Download App
23.95% Titip Rindu

Chapter 40: Eps. 1

12 Tahun kemudian, cerita baru akan dimulai.

Anita dan Gunawan baru saja tiba di bandara untuk menjemput seseorang karena sejak 5 tahun terakhir memutuskan untuk kembali ke Indonesia, mereka tidak bertemu dengan cucu kesayangannya.

Seorang gadis remaja cantik berambut panjang, kulitnya putih seputih salju sudah menentang dua koper ditangannya menghampiri Anita dan Gunawan, mereka hampir tak mengenali cucu mereka.

Melihat remaja itu sudah berdiri didepan nya, Anita langsung memeluk serta mencium kedua pipinya " akhirnya kamu kembali sayang " ucap Anita.

Selama perjalanan kerumah, remaja ini tak mengeluarkan satu katapun tatapannya fokus pada pemandangan jalan raya yang padat ia pun tak menanggapi cerita Anita yang sudah panjang lebar, sampai mereka memasuki komplek perumahan elit.

" ayo sayang.... " ajak Anita yang sudah lebih dulu turun dari mobil.

Ia terus memandangi rumah mewah bernuansa Eropa klasik yang ada di hadapan nya, sejenak matanya menjelajahi lingkungan sekitar.

" ayo sayang masuk.... " Anita menarik tangan nya dengan lembut lalu berjalan memasuki rumah.

Tepat setelah mereka masuk kedalam gerbang sudah ada enam orang pekerja rumah berdiri di depan pintu

" selamat datang nyonya, tuan, dan non " ucap mereka dengan sopan

" sayang kenalkan, ini Bik Yasmin kepala asisten rumah lalu ini Bik Ani, dan ini Ajeng keponakan bik Ani yang baru datang dari kampung " ucap Anita " Ajeng ini seumuran sama kamu " sambung Anita

Ia hanya tersenyum kecil menatap mereka satu persatu

" ini Pak ujang sopir keluarga kita, ini mang Aden yang sering membersihkan halaman taman depan dan belakang, dan ini Pak Yanto satpam rumah kita " ucap Gunawan yang tak kalah ramahnya.

Lagi-lagi ia hanya tersenyum kecil.

" ayo sayang kita kekamar kamu, kamu pasti capek karena perjalanan jauh " ucap Anita.

" ma syaa Allah, non Shea mirip sekali sama ibunya " ucap bik Ani

" iya.... tapi sepertinya melihat sikapnya seperti den Brian yang dingin " sambung bik Yasmin.

" Shea.... ini kamar kamu " Anita membuka pintu kamar nya, Shea kembali memperhatikan nuansa kamarnya yang berwarna biru itu, yah sama seperti apa yang ia inginkan

" Oma tinggal dulu ya " Anita membelai rambut panjang nya, lalu beranjak keluar dari kamarnya.

Shea mulai mengeluarkan satu persatu barang-barang berharga nya dari koper dan pertama yang ia ambil adalah foto ibunya Vee, meletakkan diatas nakas, lalu foto dirinya bersama sang ayah.

Hari pertama nya ia habiskan dikamar dengan memainkan biola kesayangan kado pertama saat ia berumur 7 tahun yang ia dapat dari sang ayah.

" Ajeng... kamu panggil Shea yah, untuk makan malam " pinta Anita

" iya Oma..... "

Ajeng langsung menuju kamar Shea yang berada di lantai dua, tepat di depan pintu kamar Shea, Ajeng sempat mendengar kan alunan musik merdu dari biola yang Shea mainkan sebelum ia mengetuk pintu.

Tok... Tok... Tok!

Shea menghentikan aktivitas nya lalu membuka pintu

" maaf mengganggu, Oma minta saya panggil non untuk makan malam " Shea hanya mengangguk, lalu kembali menutup pintunya

" astaga.... tatapan non Shea dingin banget, aku kayak rasa ditelan hidup-hidup " gumam Ajeng.

Shea sedang menikmati makan malam bersama Anita dan Gunawan, tak ada percakapan selama makan malam hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar setelah makan malam hening, Anita melirik kearah Shea yang duduk didepannya

" Shea, Oma sama Opa sudah memilihkan sekolah terbaik di ibukota untuk kamu, dan Oma juga sudah mempersiapkan semua kebutuhan sekolah kamu.... " ucap Anita

" mulai besok kamu sudah bisa masuk kesekolah yang baru " sambung Gunawan

" oh ya, Oma hampir lupa kalau Ajeng juga satu sekolah sama kamu... supaya kamu ada temen " ucap Anita dengan tersenyum

" Apa aku udah boleh kekamar " tanya Shea yang tak menanggapi perkataan Anita.

Anita hanya menghela nafas dan mengangguk, Shea beranjak meninggalkan ruang makan menuju kamar nya.

Keesokan hari

Shea sudah siap dengan seragam sekolah SMA nya, rambut nya yang panjang ia biarkan terurai hanya jepit kecil yang menghiasi.

" selamat pagi Shea.... " sapa Gunawan yang sudah berada di ruang makan

" pagi Opa... "

" sudah siap ke sekolah baru ? "

" iya " jawabnya singkat

"Ajeng mana, dia ikut bareng Kitakan berangkat? " Shea mengambil selembar roti lalu mengoles kan coklat

Anita dan Gunawan saling melirik, karena ini kalimat panjang yang pertama Shea ucapkan dan mereka berharap Shea tidak bersikap cuek lagi.

" em.... dia sudah berangkat pagi-pagi sekali karena katanya ada piket kelas " jawab Anita

" oh.... Oma nanti pulang sekolah ajak aku jalan-jalan yah " ucap Shea dengan santai namun pandangan nya tetap fokus pada roti di tangannya

" iya sayang... " jawab Anita dengan antusias, disambut senyuman oleh Gunawan.

Kini Shea sudah berada di sekolah di temani oleh Anita, mereka masuk keruangan kepala sekolah. Mata Shea tak berhenti menjelajahi ruangan yang besar itu karena terdapat begitu banyak piala dan penghargaan, hingga ia tersadar saat Anita beranjak pamit pulang.

Shea diantar langsung oleh kepala sekolah menuju kelas X.A

" selamat pagi anak-anak "

" pagi pak..... "

" hari ini kalian kedatangan teman baru "Shea pun masuk kedalam kelas

" wah.... " satu kelas menatap Shea dengan takjub melihat kecantikan alami dari wajah Shea yang polos.

" Buk Sarah, saya titip ya " ucap kepala sekolah lalu meninggalkan kelas

" ayo, perkenalkan diri kamu " pinta Sarah

" hai.... namaku Shea Veola Alexander, kalian bisa panggil aku Shea " ucap Shea dengan santai

" boleh minta no hp nya nggak "

" udah punya pacar belom "

" mau dong jadi pacar nya "

Goda para siswa laki-laki, namun hanya dibalas senyum kecil oleh Shea

" duh duh duh.... manis "

" wooooo " kelas menjadi tak terkendali

" sudah tenang semuanya " ucap ibu Sarah dengan tegas, mereka pun terdiam

" Shea... silakan duduk di bangku yang ngosong " pinta buk Sarah

Shea pun berjalan ke bangku nomor dua yang kosong, lalu melihat kesekeliling kelas.

Seseorang menepuk punggung Shea dengan lembut, lalu ia menoleh kebelakang

" hai.... nama gue Janet " ucap remaja cantik yang duduk di belakang ny

" Shea..... " balas ya dengan santai.

Dua jam pelajaran matematika akhirnya selesai setelah bel istirahat berbunyi

" kekantin yuk... " ajak Janet

" kayak nya gue enggak deh.... "

" udah lah ayok.... nanti gue kenalin sama temen-temen gue, mereka semua anak-anak populer disekolah " ucap Janet

" t-tapi... " Shea tak berkutik saat Janet sudah menarik tangannya

Merekapun sampai di kantin, banyak siswa dari kelas X - XII berada disana menatap Shea

" hai guys... kenalin ini temen baru gue namanya Shea " ucap Janet

" Hai gue Vino "

" Ragil "

" Samudera "

" Cheryl "

" Nabila "

" Daniel "

mereka semua menyebutkan nama mereka, kecuali satu pria tampan yang duduk dengan santai menatap Shea tajam

" itu Yesaya.... " bisik Janet, Shea memperhatikan pria yang bernama Yesaya itu, ada rasa canggung saat pria itu menatap nya tanpa berkedip

" orang nya emang kayak gitu, cuek kadang juga nyebelin tapi dia cowok paling populer di sekolah, banyak siswi yang ngejer buat jadi pacar nya... " sambung Janet " mereka semua bukan dari kelas X tapi kakak tingkat kita " Shea masih diam saja memperhatikan satu persatu teman Janet itu.

" oh ya gue lupa, ada satu lagi cowok ganteng yang populer disekolah ini namanya Aiden... " ucap Janet sambil menyedot minuman nya

" Dan satu lagi, jangan pernah Lo berurusan sama cowok yang namanya Morgan "

" Who Morgan.... ? "

" dia musuh bebuyutan nya Yesaya " Shea kembali menatap Yesaya yang kini fokus pada ponselnya.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C40
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login