Download App
60.47% Titip Rindu

Chapter 101: Eps.62

Tidak semua hubungan akan berakhir dengan seperti apa yang kita inginkan, begitu pula yang di rasakan hati Shea.

Shea sudah menepi kan mobil nya di parkiran pinggir pantai, ia bisa melihat dengan jelas deruhan ombak yang menghempas pesisir pantai, dan langit memang sedari tadi telah mendung.

Dengan santai Shea berjalan kala mengingat dimana Yesaya mengungkapkan isi hatinya, langkah kakinya terhenti ia melihat lautan lepas di hadapannya lalu mulai terisak dalam tangisnya

Shea masih menggenggam kalung berliontin kan bintang pemberian Yesaya yang sempat hendak ia buang ke sungai namun tiba-tiba ia berubah fikiran setelah kedatangan Alvarez yang mengacaukan nya. Shea mengecup satu kali kalung itu sebelum ia benar-benar membuangnya ke laut.

" I HATE YOU YESAYA!!!!!! " pekik Shea dalam tangisnya

Shea menjatuhkan tubuhnya di atas pasir, menangis sesenggukan, sambil memeluk kedua kakinya.

" But I love You "

Shea mendongakkan kepalanya saat mendengar suara lirih itu, matanya yang sudah berulang kali meneteskan air mata itu terbelalak kala melihat siapa yang ada di hadapannya saat ini.

Shea langsung bangkit, dan menangkap bahwa ada sepasang mata yang memandang dirinya dengan penuh kerinduan yang tak terhitung jumlahnya.

" Yesaya " gumamnya

" aku tau kamu pasti datang ketempat ini " ucap Yesaya

Tanpa berfikir panjang, Yesaya langsung memeluk tubuh wanita yang sudah sangat ia rindukan itu dengan erat seperti tak ingin melepaskan nya lagi namun Shea tak bergeming bahkan ia justru perlahan melepaskan pelukan Yesaya.

" aku minta maaf untuk semua detik waktu kamu yang sudah terbuang sia-sia hanya untuk menunggu aku... aku minta maaf atas setiap luka yang kamu rasakan... aku minta maaf atas setiap kesedihan yang ada di dalam mata kamu.... aku minta maaf " ucap Yesaya dengan lirih, matanya sudah menetes kan butiran air mata, bahkan ia sudah berlutut di hadapan Shea dengan menggenggam erat jari-jemari lembut Shea.

" hubungan aku dan Valentine itu sebuah paksaan... cuma kamu yang selalu menempati di setiap relung hati aku... dari dulu hingga sekarang, dan setiap janji yang pernah aku ikrar kan itu bukan hanya omong kosong " ucap Yesaya

" lalu kenapa kamu nggak ada kabar? kenapa kamu menghilang begitu aja? bahkan nggak ada satupun pesan atau telfon yang aku terima dari kamu selama kamu nggak ada!!! " balas Shea , Yesaya menunduk kan pandangan nya

" hingga akhirnya saat aku tau kamu kembali, aku fikir kita akan bisa menjalin kisah kita yang sempat terpisah karena keadaan, tapi lagi-lagi aku harus menelan kepahitan dan harus berdamai dengan takdir " sambung nya

" kamu nggak tau gimana sakit nya aku bertahan di setiap luka yang kamu kasih hingga detik ini " ucap Shea lirih

Dengan perlahan, Shea melepaskan genggaman tangan Yesaya, ia kembali menatap lautan lepas di hadapannya mencoba mencari jawaban

" sampai aku sadar bahwa sebenarnya, kisah kita sudah berakhir sejak dulu " gumam Shea

" kisah cerita cinta antara Shea dan Yesaya sudah berakhir di ruang rawat rumah sakit beberapa tahun yang lalu " ujar Shea, kemudian berlalu pergi meninggalkan Yesaya yang masih berlutut di atas pasir.

Yesaya menatap punggung Shea yang sudah menjauh meninggalkan nya, dan tak sedikit pun Shea menoleh kebelakang sampai Shea benar-benar tak terlihat lagi di matanya.

*****

Shea sudah sampai di rumah nya, ia tak menyapa satupun orang-orang di rumah nya bahkan ia juga tak menghiraukan tamu yang ada di rumah nya, tanpa menoleh ia berjalan menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua dengan cepat.

Semua orang yang ada, di buat bingung akan sikap Shea yang tak seperti biasanya.

" maaf kan atas sikap Shea " ucap Brian ada Haidar yang sedang menggendong baby Sean

" dari raut wajah Shea sepertinya dia lagi ada masalah " balas Haidar

" biar aku yang liat Shea mas " ucap Shalu sembari menyusul Shea kekamarnya.

Alvarez yang sedang menggendong baby Sharen pun juga ikut di buat bingung, karena saat pagi tadi Shea datang kekantor nya ia baik-baik saja.

" ada apa dengan anak itu " batin Brian

Tok Tok Tok

Perlahan Shalu membuka pintu kamar Shea yang tak dikunci, ia menemukan Shea yang duduk di sudut kamarnya sembari memeluk bingkai foto Vee dengan menangis.

" Vee itu sangat manis dan anggun mangkanya papi kamu sangat mencintai nya " ucap Shalu yang juga ikut duduk dilantai sudut kamar tepat di samping Shea

Mendengar penuturan dari Shalu, Shea langsung menghambur ke pelukan nya lalu kembali menumpahkan kesedihan yang ia rasakan.

" hubungan aku dan dia benar-benar berakhir mom " lirih Shea, Shalu mencium puncak kepala Shea sembari mengelus pundak Shea yang sudah bergetar

" aku boleh nangis kan mom... ? "

" tentu sayang, nggak ada yang melarang kamu untuk menangis tapi kamu harus ingat, jangan berlarut karena masa depan kamu masih panjang... yah anggap saja kalian belum berjodoh " bujuk Shalu dan berhasil membuat Shea berhenti menangis, Shea memiringkan kepalanya menatap Shalu

" tidak semua yang kita inginkan itu harus menjadi milik kita... suatu saat kamu pasti menemukan orang yang memang benar-benar di ciptakan oleh Tuhan untuk kamu " ucap Shalu sekali lagi

Shalu mengurai pelukannya, lalu menghapus air mata Shea yang masih tersisa di pipinya.

" sekarang hadapi semua dengan senyuman, dan terimalah dengan lapang dada "

" makasih ya mom "

" iya sayang... " Shalu kembali mengecup kening Shea dengan penuh kasih sayang

" sekarang ayo turun, nggak enak sama tamu di bawah " ucap Shalu

" ha? tamu? " raut wajah Shea terlihat kaget, benar saja ia tak menghiraukan seisi rumah saat ia pulang

" iya... dibawah ada tamu "

" siapa? "

" Om Haidar sama putra nya Alvarez "

" apa? Alvarez juga ada disini " Shea ternganga

" iya... kamu kenapa sih kok kaget gitu " tanya Shalu dengan bingung

Shea langsung beranjak dari keterpurukan nya, meletakkan kembali bingkai foto Vee ke atas nakas dengan hati-hati, lalu beralih kecermin besar di dekat lemari pakaian nya. Shalu yang melihat itu hanya mengulum senyum sembari menggeleng kan kepalanya

" mommy tunggu di bawah ya " ucap Shalu yang berjalan keluar kamar lalu menutup pintu kamar nya

" aduh mampus... muka sama badan gue kucel banget lagi.... kalau gue keluar dengan keadaan kayak gini pasti nanti dia bakalan ngetawain gue abis-abisan " gumamnya sembari berlari ke walk in closet untuk mengganti pakaian nya.

" Shea gimana? " tanya Brian saat melihat Shalu yang baru saja menuruni tangga

" udah baikan kok, biasalah anak perempuan " ucap Shalu sembari tersenyum lalu kembali duduk di sebelah Brian.

" nggak terasa ya, waktu berjalan dengan sangat cepat " ucap Haidar " perasaan baru kemarin aku bertemu dengan Shea gadis mungil berumur tiga tahun yang selalu duduk di pangkuan seorang ayah yang tampan " goda Haidar, membuat Brian tersenyum malu

" iya kamu benar, aku juga jadi ingat dulu ada anak laki-laki tampan yang berumur delapan tahun sedang bersembunyi di balik pohon memperhatikan putri kecil ku " ucap Brian sedikit melirik ke arah Alvarez

" uhuk uhuk "

Alvarez tiba-tiba saja terbatuk saat mendengar ucapan Brian lebih tepatnya sebuah sindiran dan itu langsung tertancap di hati nya, Alvarez pun beralih keluar menuju halaman belakang rumah Brian, ia duduk di ayunan sembari melihat dua angsa yang sedang berenang di danau buatan yang berukuran sedang disana.

Brian dan Haidar hanya mengulum senyum, karena melihat Alvarez yang merasa tersindir, sedangkan Shalu yang tak tau apa-apa hanya memandang Brian dan Haidar secara bergantian, bayi kembar nya sudah dibawa kembali ke kamar oleh Ajeng

" nah itu Shea "

Tunjuk Brian yang melihat Shea menuruni anak tangga lalu menghampiri mereka dengan sopan, Shea menyalami tangan Haidar.

" maaf ya Om, atas sikap aku tadi, soalnya aku nggak sadar kalo ternyata ada tamu " ucap Shea sopan

" nggak apa-apa... Om maklum kok " balas Haidar dengan ramah

" bopak sama anak beda banget " batin Shea

Kemudian Shea mengedarkan pandangannya mencari si cowok muka tembok.

" dia ada di halaman belakang " bisik Shalu

" hmmmm aku permisi kebelakang dulu ya Pi, Mom, dan Om " ucap Shea sambil undur diri

Ia melangkah kan kakinya menuju halaman belakang rumah, sampai akhirnya matanya menemukan orang yang ia cari

" Hai... " sapa Shea dengan tersenyum lalu duduk tepat di samping Alvarez, namun Alvarez tak menghiraukan kedatangan nya

" woy..... disini ada orang loh!!!! " ucap Shea namun Alvarez tetap tak bersuara, matanya masih fokus pada dua angsa di hadapannya

" kebangetan banget sih ni cowok muka datar kayak tembok, gue di kacangin " batin Shea

" kenapa Lo suka banget ngatain gue muka datar kayak tembok? " tanya Alvarez yang menatap nya dengan tatapan tajam dan itu membuat Shea sedikit merinding

" wah.... Lo bener-bener nggak sopan baca fikiran orang " Shea sudah berkecak pinggang

" siapa juga yang baca fikiran Lo GeEr banget " bantah Alvarez

" lah terus itu tadi Lo ngomgong apa? "

" cuma nebak "

" nggak mungkin, Lo pasti punya ilmu kan? "

" ilmu apaan sih nggak jelas banget Lo kalo ngomong "

" ilmu batin... buktinya Lo setiap yang ada di fikiran gue Lo bisa tau semua "

" itu cuma perasaan Lo doang "

Mereka pun sama-sama terdiam, lalu lima menit kemudian mereka sama-sama tersenyum

" oh ya masakan Lo enak " puji Alvarez secara tiba-tiba

" serius? " Shea ternganga, Alvarez hanya mengangguk

" itu pertama kalinya gue masak " ucap Shea dengan jujur

" oh ya... jadi gue orang pertama yang Lo masakin? " tanya Alvarez, Shea mengangguk dengan antusias

" kayaknya masakan Lo bakalan jadi makanan favorit gue " ucap Alvarez

" ya ampun mulut Lo manis banget sih.... bilang aja Lo mau minta di masakin lagi " ujar Shea dengan raut wajahnya yang sedikit jahil

" may be " balas Alvarez

" ok kalo gitu, nanti kapan-kapan gue masakin lagi " ucap Shea

" promise! " Alvarez mengacungkan jari kelingking nya

" promise " balas Shea dengan menautkan jari kelingking nya pada jari kelingking Alvarez

Brian dan Haidar hanya bisa memandang perdebatan antara anak-anak mereka dari kejauhan, mereka sama-sama tersenyum saat mendengar gelak tawa dari keduanya. Sebentar-sebentar mereka berdebat lalu tak lama kemudian mereka tertawa dan itu membuat Brian merasa putri nya selalu nyaman berada di dekat Alvarez, begitu pun sebaliknya Haidar merasa bahwa Alvarez bisa merasakan kehangatan jika putra nya berada di dekat Shea. Mereka seperti saling melengkapi satu sama lain.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C101
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login