Download App

Chapter 25: PERUBAHAN PENAMPILAN SU SHENGJING (3)

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Sekali lagi, Su Jiu menyerahkan kantong bakpao itu kepada Rong Si. "Kakak, kamu ambil saja. Kalau kamu tidak mau, aku dan Papa akan merasa sedih."

Rong Si mengulurkan tangannya dan menerima kantong itu. Kemudian, ia mengulum bibirnya lagi dan dengan ringan mengatakan, "Terima kasih."

Su Shengjing sedikit terkejut hingga refleks bertanya, "Kamu bisa bicara? Ternyata kamu tidak bisu?"

Melihat tatapan Rong Si yang sedikit berubah, Su Jiu pun segera menatap Su Shengjing sambil mengerutkan alisnya. Seakan marah, gadis itu berkata, "Papa, kakak tidak bisu, dia hanya tidak suka bicara saja."

Mendengar itu, Rong Si tertegun.

'Dia ini… sedang membantuku bicara?'

Sejak Rong Si dan ibunya pindah ke wilayah itu, ibunya selalu mengatakan bahwa mereka harus sopan, menjalin hubungan yang baik dengan para tetangga dan anak-anak sekitar. Namun, para tetangga atau anak-anak sekitar justru bertindak sebaliknya,

Setiap kali bertemu dengan Rong Si, mereka pasti akan menyebutnya sebagai anak haram, anak yang tidak jelas siapa ayahnya, dan bahkan mengatakan bahwa ibunya adalah ayam.

Kadang-kadang, ada juga beberapa pria paruh baya jelek yang mendatangi Rong Si dan bertanya kepadanya dengan senyuman aneh tentang berapa biaya tidur dengan ibunya untuk satu malam. Ada juga yang berkata, "Aku akan membantu Mamamu untuk memberimu seorang adik, mau tidak?"

Rong Si sebenarnya tidak mengerti maksud kata-kata orang-orang itu. Namun, setiap kali berjalan di luar bersama ibunya, setiap kali bertemu dengan bibi-bibi tetangga, mereka pasti akan berbisik-bisik di belakang, "Lihat itu! Dia si 'ayam' itu. Entahlah dia sudah ditiduri berapa pria. Dasar tidak tahu malu! Jangan-jangan, dia memiliki penyakit?"

"Huh?! Padahal wajahnya juga tidak terlalu cantik. Bagaimana bisa suamiku mengatakan dia cantik?!"

"Mau secantik apa pun, dia juga tetaplah ayam, tidak bisa dibanggakan!"

Rong Si bertanya kepada ibunya karena penasaran, "Mama, kenapa mereka bilang kamu adalah ayam? Mereka juga bertanya padaku tentang berapa harga agar bisa tidur bersama kamu."

Mendengar pertanyaan anaknya, ibu Rong Si sangat terkejut. Wanita itu pun terdiam sejenak dengan wajah yang memucat, hanya memeluk badan kecilnya dengan kuat, diam-diam mengalirkan air mata.

Setelah beberapa waktu terdiam, ibu Rong Si akhirnya menjawab sambil tersedak, "Anak baik, kamu jangan dengarkan kata-kata orang lain ya, anggap saja itu sebagai angin lalu. Kita berdua menjalankan kehidupan kita dengan baik saja, itu sudah cukup. Oke?"

Sejak saat itu, meskipun orang lain tetap berbisik-bisik dan menertawakan mereka, Rong Si sudah tidak peduli lagi. Kini jika melihat wajah mereka, anak laki-laki itu akan secara refleks menolak untuk mendekat dan biasanya memilih untuk langsung pergi.

Lama-lama, mereka pun merasa menertawakan Rong Si sudah tidak menarik lagi. Mereka bahkan berkata bahwa anak laki-laki itu bisu.

Anak-anak yang tinggal di sekitar sana juga tidak ada yang mau bermain bersama Rong Si. Saat mereka melihatnya, mereka pasti akan mengejeknya dan melemparkan batu ke arahnya. Sama seperti para orang dewasa, mereka juga memanggilnya anak haram.

Namun, Rong Si merasa Su Jiu berbeda. Gadis kecil itu tidak menatapnya dengan pandangan mata jijik, tidak mengejeknya, bahkan meminta ayahnya untuk memberikan uang kepadanya. Sekarang, Su Jiu juga memberikan sekantong bakpao kepadanya…

Ibu Rong Si selalu mengatakan kepadanya bahwa manusia harus berterima kasih untuk setiap kebaikan. Hal itu membuat Rong Si bertekad untuk membalas budi kepada Su Jiu saat sudah besar nanti.

Pada saat yang bersamaan, seorang wanita paruh baya bertubuh gemuk yang baru membeli bakpao dan keluar dari kerumunan secara tidak sengaja melihat Su Shengjing.

Melihat pria itu sedang menggendong anak perempuan yang berusia sekitar tiga atau empat tahun dan di hadapannya berdiri anak haram yang sudah populer di area itu, ia pun langsung merendahkan mereka dalam hati. Dengan sengaja, bibi itu mendekati mereka, dan berbicara dengan nada aneh yang kurang enak didengar, "Wah, Su Shengjing, kamu juga beli bakpao?"

"Kata anakku, dua hari ini berita tentang dirimu sedang heboh di internet.Katanya, kamu telah menjadi seorang ayah. Ternyata itu benar, ya? Ngomong-ngomong, anakmu ini datang dari mana? Jangan-jangan, dia benar-benar tidak tahu siapa Mama kandungnya?"

Bibi gemuk itu melihat Su Jiu seakan sedang menyaksikan sesuatu yang lucu. "Apa Mamamu lari dengan pria lain dan tidak menginginkan kamu lagi?"

Bibi gemuk itu bermarga Zhang. Di daerah itu, ia sudah sangat populer dengan mulut embernya.

Mendengar kata-kata yang jahat itu, Rong Si pun melirik ke arahnya dengan tatapan yang memancarkan kebencian.

Zhang adalah orang yang suka menyebarkan gosip tentang ibu Rong Si kepada orang lain, membuat ibunya itu selalu menangis di dalam rumah setelah pergi keluar.

Meskipun ibunya tidak mengatakan apa pun kepadanya, tetapi Rong Si tahu bahwa itu pasti karena mereka telah mengatakan kata-kata yang menyakitkan.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C25
    Fail to post. Please try again
    • Translation Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login