Download App
2.97% KETERIKATAN

Chapter 8: Reuni?

"Hehehe. Kenapa nggak coba. Cookies nyokap gue enak parah. Lagian nggak usah muna. Tiap di kantor lo selalu nyari sisa cookies nyokap gue. Dasar lo" Vika tertawa sambil menepuk paha Yuko gemas.

"Wah. Aku mau dong. Waktu acara bawa aja ya. Pengen nyobain" sahut Senna pelan.

"Boleh"

"Oh ya, gimana Bass soal acara? Kalau jadi 2 jam harus ada acara nyanyinya. Nggak seru kalo Cuma tanya jawab dan foto-foto doang" Silvi bertanya pada Bass yang dari tadi sibuk mencatat di Laptopnya.

"Gue udah DM kak Senna kemarin. Kak Senna nyanggupin untuk nyanyi juga. Kita bener-bener hemat deh. Gue bangga deh kak Senna multi talent banget. Entar gue pinjem sama Boy soal gitar. Kak Senna entar bisa nyanyi sambil main gitar. Atau karaoke dari youtube. Sound system yang disewa Vika bagus banget soalnya" jelas Bass.

"Boleh tuh! Kita nggak bayar gitar pinjeman ke Boy kan?" tanya Silvi.

"Boy mah kalau Vika yang minta tolong secara personal jangankan gitar kak, hati dan jiwa juga dia kasih" balas Yuko sambil tersenyum girang.

"Masalahnya gitar Boy mahal-mahal gila. Gue takut kenapa-kenapa" Silvi menatap Yuko.

"Tenang aja. Kita kan punya jaminan Vika. Kalau gitarnya kenapa-kenapa, Vika kita kawinin sama Boy. Pasti Boy nggak bakal marah kak" Yuko membalas lagi.

"Tenang, entar aku metik gitarnya pelan-pelan. 3 lagu pakai gitar, 3 lagu karaoke youtube. Gimana?" Senna mengusulkan ide.

"Hadeh, gini ini manusia jaman penjajahan. Sekarang di bukalapak, Shopee, sama Tokopedia bisa tau beli begituan. Sebulan kemarin om gue pulang umroh. Tapi beli air zam-zamnya via Bukalapak" Vika menjelaskan.

"Lagian repot banget. Kudu nih air zam-zam? Aqua aja kenapa sih" tanya Yuko.

"Hahaha.. aku bercanda guys. Lagian lebay banget kudu air zam-zam" balas Senna.

"Harusnya lo bangga. Diantara kita nih rakyat-rakyat pas-pasan penunggu gaji tanggal 25 dari kantor, lo paling kaya raya. Duit lo dari MC banyak tau" Vika menambahi.

"Amin deh. Doain gue kaya raya ya. Entar kalo udah kaya gue bisa sombong didepan lo semua"

"Oh ya, Langit gimana Sen?" tanya Silvi tiba-tiba. Vika, Yuko, dan Bass kemudian menoleh kearah Senna.

"Langit? Kemarin dia jemput aku dibandara. Cuma ya gitu, hubungan kami nggak ada perubahan. Dia tetep nggak gentle ngakuin perasaannya" Jawab Senna sambil tersenyum sedih.

"Buset. Baru ada nih cerita begini. 6 tahun digantung kaya jemuran. Anjing emang tuh ya Langit!" Silvi berseru marah.

"Pokoknya nggak mau tau deh Sen. Jauhin Langit. Gila tuh cowok! Kenapa sih dia ngegantung 6 tahun. Cowok banyak. Nggak Cuma Langit" Silvi masih emosi.

"Jangan-jangan dia nggak bisa berdiri?"

"Bisa jadi sih! Jangan-jangan dia nggak pede deketin lo gara-gara impoten" Vika mensetujui omongan Yuko.

"Dih amit-amit. Masa si Langit-langit itu kalah sama gue sih" Bass mengetuk meja pelan.

"Bener juga. Kenapa gue nggak kepikiran. Apalagi coba alesan dia nggak nembak? Selama kuliah dia nggak pernah deket sama cewek lain. Dia juga nggak tertarik cowok. Bahkan dia sering nanya kabar lo Sen. Dia gengsi sebenernya, tapi dia selalu nanya" Silvi berbicara panjang lebar.

"Aku nggak tahu," jawab Senna.

"Gini deh, setelah acara di Jakarta kan lo balik Surabaya. Lo deketin Langit. Lo cek sendiri" Silvi mengusulkan ide. Yuko, Vika, dan Bass cekikikan mendengar ide Silvi.

***

19:30

Kediaman Tante Sri.

"Ya Ampun Senna. Tante pangling lihat kamu. Enam tahun nggak kesini" Tante Sri langsung memeluk erat Senna didepan pintu gerbang sambil menitikkan air mata.

Bagaimanapun, tante Sri sangat dekat dengannya. Ibu Senna hanya memiliki satu adik, yaitu tante Sri. Saat sidang perceraian ibu dan Vader-nya berjalan, tante Sri meninggalkan restorannya di Jakarta dan terbang ke Surabaya untuk mendampingi ibunya selama 2 bulan. Untunglah suami tante Sri selalu sigap membantu restoran tante Sri meskipun suami tante Sri juga memiliki sebuah restoran. Tante Sri juga meninggalkan anak tunggalnya-Riko-selama 2 bulan demi ibunya. 

"Ayo masuk Senna, tante bikin poffertjes enak banget" kata tante Sri sambil menarik tangan Senna untuk masuk kedalam rumah dari arah pekarangan.

"Kok sepi tante? Om sama Riko mana?" tanya Senna sambil masuk kedalam rumah.

"Om masih di restoran. Semenjak tante kena diabetes, om mu yang pegang restoran tante" jawab tante Sri sambil duduk di sebelah Senna.

"Kebiasaan tante suka yang manis-manis nggak hilang-hilang. Pantes sekarang tante nggak punya stock permen di ruang tamu. Biasanya di ruang tamu ada 8 toples permen macem-macem"

"Oh ya tante, ini oleh-oleh" kata Senna sambil memberikan hadiah tangan untuk tantenya.

"Makasih loh Sen. Padahal kalau kamu nggak bawa apa-apa ya tante tetep seneng kamu main kesini"

"Hehehe. Masa sama tante sendiri nggak bawa apa-apa. Oh ya tante, Riko kemana? Kangen nih pengen nyubit orang. Hehehe" Senna cengengesan.

"Tadi dia keluar ketemu temennya yang kuliah di Surabaya. Katanya sih reuni. Dulu satu geng sering main kesini, cuma karena kuliah anak lainnya di Surabaya, jadinya jauh sama Riko"

"Kapan pulang?"

"Tante telpon deh biar nggak terlalu malem pulangnya. Kamu tiduran gih di ruang tengah sambil baca komik. Komik Riko makin banyak loh. Dia serius mau jadi komikus. Kemarin dia menang di acara Webtoon. Tapi tante nggak ngerti deh apa itu webtoon" kata tante Sri sambil pergi ke ruang tengah mencari smartphone nya.

Kemudian terdengar percakapan serius tante Sri. Tante Sri marah-marah menyuruh Riko untuk segera pulang. Rupanya, Riko yang masih asik reunian benar-benar menolak ide ibunya. Kemudian tante Sri memberi ide baru agar teman-temannya diajak untuk kerumah. Sepertinya, Riko yang benar-benar anak mama itu tidak bisa menolak ide tersebut. Karena dari nada tante Sri yang sudah tidak marah-marah itu bisa dipastikan Riko akan segera pulang. Senna tersenyum senang.

Setelah satu jam Senna tiduran sambil membaca komik koleksi Riko dan memakan poffertjes buatan tante Sri, terdengar suara 2 buah mobil memasuki pekarangan dan suara beberapa laki-laki. Tante Sri kemudian berjalan cepat menuju pintu depan. Tante Sri terdengar mengomel.

"Mama kan sudah bilang jangan malem-malem. Senna jauh-jauh dateng harusnya ditemenin! Yasudah, ayo Demar sama Keanu masuk dulu. Mau makan apa?"

"Ma, jam segini banci belum keluar" terdengar suara Riko menggerutu sambil masuk kedalam rumah.

"Rikooooooo" Senna yang melihat Riko masuk kedalam rumah lalu langsung memeluknya dan mencubiti pipinya gemas.

Sementara Riko hanya bisa berdiri mematung. Riko dengan malas menatap wajah Senna. Mood nya benar-benar buruk. Dirinya sengaja reuni demi mendekatkan diri dengan gebetan yang sudah lama dia sukai. Tapi Senna merusak impiannya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C8
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login