Download App

Chapter 3: Ayahku Bernama Lu Junhan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Anak yang muncul di hadapan Tuan Muda Lu itu tidak mengatakan apa-apa, tapi ia justru diusir oleh Tuan Muda Lu tanpa ampun.

Mendengar bahwa anak itu ketakutan, Tuan Muda Lu sekarang bermimpi buruk tiap malam saat ia tidur. Saat hari kerja, ia ketakutan seperti tikus yang bertemu kucing. Ia menoleh dan langsung lari terbirit-birit.

Lihat saja betapa dalamnya bayangan itu.

Melihat wajah Lu Li yang putih lembut dan bulu matanya yang berkelap-kelip, hati kepala pelayan itu pun goyah.

Kepala pelayan menarik napas dalam-dalam. Sebelum Lu Junhan menyemprotnya lagi, dengan cepat ia menoleh kepada para pelayan dan pengawal di sekelilingnya dan dengan nada tegas ia berseru, "Biar kukatakan sekali lagi! Anak siapa ini? Segera keluar dan bawa dia pergi!"

Hal seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Dua bulan yang lalu, ada seorang pelayan wanita yang terlalu berani. Entah apakah ia terlalu banyak membaca novel atau otaknya sudah gila.

Pelayan wanita yang berani melakukan ini benar-benar kurang ajar. Ia memanfaatkan keluarga Lu yang mengadakan jamuan makan dan membawa keponakan kecilnya masuk ke kediaman keluarga Lu dan membuat kekacauan. Ia juga dengan sengaja menyuruh anak kecil itu memanggil Tuan Muda Lu dengan panggilan ayah.

Jalan pikiran pelayan wanita itu juga mudah ditebak. Melihat bahwa Tuan Muda Lu tidak dekat dengan wanita, ia memanfaatkan anak kecil itu untuk melembutkan hati Tuan Muda Lu.

Saat Tuan Muda Lu membawa anak itu untuk menemui kerabatnya, tentu saja Tuan Muda Lu akan mengenalinya.

Tentu saja perhitungan pelayan wanita itu sama sekali tak ada gunanya!

Tuan Muda Lu tak hanya membenci anak-anak, tapi ia jauh lebih membenci anak-anak jika dibandingkan dengan rasa bencinya terhadap wanita.

Jadi, ia langsung mengenyahkan anak kecil itu di tempat.

Secara alami, akhirnya pelayan wanita itu disingkirkan dan hasilnya tidak jauh lebih baik.

Sejak saat itu, semua orang di kediaman keluarga Lu tahu bahwa majikannya sangat membenci anak-anak dan tak ada yang berani mengambil risiko lagi. Saat melihat sang majikan begitu tenang dalam beberapa bulan, tak diduga bahwa hari ini ada orang yang punya ide buruk. 

Melihat para pelayan dan pengawal diam saja, raut wajah kepala pelayan berangsur-angsur berubah.

"Paman, aku bukan anak keluarga siapa-siapa."

Tepat pada saat itu, gadis kecil itu berusaha keras memanjat keluar dari dalam kolam. Ia menggosok dan menyingkirkan lumpur yang menempel di tubuhnya. Wajahnya begitu kotor, tapi ekspresinya serius dan berkata, "Aku anak keluarga Lu."

Gadis kecil itu mengulurkan tangan kecilnya dan jari-jarinya menunjuk ke arah Lu Junhan di sampingnya. Dengan tubuhnya yang kecil, ia memperkenalkan diri kepada kepala pelayan dengan bangga, "Inilah ayahku! Ayahku benar-benar hebat!" 

Melihat penampilan gadis kecil ini yang begitu bangga mengakuinya sebagai ayahnya, hati Lu Junhan tiba-tiba tergerak. Ada perasaan aneh yang muncul dari dalam hatinya. Lu Junhan seolah benar-benar dipuji oleh putrinya dan rasa gembira yang tak bisa dijelaskan timbul dari dalam hatinya.

"Aku bukan ayahmu."

Lu Junhan menekan perasaannya dengan enggan. Pandangan matanya tertuju pada bawahannya, tapi ia sama sekali tak melihat adanya perubahan pada ekspresi mereka. Seolah-olah mereka benar-benar tak mengenal gadis kecil itu.

Lu Junhan memandang ke sekelilingnya dan tatapannya kembali kepada kepala pelayan. Suaranya bernada bahaya, "Coba kalau kau berani sembarangan bicara lagi!"

Aura dingin dan keras yang dilontarkan Lu Junhan membuat kepala pelayan yang ada di sampingnya gemetar hebat.

"Saya tidak berani bicara sembarangan!" Yang membuat semua orang terkejut adalah loli kecil ini sama sekali tidak takut. Ia mencubit pinggang kepala pelayan dengan tangan kecilnya. Gadis muda itu memajukan wajahnya dan bertanya dengan nada tinggi, "Kau memanggil ayahku, Lu Junhan?"

Lu Junhan tak bisa berkata apa-apa.

Gadis kecil itu menatap kepala pelayan dan berkata dengan nada serius, "Ayahku bernama Lu Junhan."

Semua orang di tempat itu terdiam.

Loli kecil itu melihat bahwa Lu Junhan diam saja. Dengan gembira, ia berkata, "Jadi, kau adalah ayahku, Lu Junhan."

"Bukan." Pria itu menatapnya datar. Menyadari bahwa ia tidak bisa menemukan siapa dalang di balik semua ini, tanpa membuang waktu lagi, Lu Junhan membalikkan badan dan langsung pergi setelah berkata, "Kau salah orang."

"Tidak mungkin! Ayah, aku tidak mungkin salah orang!"


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C3
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login