Download App

Chapter 3: Filsofi Boy

"Akhir-akhir ini ada beberapa anak baru yang sering pergi ke perpus jujur buat gue mereka adalah penggangu yang berisik" ucap boy.

boy adalah seorang murid selain laura yang sering keperpustakaan.

dia mengambil sebuah buku yang berjudul "The Republic" ditulis oleh Plato lalu duduk di bangku paling pojok.

hari ini dia adalah anak pertama yang datang ke perpustakaan.

"ketenangan gue sangat suka ketenangan" ucapnya dalam hatinya.

boy adalah anak yang suka membaca buku filosofi yunani kuno dari socrates, plato hingga aristoteles.

dia merasa dunia ini penuh kekacauan karena banyak orang tidak membaca filosofi.

kata socrates seseorang boleh untuk memilih pemimpin jika mereka sudah menjadi orang yang tau filosofi atau seorang filsuf dan boy sangat setuju dengan itu.

laura datang dan duduk di meja tengah.

awalnya mereka tidak menghiraukan satu sama lain.

sampai akhirnya laura mendatanginya.

"Wow baca the Republic oleh plato" tanya perempuan berambut pirang itu kepada boy.

boy terkejut oleh laura yang menyapanya.

"iya" ucap boy.

"gimana menurutmu?" tanya laura.

"Buku filosofi paling bagus di dunia dari politik hingga individu semua dijelaskan secara baik bahkan setelah dibaca berulang-ulang tetep aja bagus untuk pengembangan diri, selalu ada hal yang bisa di analisis dari segala tema dalam buku" ucap boy.

"Orang yunani dulu memang hebat" ucap laura.

"Sebenarnya peradaban kita gak jauh sama peradaban orang yunani dari perkembangan di budaya dan teknologi kita harusnya sudah bisa jadi negara maju tetapi sayangnya lu taulah indonesia bagaimana?" ucap boy

"Emang indonesia bagaimana?" tanya laura dengan wajah penasaran akan jawaban boy.

"Banyak korupsi dan koruptornya itu adalah masalah nomer satu di indonesia dan setiap peradaban, kerajaan romawi kuno jatuh karena senator dan pejabatnya banyak yang korupsi" ucap boy.

"Haahahah gue setuju dengan itu" ucap laura.

"seandainya gak ada yang korupsi bayangin betapa mashyurnya indonesia menjadi" ucap boy.

"mungkin itu sudah menjadi sifat jahat manusia, menurut tujuh dosa mematikan greed atau keserakahan menjadi salah satu dari tujuh dosa mematikan yang selalu ada di segala peradaban" ucap laura.

jefri datang lalu duduk disebelah laura.

"Apa yang kalian bahasa sampai bawa-bawa dosa segala?" tanya jefri.

"kita lagi bahas filosi" ucap laura.

"Widiw bahas filosofi" ucap jefri.

"tujuh dosa mematikan gue denger itu selalu melekat pada manusia karena tujuh dosa itu adalah kesalahan bawaan dari manusia-manusia pendahulu kita" ucap boy.

"Bukan bawaan sih menurut gue tetapi lebih ke sebuah contoh apasih yang bisa membuat manusia jatuh" ucap laura.

"bentar-bentar apaansih tujuh dosa mematikan itu gue gak paham" tanya jefri wajah bingungnya.

"Tujuh dosa besar itu kesombongan, kedengkian, iri hati, tamak, serakah, nafsu dan rasa malas" ucap laura menjelaskan tujuh dosa mematikan ke jefri.

"jika para pemimpin bangsa tidak bisa melepaskan diri dari itu terus apa gunanya membuat negara pada akhirnya mereka semua akan melenceng dan negaranya akan lulu rantah" ucap boy

"Iya....mungkin kita cari pemimpin yang bisa menghindari tujuh dosa itu" ucap laura.

"Emang ada?" balas tanya boy

"gue rasa tujuh dosa itu gak seberapa mematikan deh" ucap jefri.

"apa kata lu?" tanya boy dengan wajah kesalnya

"kita harus sombong buat gak di injak-injak orang terus kita perlu nafsu untuk mengejar cinta maksud gue bukan secara mesum gue rasa nafsu dan cinta berjalan berdampingan terus kalau manusia gak punya ketamakan manusia gak akan maju teknologinya karena manusia tamak dia bisa bikin teknologi, mungkin begitu sih tapi gue setuju sisanya tetap dosa yang harus dihindari" ucap jefri.

"Hmmmm...."

"Hmm..."

gumam boy dan laura.

"lu ada benernya juga" ucap laura.

"tapi bagaimana kalau orang yang kayak gitu malah kelewatan banyak banget di dunia ini contoh orang yang pertamanya baik bisa mengontrol diri tapi pada akhirnya ngelewati batas hukum contohnya selingkuh, atau teknologi yang mereka buat justru disalahgunakan bahkan seorang pemimpin yang awalnya baik akhirnya menjadi terlalu sombong hingga dia menjadi ditaktor bagaimana dengan mereka pada akhirnya mereka melewati batas?" tanya Boy.

"Kalau itu gue gak tau mungkin karena setiap orang punya batasannya sendiri-sendiri atau mereka mempunyai alasan khusus atau mungkin lebih simplenya mereka tidak kuat lagi menahan diri akhirnya mereka melawati batasannya" ucap jefri.

"gak bisa gitu dong lu terlalu mensimplifikasikan masalah" ucap boy dengan nada kesalnya

"Ya bagaimana lagi itu hal paling simple buat jelasinnya" ucap jefri dengan nada santai.

"Kalau gak ada sebab yang jelas gak bisa itu dijadikan patokan lu butuh jelasin dong dan pakai dasar apa lu bisa bilang kayak gitu" ucap boy masih dengan nada kesalnya.

"Lu kok marah gitusih, bro ingat yang rumit belum tentu yang benar jika ada penjelasan yang simple kenapa harus cari penjelasan yang rumit" ucap jefri.

kemal datang lalu duduk bersama mereka.

tidak lama dia merasakan atmosfer dingin diatas meja.

"Habis bahas apa?" tanya kemal

dia tidak sadar dia baru saja menginjakan kaki kedalam masalah.

"Lagi bahas kenapa manusia suka banget kehilangan kontrol dan berbuat dosa" ucap laura.

"gak sesimple itu kita lagi bahas tentang tujuh dosa mematikan yang menempel di jiwa manusia" ucap boy.

"Engga engga kita cuman lagi ngomong kenapa manusia berbuat dosa gitu aja simple kok mal" ucap jefri.

"orang kayak lu yang bikin kita tinggal di republik indonesia tetapi tidak terasa sifat kerepublikannya" ucap boy dengan suara kesal.

"lu kok nyalahin gue salahin pemerintahan dong enak aja salahin gue" jawab jefri.

"Gimana menurut mu kemal sebagai anak paling pinter disekolah ini?" tanya laura lalu seketika jefri dan boy memandang kearah kemal.

"G...Gue gak pinter di pelajaran agama jadi gue gak paham tentang kenapa manusia tergoda ngelakuin dosa" ucap kemal dengan gugup.

"Udahlah yang bener itu gue" ucap jefri kepada boy.

"Gak, gak bisa gitu lu gak ada dasar bilang kayak gitu" ucap boy.

Laura mengeleng-gelengkan kepala melihat mereka berdua.

"Kringg..." suara bell masuk

"kita lanjutin debat kita pulang sekolah gue tunggu lu nanti di depan sekolah" ucap jefri.

"Oke siapa takut" jawab boy.

"Kemal lu juga ikut oke" ucap jefri lalu pergi.

pulang sekolah jefri, laura dan kemal berkumpul di depan gerbang sekolah.

"Oh iya gue baru inget sekarang anak laki yang tadi di perpus namanya siapa ya?" tanya jefri.

"gue gak tau gue juga lupa tanya namanya" ucap laura.

"lu kenal sama dia gak mal" tanya tanya jefri ke kemal.

"Sorry gue juga gak kenal dia" ucap kemal.

"Jadi daritadi kita ngobrol sama dia tanpa kenal dia" ucap jefri.

"Oh itu dia datang" ucap kemal.

"oii...." teriak jefri.

"gak usah teriak kali dia juga pasti tau" ucap laura ke jefri.

Boy memandang mereka dengan pandangan dingin seakan dia sudah siap untuk berdebat dengan mereka.

dia berjalan menuju gerbang dan menemui mereka.

"ayo dimana kita mulai debat" ucap boy.

"Udah siap lu? oke kalau gitu ayo ikut gue" ucap jefri.

mereka pergi ke kafe dimana mereka sering bertemu.

"Kopi hitam"

"Kopi hitam"

pesan boy dan jefri.

laura memandang kearah mereka

"apa?" tanya jefri.

laura dan kemal memesan latte setelah itu mereka berempat duduk.

"Gue gak tau padahal kopi rasanya pahit kok banyak orang yang suka ya?" tanya boy kepada mereka.

"Hhmmm..." guman jefri.

"gak perlu ada alasan menurut gue kopi adalah sesuatu yang magical gitu aja" ucap laura.

"Itu absurd dan gak masuk akal pasti ada alasannya, pasti ada alasan untuk semua hal" ucap boy.

"Kita masih belum mengetahui alasannya untuk sekarang mungkin itu adalah penjelasan dari jawaban yang kamu cari" ucap kemal.

"kemal bener bukan tidak ada alasannya tapi kita belum menemukan alasannya" jawab jefri.

"gue juga setuju hal yang magical mungkin itu adalah sesuatu yang berlebihan yang gue ucapkan mungkin kata yang tepat adalah kita masih mencari alasan itu kenapa manusia suka dengan kopi" ucap laura.

boy tersenyum dia tertawa "gue gak pernah berpikir kayak gitu tapi gue setuju dengan kalian, gue gak nyangka pikiran gue sempit banget" ucap boy.

mereka semua tersenyum ini pertama kalinya mereka setuju dengan satu jawaban.

"oh iya kita masih belum tau nama mu?" tanya laura.

"O..sori sampai lupa gue ngenalin diri nama gue Boy Brian panggil aja boy" ucap boy memperkenalkan dirinya.

setelah itu jefri, laura dan kemal memperkenalkan diri mereka.

"Lu suka baca filosofi boy?" tanya laura.

"Iya gue suka baca filosofi dan mungkin kalian gak tau gue sering banget ke perpus cuman akhir-akhir ini aja gue jarang ke perpus" ucap boy.

"Kenapa?" tanya laura.

"Gara-gara ada kalian gue gak bisa baca dengan tenang" ucap boy.

"lu gak suka sama kita?" tanya jefri.

"Awalnya tapi gue rasa sekarang gue bisa ngakuin kalian pantas untuk ada di perpus" ucap boy.

"Bisa aja lu kalau ngomong" ucap jefri.

"Gue penasaran kenapa kalian sering datang ke perpus?" tanya boy.

selain boy mereka bertiga menghela nafas panjang.

"Ceritanya panjang, bagaimana dengan lu kenapa lu sering ke perpus?" tanya laura.

"Gue suka ketenangan makanya gue keperpus" ucap boy.

"Sorry kalau kita ganggu ketenanganmu" ucap kemal.

"Ngapain lu minta maaf perpus dibuka untuk semua anak" ucap jefri ke kemal.

"iya dibuka buat semua anak tapi anak yang gak brisik" ucap boy.

"Hah?" ucap jefri dengan kesal.

"Gue bener-bener gak cocok sama lu" ucap boy.

"ya salah lu sendir sering cari gara-gara sama gue" ucap jefri.

"itu karena lu sering bikin masalah makanya gue harus benerin lu" balas boy.

"hihihihihi" laura tertawa melihat mereka berdua berdebat.

mereka bercanda sampai mereka lupa tujuan awal mereka melanjutkan debat yang putus di jam istirahat.

boy setelah itu sering bertemu dengan mereka di perpustakaan mereka sering membahas tentang filosofi di sela-sela waktu dan nongkrong bareng di hari-hari bebas.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C3
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login