Download App

Chapter 2: Awal mula

Malam hari yang cerah, bulan berbentuk sangat sempurna dan juga terang, malam yang indah ini sama sekali tidak cocok dengan suasana hati seorang gadis yang kini tengah duduk di sebuah Cafe dengan dua pria di kiri dan kanan nya.

Wajah gadis itu tampak lecek seperti setrikaan gak panas. Lelah, kesal, jengkel dengan apa yang terjadi saat ini.

Bagaimana bisa pacar cadangan nya memergoki diri nya sedang makan malam di sebuah cafe bersama pacar nya yang lain?

Oh tuhan, bisa kah saat ini dia pergi?

" Dengar, aku lelah.. dan ini juga sudah malam, aku gak perduli kalian mau tonjok tonjokan silahkan, tapi aku mau pulang. Jadi lepas kan tangan ku okey? " Ucap Gesya jengkel.

" Gak bisa, ini semua juga gara gara kamu. Apa gak cukup satu pria yang menjadi kekasih mu? Sampai kamu cari cadangan, ha? " Bentak pacar 1 emosi.

Ok, Gesya maklum kan itu. Tapi dia saat ini dia sangat lapar, makanan di depan hanya sebuah pajangan saja tanpa ada yang perduli untuk menyantap. Gesya benar benar di buat pusing, lain kali harus jaga jaga lagi nih. Agar tidak ketahuan.

" Ok aku ngaku salah, biar cepet gini aja. Kita putus! " Ucap Gesya tegas.

" Gak!! " Bentak dua pria itu setempak.

Gesya menatap wajah kedua pria itu bergantian dengan sorot mata bingung.

" Mau kalian paan sih, jangan buat aku kesel deh ya? Aku lapar, butuh makan. Lah kalian berdua dari tadi tatap tatapan gak kelar kelar, udah hampir satu jam. Gak capek apa? Aku putusin juga gak mau, ngajak berantem ya? " Rocos Gesya kesal.

Menghempaskan kedua tangan yang di cekal oleh dua pria itu. Berbalik namun sial nya malah kejedot.

Dug!

" Adaww.. ssshhh.. sial! " Umpat Gesya mundur mundur gak tau arah intinya jidat nya sangat perih sekarang.

Satu dua tiga..

" Gesya!!! " Teriak dua laki laki itu serentak, Gesya mendongak namun terlambat. Kaki nya sudah menepak kosong kearah angin.

Gesya terjatuh di jurang tinggi yang sangat curam. Wajar, letak cafe nya aja di perbukitan tinggi.

Aaaaa...

Pekik Gesya tak menyangka sifat ceroboh nya bisa membuat diri nya celaka meregang nyawa.

" O mama o papa, Gesya gak mau mati. Gesya belum kawin, dapet cowok yang super duper tampan, pliss doa kan anak mu selamat.. Huaaa.. " Pekik Gesya menangis di tengah jatuh nya di jurang yang sangat dalam.

-----

Di semak semak ilalang yang tumbuh.

Terlihat seorang gadis tengah terbaring di sana, seperti tertidur sangat nyenyak.

Seorang anak kecil yang sedang mencari capung datang, terkejut melihat gadis yang terbaring di tengah tengah ilalang.

" Huma.. Hupa.. Lihat ada mayat!! " Pekik anak kecil itu lari lari menghampiri kedua orang tua nya yang sedang mengambil rumput untuk ternak sapi di rumah nya.

" Ada apa Huki? " Tanya Sang ibu bernama Joy.

" Ada mayat di tengah tengah ilalang di sana, dia berposisi sangat aneh. Coba lah lihat Huma " Ucap Anak laki laku itu menarik narik baju ibu nya agar cepat ikut dengan nya ke sebuah arah.

" Ehh.. iya iya, Hupa ayo.. Huma takut " Ucap Joy menarik suami nya yang tadi sibuk dengan babatan rumput.

" Heihh.. anak kecil kamu percaya, berhayal saja dia " Ucap sang ayah bernama Joki tak Percaya.

" Hupa jangan asal, Huki melihat nya sendiri, Huki yakin itu nyata " Ucap anak kecil itu kekeh.

" Baiklah baiklah, ayo.. awas kamu kalo berbohong " Ucap Sang papa mengancam.

Mereka berjalan menuju padang ilalang di tengah terik matahari yang panas, Huki menunjuk kearah satu objek yang tengah terbaring di tengah rumput ilalang.

" Astaga, siapa itu? Kenapa dia tidur di sana? " Pekik Joy langsung menghampiri sosok yang di kira mayat oleh Huki tadi.

" Eh? Dia belum mati ya Huma? " Tanya Huki bingung.

" Husss.. kamu lihat saja dia, dia tidak pucat, dan badan nya pun tidak membiru, itu artinya dia belum mati " Ucap Joy memberi penjelasan.

Joy langsung membawa gadis itu ke gendongan punggung nya, membawa ke rumah yang tak jauh dari lokasi pengambilan rumput.

Sesampai nya di sana, para tetangga yang melihat Joy menggendong seorang gadis mulai mendekat dan kepo apa yang terjadi.

" Joy, siapa yang kau gendong itu? " Tanya tetangga sebelah bernama Rumi.

" Aku tidak tau Rum, kau bisa tolong aku tidak? Suami ku juga lagi mencari rumput di hutan, tidak ingin tau menau tentang gadis ini " Ucap Joy jujur, karna sikap suami nya juga memang tidak terlalu perduli dengan orang.

" Baik lah, ayo.. " Ucap Rumi membantu Joy menggendong gadis itu masuk kedalam rumah Joy dan suami nya.

" Kasihan sekali dia, bagaimana bisa kamu bertemu dengan dia? Sangat malang " Ucap Rumi melas.

" Aku juga tau dari Huki, dia mungkin terdampar dan kelelahan, jadi dia pingsan di sana " Ucap Joy jujur.

" Baik lah, kita tunggu saja dia bangun " Ucap Rumi yang di angguki oleh Joy.

Beberapa menit kemudian.

Gesya mengerjapkan mata nya, bangun dari tidur nya.

" Astaga, badan ku sakit sakit semua " Ucap Gesya memukul mukul pelan pundak nya.

Saat kesadaran nya telah kembali dengan sempurna, Gesya sadar kalau dia berada di sebuah gubuk reot yang sangat menyedihkan. " Astaga, aku dimana? Kok bisa disini? Bukan nya aku jatuh ke jurang ya? Kok aku gak kenapa napa? Gak ada luka lagi, cuma.. aiss.. bauk " Dengus Gesya menepis baju nya sendiri.

Gesya melirik kanan dan kiri, gak masuk akal sumpah, apa apaan ini.

Kriett..

" Hay, kamu sudah bangun? " Tanya Joy girang.

" Huma, dia mayat yang tadi bukan? " Tanya Huki heran.

" Huss.. dia belum mati, kan sudah Huma bilang, sopan lah sama tamu " Ucap Joy memukul pelan mulut anak nya yang ngomong ngelantur.

Gesya tersenyum paksa, " Apa apaan nih? Dua gembel dar mana yang menghampiri nya? Apa kata nya tadi? Mayat? Huh.. aku belum mati " Sungut Gesya dalam hati kesal.

" Kalian siapa? Mau muntilasi aku ya? kalian mending cari orang lain deh, organ gue gak bagus tauk " Ucap Gesya cepat.

Joy dan Huki mengernyit heran.

" Huma, dia berkata apa sih? Kok aneh sekali? " Tanya Huki bingung.

" Entah lah Huki, Huma juga tidak tau " Ucap Joy heran.

Gesya mengatup mulut nya yang tadi ternganga lebar, mengingat ngingat lagi apa yang terjadi. Gak mungkin dia pindah dimensi kayak di film film fantasi itu kan?

Perasaan Gesya tidak enak, langsung berlari keluar rumah reot itu dan melihat sekeliling nya, Gesya syock luar biasa. Memegang kepala nya sambil melirik kiri kanan.

" Oh astaga, apa apaan ini? " Pekik Gesya syock luar biasa, warga sekitar melirik kearah nya dengan wajah bingung. Gesya menatap langit yang cerah, sial.. dia ternyata benar benar sudah pindah dimensi.

Dengan gontai Gesya masuk kedalam gubuk reot tadi, terduduk di tikar rotan yang di gelar Huki untuk duduk.

Huki menatap Gesya heran, namun tidak berani bertanya, Huki masih mengira kalau Gesya mayat yang hidup kembali, karna memang kenyataan nya begitu.

Gesya melirik anak kecil yang duduk di depan nya, Gesya hanya bisa menghela nafas dan mengusap wajah nya yang sudah cemot dengan debu debu.

" Dimana ibu mu? " Tanya Gesya pasrah dengan takdir nya, jadi gembel bodo amat dah, yang penting masih hidup.

" Huma di belakang lagi madak bening katu yang di bawa dari hutan tadi " Ucap Huki menunjuk kearah dapur dimana ibu nya berada.

" Oh, apa lagi itu bening katu? Kutu maksud kamu? " Tanya Gesya bingung.

" Bukan, bening katu.. nanti kakak bisa makan kok, tunggu saja Huma selesai masak " Ucap Huki dengan gelengan polos.

Gesya menaik kan sebelah alis nya, makanan apa itu? Apa sejenis spageti yang di campur saus keju? Atau daging bakar yang di bakar dengan suhu tinggi? Hingga rasa nya pass dan nikmat?

Gesya terus berfantasi, hingga tak menyadari makanan sudah tersedia di depan nya, Huki menepuk pundak Gesya agar gadis itu bangun dari semua khayalan.

Gesya terjingkat kaget, dan langsung melirik Huki yang melirik kan mata nya kearah bawah, Gesya pun mengikuti arah pandang Huki. Mata nya langsung menyipit saat melihat nasi dengan sayur daun aneh dan itu semua bening tanpa ada campuran apa pun.

" Astaga ini makanan apa? " Gumam Gesya dalam hati syock, mata Gesya melirik kearah Huki yang sudah lahap makan, mata nya beralih kearah Joy yang juga sudah makan dengan lahap, Gesya ragu mau makan atau enggak.

Akhir nya Gesya makan dari pada kelaparan kan, rasa nya juga tidak buruk, setidak nya masih ada asin nya.

Gesya tersenyum kecil melihat semua kesederhanaan yang dia dapat, namun makan bersama, walau tidak kenal satu sama lain.

Setelah makan.

" Mandi lah, kamu bisa pakai baju ku untuk mengganti baju mu, jangan lupa langsung di cuci ya? Kamu sudah besar loh, pergi lah.. gantung saja baju baju mu di jemuran dekat kamar mandi " Ucap Joy tersenyum.

Gesya tersenyum paksa, cuci nya pasti manual semua, duh tangan lembut nya.. Gesya melas dalam hati melihat kedua telapak tangan nya.

Dengan terpaksa Gesya masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintu kayu itu, di dalam nya sudah tersedia baju ganti. Cekatan juga.

To be continue


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login