Download App
67.66% Titip Rindu

Chapter 113: Eps.74

Ombak pantai terlihat lebih tenang, sebentar lagi mataharipun akan terbenam, saat ini Shea sedang duduk di pinggir pesisir pantai menikmati pemandangan langit merah yang sebentar lagi berubah menjadi gelap.

" masih belom bisa move on " suara laki-laki ini berhasil menyapu semua lamunan Shea

Shea menangkap manik mata yang berwarna biru kehijauan itu, laki-laki tampan yang sedari tadi ia tunggu akhirnya datang dan lengkap dengan setelan pakaian kantor nya

Laki-laki itu menggulung lengan kemeja panjang nya hingga ke siku, lalu sedikit melonggarkan dasi yang masih membelit leher nya kemudian ikut duduk di samping Shea

" gue fikir Lo nggak dateng " ucap Shea tanpa merubah posisi duduk

" kerjaan gue sebenernya masih numpuk, tapi gue lebih takut temen monyet gue ini bakalan ngamuk kalo kelamaan nunggu " balas Alvarez

" sialan Lo nyamain gue sama monyet " Shea menyikut lengan Alvarez, sedang kan yang bersangkutan hanya tersenyum tipis

" Lo ngapain ngajak gue kesini? " tanya Alvarez

" ngajak Lo nanam padi!!!!! Lo nggak liat ini tuh pantai, dan sebentar lagi malam... itu tandanya gue mau liat sunset!!!! pakek nanya ngapain kesini " jawab Shea dengan kesal

" cepet tua Lo marah-marah Mulu " Alvarez seakan tak takut melihat wajah Shea yang sudah menatapnya dengan horor

Alvarez dan Shea sama-sama menatap langit yang sudah mulai gelap, di temani dengan deru ombak yang kencang.

" Rez... gue boleh nanya sesuatu nggak? "

" apa? masalah mantan Lo lagi? "

" bukan!!!!!!!! " jawab Shea ketus

" lalu? biasanya juga topik pembicaraan Lo nggak jauh-jauh dari mantan Lo "

Shea memutar bola matanya dengan malas, karena tak ingin kembali membahas Yesaya

" kenapa Lo bisa putus sama Clara? "

Entah keberanian dari mana Shea bisa menanyakan kisah Alvarez dan Clara, sedang kan yang bersangkutan sedikit terkejut dengan pertanyaan itu

" karena bukan jodoh " jawabnya singkat

" ck.... jawaban macam apa itu " Shea berdecak kesal, sedangkan Alvarez hanya tersenyum

" gue serius... " ucap Shea dengan merengek

" huh... Clara yang ninggalin gue "

" apa Lo cinta sama dia? " Shea menatap lekat wajah tampan Alvarez.

Melihat rasa penasaran Shea yang begitu tinggi Alvarez hanya tersenyum sembari mengacak rambut Shea

" Lo mau gue jawab jujur atau bohong? " Alvarez memainkan kedua alisnya

" jawab jujur!!!!! " pinta Shea dengan kesal

" ok... gue jawab, galak banget sih " sungut Alvarez

" gue sama sekali nggak pernah jatuh cinta sama Clara... karena hubungan gue sama dia itu didasar oleh sebuah perjodohan yang di rencanain antara nyokap gue dan orang tua Clara... gue sama sekali nggak pernah menganggap hubungan gue sama dia ada karena gue nggak mau bohongin perasaan dia, dan pada akhirnya Clara ninggalin gue dan jalin hubungan sama cowok lain... "

Shea terus menyimak cerita Alvarez dengan fokus, pandangan matanya tak pernah lepas dari wajah tampan itu

" karena itu juga yang akhirnya menjadi penyebab Nyokap gue kena serangan jantung lalu meninggal... dan pada akhirnya ternyata cowok itu cuma manfaatin Clara, terus ninggalin Clara setelah cowok itu dapat cewek yang lebih baik Dari Clara " lanjutnya

" setelah hubungan mereka berakhir, Clara dateng lagi ke gue untuk minta maaf dan gue maafin dia, baru-baru ini dia juga pernah minta untuk kembali melanjutkan perjodohan konyol itu "

" terus Lo mau? " ada sedikit rasa ketakutan sendiri yang Shea simpan dalam hatinya

Alvarez kembali tersenyum melihat wajah teduh Shea, yang seakan meminta sebuah kepastian

" kalo gue mau, gue nggak mungkin ada di hadapan Lo sekarang " Alvarez mencubit ujung hidung mancung milik Shea lalu kembali menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang.

Diam-diam Shea tersenyum, dan entah kenapa hati nya merasa lega karena Alvarez tidak menerima permintaan Clara untuk kembali padanya.

" terus kalo gue boleh tau apa Lo pernah, bener-bener jatuh cinta sama seseorang? " tanya Shea dengan sedikit ragu

" pernah " jawabnya singkat

" gue pernah jatuh cinta sama cewek, tapi saat gue remaja dan saat masih tinggal di Paris dan itu juga jauh sebelum gue kenal sama Clara "

" oh ya.... terus Lo pernah bilang cinta sama dia? " tanya Shea dengan antusias

" kenapa Lo jadi kepo tentang kehidupan gue sih? " tanya Alvarez

" gue pengen tau aja " jawab Shea dengan santai

" yah seenggak nya jadi gue tau kalo Lo itu ternyata masih normal " sambung nya

" maksud Lo gue nggak normal? " balas Alvarez dengan nada dingin, sedangkan Shea hanya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" soalnya muka Lo kan ganteng, masak iya Lo nggak punya cewek " batin Shea

" kalo mau muji gue ganteng langsung aja, nggak usah di Pendem!! " ucap Alvarez

Mata Shea terbelalak mendengar penuturan dari Alvarez, ia lupa bahwa Alvarez bisa membaca fikiran nya

" ih.... siapa juga yang bilang Lo ganteng " cicit Shea dan bahkan nyaris tak terdengar

" udah lanjut lagi kisah Lo " pinta Shea dengan sedikit gugup

" yang mana? " Alvarez pura-pura lupa akan cerita nya

" itu... tentang cinta monyet Lo " jawab Shea dengan ketus,

" iya... dan Lo monyet nya " gumam Alvarez dengan mengulum senyum tipis.

" apa Lo pernah nembak dia? " tanya Shea sambil menatap Alvarez dengan intens

Alvarez bergeming, ia hanya menggeleng lalu memandang pasir yang saat ini berada di bawah kakinya.

" seharusnya Lo nembak dia, dan bilang kalo Lo itu cinta sama dia!!!! gimana sih Lo... " Alvarez hanya tersenyum samar

" terus apa sekarang dia masih di Paris? "

" nggak dia nggak ada disana lagi " jawab Alvarez

" terus dia sekarang dimana? apa Lo nyimpen kontak nya dia? atau Lo tau alamat nya yang sekarang? " Shea memborong semua pertanyaan untuk Alvarez

" dia ada di hadapan gue sekarang " batin Alvarez, ia menatap binar dua bola mata Shea bahkan ia bisa melihat dirinya sendiri di dalam mata itu.

" hello..... Alvarez.... Lo masih denger gue kan.... !!! " Shea melambaikan kedua tangannya tepat di depan wajah Alvarez

" i- iya... gue denger " Alvarez langsung mengalihkan pandangannya pada laut lepas yang ada di hadapannya

" gue nggak perlu cari tau itu semua karena jika takdir gue sudah di tuliskan akan bertemu dengannya lagi maka tanpa gue cari pun pasti akan bertemu... sebab cinta tahu kemana ia akan pulang " ucap Alvarez dengan penuh keyakinan.

" apa Lo nggak takut, kalo dia jadi milik orang lain? "

" kalo pun dia bukan di takdir kan buat gue dan jadi milik orang lain, itu bukan masalah besar... karena cinta itu nggak harus memiliki, dan nggak ada yang salah dalam cinta... melihat orang yang kita cintai bahagia walaupun nggak sama kita, itu lebih mempunyai arti dibandingkan memaksakan kehendak untuk memiliki... karena sesungguhnya cinta itu adalah milik pencipta nya sedangkan kita itu hanya bagian dari skenario nya "

Shea tertegun mendengar penuturan bijaksana dari Alvarez, ia kembali merasakan kedamaian dalam jiwanya, tiba-tiba Alvarez beranjak dari duduknya

" mau kemana? " Shea mendongakkan kepalanya melihat Alvarez yang sudah berdiri

" mau ngajak Lo menikmati pantai " jawab Alvarez dengan senyum manisnya.

Tanpa aba-aba lagi, Alvarez langsung menarik tangan Shea lalu mengajak nya berlari kepinggir bibir pantai untuk ikut merasakan hentakan ombak tenang yang kini membasahi kaki mereka.

Jari-jemari mereka menyatu membentuk sebuah genggaman dan seakan tak ingin saling melepas, kaki Alvarez ikut terhenti saat Shea menghentikan langkahnya. Alvarez menoleh kebelakang menatap wajah Shea dengan bingung

" mau main air? " tanya Shea saat Alvarez menatap nya

" Lo pikir gue anak kecil "

" emang nya main air hanya untuk anak kecil??? " sungut Shea dengan wajah jahilnya

" No!!!!!!!! " dari raut wajah Shea, Alvarez paham apa yang akan di lakukan oleh gadis itu

Shea melepaskan genggaman tangan Alvarez, lalu menyipratkan air laut ke badan Alvarez dan spontan ia menutup wajahnya. Shea tertawa terbahak-bahak saat melihat wajah Alvarez yang mulai kesal dan sudah berkecak pinggang.

" weeeekkkk " Shea menjulurkan lidahnya mengejek Alvarez, ia tak mempedulikan raut wajah Alvarez yang menatap nya dengan tajam lalu beralih menatap tubuhnya sendiri yang sudah basah.

Tanpa Shea sadari dengan cepat Alvarez membalas menyipratkan air laut padanya, Shea tak mau kalah dari Alvarez membuat mereka saling membalas, mereka berlari di pinggir bibir pantai dan saling mengejar satu sama lain sampai Shea mendaratkan tubuhnya pada gendongan Alvarez.

Jujur Shea akui, bahwa Alvarez memang sangat tampan memiliki sifat dewasa dan menenangkan walaupun terkadang mood laki-laki itu selalu berubah-ubah, tapi juga membuat Shea selalu merasa nyaman saat berada di dekatnya dan karena Alvarez pula ia bisa melupakan semua rasa sakitnya dan menghapus bayang-bayang wajah Yesaya di benak nya.

" terimakasih selalu ada buat gue " gumam Shea yang hampir tak terdengar lalu menyembunyikan wajahnya di balik punggung Alvarez, harum maskulin dari tubuh Alvarez kini menjadi candu bagi Shea

Alvarez hanya tersenyum, ia masih mampu mendengar apa yang Shea ucapkan walaupun itu hanya samar-samar.

Dari arah kejauhan, ada sepasang mata yang ikut menyaksikan kebersamaan mereka. Mendengar gelak tawa bahagia Shea yang sudah lama tak ia dengar.

******

" Shea..... ayo bangun.... ini sudah pagi " Shalu menarik selimut tebal yang masih setia membungkus tubuh mungil Shea, lalu beralih membuka gorden dan jendela kamar agar sinar matahari dapat masuk dengan leluasa.

" good morning mommy " Shea memeluk ibunya dari belakang setelah beranjak dari kasur lalu memberinya Shalu kecupan hangat dipipinya

" morning princess.... " balas Shalu dengan mengelus lembut lengan Shea yang memeluk leher nya.

Di ruang makan Brian, Gunawan, serta Anita sudah menunggu Shalu dan Shea untuk sarapan bersama. Gunawan masih fokus pada koran yang ada di tangan nya, Brian fokus pada ponselnya yang membaca berita online sedang kan Anita masih setia melayani obrolan bersama baby twins dengan bahasa planet mereka, sesekali suara tawa baby twins menggema di ruang makan.

" selamat pagi... " sapa Shea yang sudah menuruni anak tangga lalu menghampiri mereka yang sudah lebih dulu berada di ruang makan.

" hei... baby twins " seperti paham akan sapaan sang kakak, baby twins tersenyum sambil tangan mungil mereka bertepuk tangan

Mereka semua menikmati sarapan bersama dengan hening, hanya dentingan sendok dan piring yang saling beradu yang terdengar karena baby twins sudah di bawa oleh Ajeng dan bik Ani kembali ke kamar mereka.

******

Pukul sepuluh pagi, Shea sudah tiba di kampus keadaan kampus sudah kembali normal seperti biasa setelah kejadian beberapa hari lalu yang berhasil menyudut kan Shea. Para mahasiswa pun silih berganti meminta maaf pada Shea atas perkataan serta ejekan yang mereka lontarkan kepada Shea.

" Shea... " pekikan suara Janet yang cempreng terdengar sampai ke penjuru kampus

" nggak usah teriak, gue nggak budek!!! " ucap Shea saat mereka sudah tiba di kelas, sedang kan yang bersangkutan hanya cengengesan

" pulang kampus Lo ada acara nggak? "

" nggak ada, kenapa? "

" kita nongki yuk di caffetaria "

Shea sedikit berfikir sebelum ia menjawab permintaan Janet.

" kelamaan mikir Lo.... "

" hmmmm ok lah.... "

Shea kembali fokus pada bukunya

" She..... " panggil Janet yang sedikit ragu

" why???? "

" Lo sama Alvarez gimana? "

Shea menghentikan aktivitas nya, lalu beralih menatap Janet yang duduk disampingnya

" gimana apanya maksud Lo ? "

" ya hubungan Lo lah.... masak hubungan gue... "

" gue sama Alvarez cuma temen "

" yakin cuma temen? "

" Lo apaan sih, nggak usah nanya yang aneh-aneh deh!! "

" emang Lo nggak tertarik gitu sama Alvarez... secara dia itu kan gantengnya maksimal, cool, tajir, yah walaupun kadang jutek abis "

" Jan.... please deh, nggak usah lebay "

" gue nggak lebay.... gue ngomong fakta, coba deh Lo inget, gimana rasanya saat Lo lagi deket sama dia, apalagi setiap masalah yang menimpa Lo di kampus dia selalu berdiri paling depan... " ucap Janet

" dan gue yakin, sebenarnya Alvarez itu pasti punya rasa sama Lo... tapi dia masih gengsi buat ngomong sama Lo "

" sotoy Lo!!!!! "

" iihhh di bilangin nggak percaya... dia sama orang lain ntar baru nyesel Lo!!!! " sungut Janet

" atau mungkin Lo belom move on ya???? "

" Jan..... gue tampol Lo ya!!!! " ucap Shea kesal, spontan Janet langsung menutup rapat mulutnya.

Gejolak jiwa Shea kini berdendang tak menentu, semua rasa nya bercampur aduk seperti gado-gado yang siap di santap. Ia kembali teringat saat kebersamaan nya dengan Alvarez di pantai.


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C113
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login