Download App

Chapter 2: 1. Kejadian Langka

Hari senin Delisa pergi ke toko baju, ia ingin mencari baju pesta untuk memenuhi undangan pesta ulang tahun.

"Huh, jalannya macet banget hari ini. Mana aku nggak pakek jaket, bisa kebakar nih kulitku." omel Delisa yang sedang di atas motor.

"Sekarang udah jam 14.00, belum lagi harus kerja dan nyiapin kado." keluhnya yang masih terjebak macet.

Kali ini Delisa harus bersabar menunggu kemacetan ini, dan hal itu menuai hasil yang indah.

"Itu orang jualan apa gimana ya?" tanya Delisa yang melihat beberapa orang membawa nasi kotak dan minuman segar.

"Permisi kak, ini ada makanan dan minuman untuk para pengendara." ucap salah satu orang yang menghampiri Delisa.

"Emang ada acara apa kak, kok tumben ada bagi-bagi makan minum begini?" tanya Delisa yang bingung karena ini hal tak biasa.

"Hari ini adalah hari pancasila, kami dari organisasi pramuka seprovinsi mengadakan acara amal." jawab orang yang memberi makanan dan minuman pada Delisa.

"Ya ampun sampek lupa, aku juga ada acara sama hari ini." ucap Delisa yang baru ingat harus membuat kue untuk memperingati hari pancasila.

"Ya sudah ya kak, saya lanjut bagiin buat yang lain." ucap orang tadi menenteng kresek merah.

"Eh iya kak, terima kasih ya." jawab Delisa tersenyum kikuk.

Kini Delisa harus memutar otaknya agar bisa bekerja cepat, ia harus segera terlepas dari kemacetan ini secepat mungkin.

"Oh iya kenapa aku baru ingat, depan situ aku tinggal belok kiri dan itu adalah jalan cepat untuk ke toko baju langgananku." ucap Delisa yang melihat belokan di depannya.

Akhirnya Delisa bisa keluar dari kemacetan lalu lintas, sekarang ia memutar gasnya menuju toko baju langganannya.

"Alhamdulillah akhirnya bebas juga dari macet, tapi tokonya rame juga." ucap Delisa yang sedang memarkirkan sepeda motornya di depan toko baju.

"Hei, kesini juga?" tanya seseorang yang mengejutkan Delisa.

"Astaghfirullah, kaget gue." reflek Delisa memegang dadanya.

"Eh maaf, aku nggak maksud kagetin kamu." ucap Danu teman semasa kecil Delisa.

"Ya ampun Danu, jangan kagetin juga syukur aku nggak punya penyakit jantung." omel Delisa.

Danu hanya tertawa mendengar omelan Delisa, bagi Danu hal itu adalah hal yang lucu dan wajib di tertawakan.

"Ketawa lagi." ucap Delisa merapikan rambutnya.

"Nggak deh, oh ya ngapain ke toko baju?" tanya Danu basa basi.

"Beli martabak." jawab Delisa jutek.

Ahahhahahaaa.. Danu semakin tertawa keras.

"Ya kali cari martabak ke toko baju." ucap Danu yang memegangi perutnya karena sakit tertawa.

"Udah tahu ke toko baju ya pasti beli baju lah." ucap Delisa yang sudah berjalan ke toko baju.

"Eh tungguin." ucap Danu memanggil Delisa yang sudah meninggalkannya.

Delisa berjalan begitu cepat meninggalkan Danu, sedangkan Danu berlari mengejar Delisa yang sudah masuk ke toko baju.

"Tumben toko bajunya serame ini, padahal ini siang lho. Kalau rame, biasanya malam." ucap Delisa yang melihat banyak orang memilih baju.

"Heh, di ajak bicara malah kabur." ucap Danu yang ngos-ngosan mengejar Delisa.

"Salah sendiri resek." jawab Delisa.

"Tumben cari baju, buat acara apaan?" tanya Danu heran.

"Ada pesta ulang tahun temenku, dia ngundang aku jadi ya mau nggak mau aku harus datang." jawab Delisa.

"Ouh gitu, biar aku yang pilihin bajunya." ucap Danu menarik tangan Delisa menuju rak baju dress.

Delisa hanya mengikuti langkah Danu, dan dengan cepat Danu sudah memilihkan 2 baju dress pendek untuk Delisa agar di pilih.

"Nih, pilih salah satu." ucap Danu yang memberikan 2 baju pada Delisa.

"Yang mana ya, kok aku jadi bingung." jawab Delisa yang kebingungan memilih di antaranya.

"Ya pilih aja, biru laut atau peach." ucap Danu simple.

"Kamu pilihin aja deh, aku bingung jadinya." ujar Delisa bingung.

"Bawa dua-duanya aja, ayok ke kasir." jawab Danu menarik tangan Delisa menuju kasir.

"Eh, pelan aja jalannya." ucap Delisa.

Kini mereka sudah berada di meja kasir, Danu menanyakan harga dua dress pendek tersebut dan berniat membayarnya.

"Mbak, berapa harga kedua baju ini?" tanya Danu pada kasir.

"300 ribu mas." jawab petugas kasir.

Danu segera mengeluarkan dompetnya, ia mengambil 3 lembar uang berwarna merah.

"Ehh ngapain, nggak usah. Aku ada uang kok, biar aku bayar aja sendiri." ucap Delisa menghentikan tindakan Danu.

"Udah nggak papa, nggak tiap hari juga." jawab Danu santai.

"Ini mbak uangnya, tolong bungkusin ya." pinta Danu seraya memberikan uang ke kasir.

"Baik mas." jawab petugas kasir.

Tak seperti kebanyakan wanita yang suka berlama lama di toko baju, Delisa dan Danu hanya cukup menghabiskan waktu 30 menit di sana.

"Cari kado juga?" tanya Danu.

"Iya, kemarin aku lupa cariin kado." jawab Delisa mengangguk.

"Samping ada toko aksesoris, beli di sana aja." ucap Danu.

"Okey." jawab Delisa.

Kini mereka berjalan berdampingan ke toko sebelah, Danu memilihkan dua buku novel yang sedang di minati para kaum hawa.

"Bawain ini aja biar simple, suruh mbak kasirnya buat bungkusin juga." ucap Danu yang selalu berfikir simple.

"Emmt boleh juga." jawab Delisa.

"Yaudah ayo." ajak Danu.

Kini Danu dan Delisa meminta petugas kasir untuk membungkuskan buku tersebut dan membayarnya.

"Mbak tolong bungkusin ya." pinta Delisa pada petugas kasir.

"Baik mbak." jawab petugas kasir ramah.

"Oh ya, jadi berapa mbak?" tanya Danu yang ingin membayar.

"60 ribu mas." jawab petugas kasir.

"Eh mau ngapain lagi, nggak usah. Yang ini biar aku beli sendiri, nggak usah di bayarin." tolak Delisa.

"Yaelah kayak sama siapa aja, nggak usah sungkan kayak gitu deh." omel Danu yang tak suka bila Delisa merasa sungkan padanya.

"Pokoknya nggak usah." tegas Delisa.

Kini petugas kasir sudah selesai membungkus kadonya, Danu mengalah dari Delisa dan membiarkannya untuk membayar.

"Mbak, mas. Ini sudah selesai di bungkus." ucap petugas kasir.

"Yaudah deh, kamu yang bayar." ucap Danu mengalah.

"Nah gitu dong dari tadi." jawab Delisa.

Delisa memberikan beberapa lembar uang, dan setelahnya mereka segera keluar dari toko aksesoris.

"Ini ya mbak uangnya, terima kasih." ucap Delisa memberikan uang dan mengambil bungkusan kado.

"Sama-sama mbak, mas." jawab petugas kasir ramah.

"Ayo pergi." ajak Danu yang langsung menggandeng tangan Delisa tanpa permisi.

Mereka keluar dari toko aksesoris, Danu menanyakan pada Delisa ingin kemana setelah ini.

"Dari sini mau langsung pulang?" tanya Danu pada Delisa yang sudah berada di parkiran.

"Nggak sih, mau cari bahan buat kue." jawab Delisa dengan wajah lelah.

"Kue?" tanya Danu sekali lagi.

"Iya, aku lupa kalau hari ini hari lahir pancasila. Aku ada orderan buat itu, dan aku malah lupa belum lagi bahan di toko udah abis." jawab Delisa menjelaskan.


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login