Download App

Chapter 2: Wanita Bergaun Merah

Kedua orang itu berteriak seperti anak gadis melihat kecoak.

"Hei! Menjauh muka kamu, mulut kamu penuh dengan bau kopi dan mulut kamu yang besar seperti akan memakan aku hidup-hidup!"

Nan Wei menghentikan jeritan memalukan maruah lelaki mereka. Dia bisah merasakan jantungnya hampir runtuh kerana tekejut.

"Ha..ha...kenapa Inspektor Wei berteriak?" Mo shan terengah-engah kerana letih mengejarnya.

"Jangan tanya aku, kamu juga berteriak tadi." Nan Wei memutarkan bola matanya.

"Hehe...A...jadi siapa yang Inspektor Wei kejar tadi? Aku tidak melihat siapa-siapa.."

"kamu tidak melihat?"

"Ya, semasa Inspektor melihat ke seluruh arah aku tidak melihat siapa-siapa.."

"Kamu tidak melihat seorang wanita bergaun merah lari?"

"Tiada selain kita dan polis yang lain."

"dan dengan siapa Inspektor Wei berbicara aku tidak mendengar siapa-siapa bercakap dengan inspektor Wei tadi dari kejauhan, aku hanya mendengar suara Inspektor Wei sendiri saja tadi."

Nan Wei tercegang.

Apakah teman kecil ini berimaginasi kerana keletihan, dia tadi benar-benar sedang berbicara dengan seorang Nona.

Tapi sepertinya Nona ini takut untuk memunculkan diri di depan aku kerana teman kecil ini datang secara tiba-tiba bahkan menakuti Nona muda itu dengan dia sekali.

Nan Wei mengelengkan kepala, dan menghela nafas dengan berat. Seperti khasus ini akan sulit jika Nona itu sudah pergi. Jadi dia harus mengambil tindakkan secepat mungkin sebelum Nona itu mengambil tindakkan membunuh dulu.

"lupakan saja, Ayo pergi ke kantor aku ingin menanyakan teman dekat mangsa informasi tentang wanita bergaun merah yang mereka tahu."

"Tapi wanita bergaun merah yang mereka bicarakan itu adalah hantu."

"Apakah kamu ini terlalu banyak menonton filem seperti mereka? Jangan terlalu percaya dengan hal tidak wujud, manusia lebih licik tahu?"

"Tapi..."

"Pergi atau aku tingalkan kamu disini sendirian." Nan Wei beranjak pergi.

Dia tidak mahu berlama-lama kerana ada lebih banyak urusan penting berbanding dengan kisah seram konyol yang tidak wujud itu.

Mo Shan yang ingin melanjutkan percakapan berhenti melihat belakang pungung Nan Wei pergi terlebih dahulu.

Dia mengelengkan kepala, dia tidak tahu bagaimana harus berbicara dengan orang ini tentang  hantu. Tapi Nan Wei benar, kerja lebih penting.

Sebelum Mo Shan beranjak pergi dia melihat kearah sudut koridor yang gelap dan sepi menuju ke 3 kamar tidur kedalam yang tertutup kayu usang. Mo shan tidak kelihatan takut dia bahkan mengeluarkan aura menindas terhadap sesuatu disana dengan rahang yang menegas dan mata yang menatap tajam.

Tak-!

Bunyi kayu jatuh.

Apakah itu kucing atau tikus. Mo shan juga pergi menelusuri Nan Wei yang sudah pergi jauh.

***

"Inspektor Wei! Apa yang sedang anda kejar tadi? Di mana Mo shan?"

Salah satu pegawai di sana menanyakan Nan Wei kerana tindakkan tiba-tiba Nan Wei tadi.

"Ha...orang mencurigakan dan Mo shan ada di belakang saya, tidak lama lagi dia akan kemari."

"Jadi kalian tidak apa-apa?"

"Ya, tidak."

"Bagus."

Thup!

Thup!

Thup!

Tapak kasut bergema seluruh ruang koridor membuatkan semua yang ada disana tidak bisah membantu untuk tidak melihat sebuah koridor gelap datangnya sumber suara itu.

"Few.....Inspekto..ha.. Tunggu...ha...fu..."

"hei, kamu berolahraga setiap hari, kenapa fizik kamu sangat lemah berbanding aku?"

"A...itu..hehehe..."

"Sudah, ikut aku ke kantor. Temankan aku menyelidiki mereka kamu bisah membantu aku. Apakah kamu tidak keberatan?"

"Baik!" Mo Shan tanpa ragu setuju dengan pemintaan Nan Wei, dia sangat suka berkerja dengan  sesama pendatang baru. Mereka juga bisa menjadi Sahabat.

"Sahabat...hm..." sebuah seringaian muncul di bibir Mo Shan.

Tapi tiada yang tahu apa di sebalik seringaian itu.

***

Di kantor polis di ruang bilik Nan Wei terdiri 3 orang teman mangsa atau dikenali sebagai sahabat mangsa.

"Kalian adalah teman mangsa?"

Ketiga orang itu mengangguk cepat.

"bisah mempekenalkan diri kalian kepada aku, serta umur, kedekatan kalian dengan mangsa dan....."

"Tentang Wanita Bergaun Merah itu juga." Nan Wei mengetuk-ngetuk meja memandang kearah mereka.

"Mulai dari kamu." Nan Wei berhenti mengetuk meja dan menunjuk kearah kerusi pertama terdapat lelaki berbaju hijau tua duduk dengan penuh keringat kerana sedikit Gemuk.

"Na..Nama...orang ini adalah Li Fei Zhen. Umur aku 29 tahun, Aku teman dari mangsa iaitu Ah Fang, kami teman dekat sejak kami di persekolahan sehinga tamat sekolah. Kami sering keluar meluagkan masa bertemu dua lagi teman disisi aku ini di semua tempat seperti bergosip tetang hidup atau keluhan hidup. Tentang wanita bergaun merah itu aku tidak tahu tapi kematiannya di sebabkan hantu wanita itu tiada kaitan dengan orang!"

Nan Wei memicit pelipisnya apabila seaeorang mengatakan hantu lagi.

"Mo shan Bawakan aku kopi."

Mo shan mangangguk faham dan memberikan dia senyuman singkat dan pergi.

"Ha....baiklah, kamu bagaimana Tuan berbaju abu-abu."

"Aku...Adalah Ming Feng, 27 Tahun cerita kedekatan kami yang diceritakan Li Fei persisi sama. Tapi....tapi hantu wanita itu benaran pembunuh dia hantu bukan manusian khasus ini tidak bisah di selesaikan kita harus melaporkan ini kepada guru Tao saja...semuanya tidak akan berhasil kalau kita duduk dia kita akan mati...mati...aku tidak ingin mati!...Ak-..."

Thump!

"Cukup tutup mulut mu." Nan Wei semakin pusing setelah mendengarkan apa yang orang ini katakan..

"Tapi..."

"Ming Fei diam."

Orang di sebelahnya menyuruhnya diam.

"Bagaiman dengan kamu?" Nan Wei memandang kearah lelaki yang tampan ini, tapi wajah lelaki itu sangat datar seperti orang mati ditingalkan roh menyisakan jasatnya saja bergerak.

"Nama aku Ma Su, umur 25 tahun aku termuda dari mereka, tetapi tidak dekat sama sekali kerana keduanya tidak berguna, mereka sering melakukan kejahatan seperti membuli dan menganggu pelajar sekolah wanita. Tentang Hantu Wanita itu aku tidak tahu, wajar saja mereka diganggu...hahaha..."

"Kamu...! Kamu yang harus menutup mulut busuk kamu itu!!" Ming Feng mencengkeram kerah baju milik Ma Su mengangkat tinju untuk mendaratkan mukanya kewajah Ma Su.

"Hei! Cukup! Di sini adalah balai polis! Sebelum aku ambil tindakkan turunkan tangan kamu itu!"

Ming Feng kaku dia terduduk.

Sedangkan Ma Su tersenyum sinis kearahnya.

"Jadi nama kamu Ma Su? Sepertinya nama itu sangat femilir....aku pernah mendengarnya sebelum ini...."Nan Wei mengosok dagunya yang halus tiada tanda bulu kumis atau jangot akan tumbuh, memandang Ma Su yang senyum penuh makna kepadanya.

"...Ya, Nama kamu persis nama Dewa Ma Su...sangat langka orang memiliki nama persis dengan nama dewa. Pasti keluarga kamu menghormatinya kerana itu dia memberikan kamu nama itu?"

"Aku tidak mempunyai keluarga. Nama Itu diberikan oleh kakek saya." Ma su masih senyum kepada Nan Wei.

"Hm...jujur saja Aku tidak mempercayai hal seperti hantu atau dewa. Tapi aku menghormatinya kerana kalian mempercayai hal seperti itu."

Walaupun wajah Ma Su datar sepertinya dia menyukai orang ini. Bau manusia milik orang ini tidak hitam atau di cemari hal buruk melaikan kesedihan yang tersimpan.

Di bandingakan dua orang disisinya dulu putih kemudia menghitam. Mereka bukan hal yang berguna dan patut digelar manusia selagi tidak mengaku kesalahan dan bertaubat.

Tapi bagaiman orang di depan ini juga menghitam?

Ma Su senyum kembali. Itu Pasti tidak akan terjadi.

Ma Su mempunyai kelainan yang aneh sejak dia dilahirkan, dia bisah berbicara dengan rohnya sendiri dan bahkan bisa melihat isi hati seorang manusia apakah itu niat baik atau jahat dia bisah mendengarkannya.

Tuk!

Tuk!

"ini kopi yang Inspektor pesan." Mo shan masuk meletakkan kopi di atas meja.

"Mengapa begitu lama? Apa yang sedang kau lakukan?" Nan Wei mencicip kopi yang di letakkan Mo shan tadi.

"Aku pergi ke kamar air."

Mo shan mengaruk-garuk tengkuk yang tidak gatal.

Nan Wei memandang sekilas Mo Shan dengan helaan nafas. Dia hampir saja melihat pertunjukkan WWE di sini secara percuma tanpa lesen.

"Ma Su Sepertinya kamu ini tidak sedekat dengan Ah Fang dan dua orang ini."

"Ya, Aku tidak dekat dengan mereka. Tapi kedua orang ini menyeret aku kesini."

"Ha...baiklah kalian bisah pergi tapi ingat kalian masih di siasat, kami akan menghubungi kalian bila-bila masa kerana khasus ini belum selesai dan tentunya belum ditutup, aku khawatir di antara kalian adalah dalangnya."

Kedua orang itu berkeringat setelah mendengarkan perkataan Nan Wei tadi.

Berbeda dengan Ma Su tetap dengan muka datarnya bersama senyuman yang bukan dibuat-buat.

Nan Wei melihat perilaku aneh Ma Su mengarahkan naluri hatinya mengatakan tanpa sadar " Ma Su Sepertinya kamu tahu sesuatu lebih banyak. Apakah kamu ingin mengatakan sesuatu dan berhenti menatapku seperti kamu ingin melekatkan matamu tetap bersama aku dan terus memandang aku."

"Aku setuju dengan idea Inspektor Wei, tapi jika sesuatu di bincangkan....seharusnya Tuan sendiri harus mencari pelakunya, bukankah tuan sudah menemukan dia?"

"Kamu sepertinya mengetahui sesuatu, apa kata kamu tetap tinggal dan bekerjasama dengan kami. Apakah kamu menyetujuinya?"

"Baiklah, jika itu yang Tuan Wei katakan." sebuah senyuman menjadi sebuah seringaian di bibir Ma Su.

Mo Shan yang melihat semua pembicaraan dua orang ini menjadi iri kerana Ma Su mengambil perhatian Nan Wei darinya.

Dia mengengam tangan menjadi sebuah tinju, menampakkan urat tangan besar milik Mo Shan begitu juga rahangnya menegas.

Ma Su tahu anak di belakang Nan Wei itu memberikan aura menindas, dia mengabaikan orang lain dan terus berbicara degan Nan Wei.


Load failed, please RETRY

New chapter is coming soon Write a review

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login