Download App

Chapter 8: TEMAN PALING MENYEBALKAN

"Ges! Lo yakin kita mau pergi sepagi ini?" Tanya Wilia yang masih mencatok rambut tebal nya yang sedikit bergelombang.

"Iya Ges, ini kan baru jam enam! Harus nya kita masih tidur, Hoam.." Sambung Oliv sembari menguap.

Kedua gadis yang akan menemani Agesti pergi ke kondangan hari ini tampak sedikit kesal karena seumur hidup, baru kali ini mereka harus pergi ke acara pernikahan pagi-pagi.

"Iya, gak apa-apa dong! Biar kita kebagian tempat di kursi paling depan! Syukur-syukur bisa berhadapan langsung sama Tio! Gue mau liat ekspresi dia kalo tau Gue ada di pernikahan nya." Sahut Agesti sambil menyemprotkan parfum ke seluruh bagian tubuh nya.

"Ya Lo duduk di samping penghulu aja kalo gitu! Biar bisa tatap-tatapan tuh sama si Tio." Ucap Oliv dengan polos.

Wilia yang semula cuek langsung terbahak-bahak mendengar celetukan Oliv yang yang memang ada benar nya juga.

Gadis paling polos dan lemot di antara ketiga nya itu selalu berbicara tanpa banyak berpikir. Tidak peduli situasi, kondisi maupun perasaan lawan bicara nya sendiri.

Agesti yang sudah mengetahui watak Oliv hanya mendengus kesal karena tidak mau memperpanjang masalah.

"Ya udah, cepetan! Kalian udah siap belum?"

"Belum, Gue kan nungguin catokan Wilia." Sahut Oliv lagi.

Wilia kembali tertawa kecil karena melihat ekspresi Oliv yang nampak nya sudah kesal menunggu antrian catokan sejak satu jam yang lalu.

Sementara itu, Agesti sudah selesai bersiap-siap sejak tadi. Ia tampak kesal karena melihat kedua teman nya yang masih sibuk mengurusi rambut mereka.

"Wil, cepetan dong! Itu si Oliv rambut nya kayak singa tau gak? Kasian dia kalo pergi ke kondangan tanpa catokan." Ucap Agesti menginterupsi Wilia agar bisa mempercepat sesi mencatok rambut nya.

"Iya nih, Udah! Gue mau bikin Mie instan dulu ya, sambil nungguin Oliv. Laper nih Gue!"

Wilia bangun dari tempat duduk nya kemudian bersiap akan pergi ke dapur umum.

"Eits..Bego Lo! Kita ini mau kondangan Wilia, ngapain juga Lo sarapan? Udah, nanti kita makan di acara nikahan nya Tio aja! Kalo perlu kalian bawa tempat buat ambil makanan di sana! Udah cepetan, Liv! Gue tunggu kalian di luar, sepuluh menit lagi belum kelar, Gue kunci kalian dari sini." Ancam Agesti tanpa ampun.

Wilia hanya bisa menghela nafas kekesalan karena tidak jadi sarapan pagi ini, padahal perut nya sudah keroncongan sejak tadi.

Menunggu waktu makan di acara pernikahan Tio pasti akan lama. Tapi Wilia tidak bisa melawan Security di kamar kos nya tersebut.

Ya, Agesti si Security! Karena Gadis itu bukan hanya sebagai teman tetapi sebagai pasukan keamanan dan si tukang ngatur-ngatur bagi Wilia dan Oliv.

---

Sepuluh menit berlalu, Agesti yang sudah berkacak pinggang di daun pintu kosan mereka sudah bersiap akan mengunci dua teman nya yang lelet.

Sementara itu, Wilia dan Oliv langsung terbangun dan meraih tas kecil mereka sebelum Agesti membuas.

"Sebentar, Gue lupa belum pake parfum." Sahut Oliv kemudian berlari ke arah meja rias nya dan menyemprotkan parfum milik Agesti ke seluruh tubuh nya tanpa permisi.

Agesti hanya menggaruk tengkuk melihat ulah teman nya yang sudah terbiasa seperti itu sejak dulu.

"Untung Gue sayang." Batin Agesti selalu mengucap kalimat seperti itu kalau jiwa nya sudah terpanggil ingin mengacak-acak rambut Oliv karena ulah menyebalkan teman nya tersebut.

"Ayo, Gue udah pesen taksi, sopir nya udah telpon Gue dari tadi." Sahut Agesti sambil menutup pintu kosan mereka setelah Oliv selesai menyemprotkan parfum ke seluruh tubuh nya.

"Taksi? Gaya bener Lo! Emang Lo ada duit, Ges?" Tanya Wilia penasaran.

"Ada, Gue habis minta sama Babeh." Jawab Agesti ada adanya.

Wilia menggeleng heran. "Kita kelaperan aja Lo gak mau minta duit sama Babeh Lo, giliran buat ke acara Tio aja Lo berani minta sama Babeh."

"Ini beda, Wil. Gengsi kalo Gue gak Dateng ke acara nikahan nya Tio! Nanti di kira Gue belum move on lagi.. ya meskipun emang bener sih, tapi seenggak nya Gue gak mau nunjukin kelemahan Gue di hadapan Tio ataupun Lola." Ucap Agesti sembari mempercepat langkah kaki nya untuk menghampiri taksi yang ia pesan secara online di depan gang.

Wilia dan Oliv hanya menurut dan mengikuti Agesti dari belakang, kalau mereka tidak di iming-imingi makan enak di prasmanan, mungkin keduanya tidak akan Sudi pergi ke acara pernikahan Tio karena memang mereka berdua tidak di undang. Wilia dan Oliv hanya bertugas menjadi bodyguard Agesti saat ini, Sungguh teman yang solid.

---

Ketiga gadis yang sudah mengenakan dress brokat yang super cantik itu pun akhirnya sampai di sebuah gedung tempat acara pernikahan Tio dan Lola berlangsung.

Namun pemandangan yang mereka lihat sangat memilukan. jangankan tamu undangan, bahkan anggota keluarga pun belum datang di tempat tersebut.

Agesti yang terlalu bersemangat rupanya datang kepagian.

Gedung tersebut tampak sepi, hanya ada beberapa petugas yang akan segera mempersiapkan segala keperluan acara.

Wilia yang kesal hanya berkacak pinggang, sementara Oliv sibuk memelintir rambut nya sambil mengomel dalam hati.

Hanya Agesti yang tampak tenang sambil menatap ke arah Gedung di depan nya yang akan menjadi saksi pengikraran cinta Tio dan Lola.

"Mending kita nyari makanan dulu, yuk! Gue laper, belum sarapan." Cetus Wilia sambil mengelus perut nya.

"Iya nih, sama! Gue juga laper.. Ges, kita sarapan dulu yuk!" Sambung Oliv sambil menyikut tangan Agesti.

Gadis berperawakan tinggi di tengah-tengah mereka pun menoleh.

"Acara nya mulai jam berapa?" Tanya Agesti pelan.

Dengan ekspresi yang kesal seribu persen, Wilia pun menyodorkan surat undangan pernikahan Tio yang berada di dalam tas nya.

"Jam sepuluh?" Tanya Agesti sambil membulatkan kedua mata nya saat membaca surat undangan tersebut.

"Jangan bilang Lo lupa? emang Lo kira acaranya jam berapa Agesti?" Tanya Wilia dengan intonasi yang mulai meninggi.

Agesti menggigit bibir nya sambil menyerahkan surat undangan tersebut kepada Wilia kembali. "Gue kira acaranya jam tujuh."

"Astagfirullah Agesti.. pantesan aja Lo udah dandan dari subuh! Lo kalo bego jangan ajak-ajak kita dong! Gue pikir Lo sengaja datang pagi-pagi ke acaranya Tio karena ada rencana apa.. gitu! eh ternyata lupa." Cerocos Oliv sambil melipat kedua tangan nya di atas dada.

"Hm.. ya sori. lagian kenapa kalian gak ada yang ingetin Gue sih." Sahut Agesti datar.

Ketiga gadis itu pun akhirnya pergi menyusuri tempat sekitar gedung tersebut untuk mencari pedagang makanan.

Tidak bisa di pungkiri bahwa Agesti pun merasa sangat lapar pagi ini. apalagi, ia sudah bangun sejak pukul empat pagi. saking rajin nya ia sampai menyesal karena keteledoran nya tersebut sudah merampas jam tidur nya.

"Agesti sialan." Sungut Wilia dalam hati.

Bagaimana pun juga, Agesti tetaplah sahabat mereka.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login