Ruby.

"Bingo. Jadi bagaimana jika kita mencalonkan Kira menjadi ketua kelas?" tanya Petra.

"Ide bagus. Sana langsung bilang sama pak Tora," ujar Ruby setuju.

"Ok," ujar Petra sambil menyeringai begitu pula dengan Ruby yang ikut menyeringai.

"Halo, ini apakah hanya satu orang saja yang mencalonkan diri?" tanya pak Tora.

Petra lalu mengangkat tangan dan bertanya. "Pak apakah kami boleh mencalonkan orang lain?"

"Tentu saja boleh. Siapa yang ingin kamu calonkan?" tanya Tora.

Bagus! ujar batin Petra.

Ha? Petra mencalonkan orang? Apa lagi lah yang ingin diperbuat anak ini. ujar heran Kira dalam batinnya.

"Saya ingin mencalonkan Kira menjadi ketua kelas pak!" ujar Petra dengan semangatnya.

"Heh? Apa?!" ujar Kira terkejut sambil ternganga.

"Sejauh yang saya tahu. Kira ini adalah orang yang bertanggung jawab, disiplin, dan juga perhatian kepada orang lain, pak," ujar Petra dengan santai tanpa beban.

"Oi berita bohong dari mana itu?" ujar Kira.

"Kalau begitu akan bapak masukkan Kira sebagai calon, ya." ujar Tora lalu menuliskan nama Kira di papan tulis.

Ini guru ... Padahal aku belum setuju tapi malah memasukkan nama orang lain seenaknya. ujar kesal batin Kira.

"Apakah ada yang lainnya lagi?" tanya Tora.

"Tidak pak!" ujar murid-murid.

"Baik di sini kita akan langsung melakukan pemilihan suara. Yang mendapatkan banyak suara dia yang menjadi ketua kelas," ujar Tora.

Kira melihat ke arah Petra dan Ruby. Petra dan Ruby malah tersenyum kepada Kira. Dan hal itu membuat Kira naik pitam namun ia menahannya.

Itu dua bocah lihat saja nanti ya. Tunggu pembalasan dua kali lipat dariku. ujar kesal batin Kira.

"Baik silahkan angkat tangan bagi yang ingin memilih Kira," ujar Tora.

"Pilih Kira saja kali ya? Sepertinya dia akan cocok," ujar murid A.

"Iya sih, tapi ... Entah kenapa aku merasa Kira itu kebalikan dari yang dikatakan Petra," ujar murid B.

Memang itu kenyatannya, Petra itu penuh dengan omong kosong. Pikir Kira setelah mendengar obrolan yang lainnya.

Lalu lima belas orang mengangkat tangan untuk memilih Kira. Pak Tora pun menghitung hasilnya.

"Baik di sini karena jumlah murid di kelas ini dua puluh orang. Dan Kira mendapatkan lima belas suara. Maka Kira yang menjadi ketua dan Samy menjadi wakil, ya," ujar Tora lalu bertepuk tangan.

Murid-murid pun ikut bertepuk tangan.

Hah ... Sudah aku duga hasilnya akan menjadi seperti ini. Yang lain malah menelan perkataan Petra mudahnya. Jika saja dia tidak populer di sekolah ini, mungkin ini tidak akan terjadi. pikir kesal Kira.

"Sekarang Kira dan Samy silahkan maju dan perkenalkan kembali diri kalian, ya," ujar Tora sambil tersenyum.

Ok santai saja Kira. Kamu pasti bisa. Ini hanya sekedar memperkenalkan diri dan semuanya akan selesai. pikir Kira menyemangati dirinya sendiri.

Kira dan Samy pun maju ke depan dan memperkenalkan diri.

"Perkenalkan namaku adalah Akira. Bisa kalian panggil Kira. Jujur saja aku sangat keberatan menjadi ketua kelas, namun karena sudah terpilih. Aku tidak punya pilihan lain," ujar Kira yang membuat lainnya terkejut.

"Wah kamu ini cukup blak-blakan juga, Kira," ujar Tora.

"Saya hanya mengatakan perasaan saya yang sebenarnya saja pak," ujar Kira sambil senyum terpaksa.

Lalu Samy memperkenalkan dirinya.

"Halo semuanya. Perkenalkan namaku adalah Samy. Mulai hari ini aku akan menjadi wakil ketua kelas. Mohon bantuannya." ujar Samy sambil menundukkan kepalanya.

"Sekarang kalian berdua boleh duduk di kursi kalian masing-masing," ujar Tora.

Kira dan Samy pun segera duduk di kursi mereka.

"Kira bisakah kamu mempersiapkan murid di kelas ini?" tanya Tora.

"Tidak! Tidak! Saya tidak pernah melakukan sebelumnya, pak," ujar Kira langsung menolak.

"Kamu sebelumnya juga sudah pernah ketua kelas menyiapkan kelas, bukan? Sekarang kamu hanya perlu mencontohnya saja," ujar Tora.

"Ba-baiklah pak. Saya akan mencobanya," ujar Kira ragu-ragu sambil berdiri.

Kira lalu mengambil nafas yang dalam dan menghela nafasnya. "Berdiri! Beri salam kepada guru!" ujar Kira dengan kuat namun badannya gemetar.

Murid-murid berdiri dan memberi salam. "Selamat pagi pak!" ujar seluruh murid di kelas.

"Selamat pagi juga semuanya. Silahkan duduk," ujar Tora.

"Nah benarkan apa kata saya Kira. Kamu pasti bisa bila mencobanya," ujar Tora.

"Hehe iya pak," ujar Kira sambil menggaruk kepalanya.

"Kamu itu terlalu gugup Kira," ujar ledek Petra.

"Tutup mulutmu sialan. Ini semua karena dirimu dan juga Ruby," ujar kesal Kira.

"Loh kok aku juga kena?" ujar Ruby dengan wajah polosnya.

"Jangan kamu pikir aku tidak tahu ya, Ruby," ujar Kira sambil menatap tajam ke arahnya. Ruby pun langsung terdiam.

"Hei-hei Sudahlah. Sekarang ayo kita mulai pelajarannya," ujar Tora menghentikan perdebatan mereka bertiga.

Setelah suasana kelas tenang. Mereka pun mulai belajar.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login