Download App

Chapter 2: telepon misterius.

Keesokkan harinya ia sedang bekerja dan seperti biasa ia melakukan pengecekan sebelum artis datang. Ia bersikap kesal dengan teman-temannya, karena ia ingin tahu siapa pelaku dari orang yang mengaku-ngaku jadi Joon. Namun hingga setengah hari bekerja ia tidak menemukan jawabannya. Ia menyerah dan menganggap itu keisengan temannya. Namun saat ia ingin makan saat jam makan siang panggilan dari nomor itu datang lagi. Dan kali ini Yerin tidak langsung menjawab panggilan tersebut. Ia mengelilinginya tekan-temannya. Dan melihat siapa yang bermain ponsel.

"Ah ternyata kamu," ucap lirih Yerin saat melihat teman laki-lakinya sedang bermain ponsel dan menempelkan ponsel itu di telinga saat Yerin menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Hallo." kata yang sama yang di dengar oleh Yerin dari penelepon itu dan temannya juga mengatakan hal yang sama.

Yerin bukannya menjawab sapaan dari orang itu malah mengakhiri panggilan dan menghampiri teman laki-lakinya tersebut.

"BRAKKK..." Yerin memukul meja dengan keras membuat beberapa orang di sekitarnya kaget.

"Kenapa Rin?" tanya Edo yang terlihat kebingungan akan kedatangan Yerin yang tiba-tiba.

"Kenapa-kenapa, lu kira gue nggak tahu kalau lu yang ngerjain gue!"

"Ngerjain apa sih Rin?"

"Jangan sok blo'on lu."

"Yah emang gue nggak ngerti apa yang elu maksud Maemunah," sangkal Edo.

"Heh kodok, gue tadi tahu Lo telepon gue kan?"

Edo semakin kebingungan dengan sikap Yerin,

"Gue lihat cuma lu di sini yang main hp," cecar Yerin.

"Yang lain juga main hp Rin."

"Tapi hanya elu yang telepon," Yerin tetap dengan tuduhannya.

"Tapi gue nggak..." Belum selesai Edo menjelaskan Ponsel Yerin berbunyi.

"Ini, lihat Lo telepon gue lagi kan?" Yerin menunjukkan layar ponselnya.

"Tapi hp gue ada di meja gue nggak pegang tuh," sahut Edo dengan menunjuk ponselnya yang tergeletak di atas meja. Hal itu membuat Yerin malu sekaligus bingung.

"Eh...." Yerin segera meninggalkan Edo yang masih bingung dengan sikap Yerin. Sedangkan Yerin menahan malu atas tuduhan yang salah kepada Edo.

"Lah, kalau bukan Edo siapa dong," ucap Yerin dalam hati.

"Aduh, malu dong gue." Yerin mengusap-usap wajahnya.

Yerin menahan sakit pada kakinya akibat membantu Joon beberapa waktu lalu, namun ia senang bisa menyelamatkan idolanya dari marabahaya. Dan ia mendapatan balasan dari Joon saat membuat sebuah cuitan di sosial media.

Saat sedang berjalan menuju ruangannya, lagi-lagi ponsel Yerin berbunyi. Hal itu membuatnya merasa risih.

"Astaga siapa sih nih orang," gumam Yerin dengan kesal dan menekan tombol hijau pada layar ponselnya.

"Hallo."

"Gue dari kemarin mencoba sabar ya, gue sudah menahan sakit, menahan malu karena salah orang, sekarang harus menahan emosi karena elu. Mau lu apa?"

"Maaf, aku hanya ingin ucapkan terima kasih atas bantuan waktu itu."

"Bantuan apa?"

"Yang membuat kakimu sakit."

"Astaga, Lo masih mengaku-ngaku jadi Joon. Suara Lo aja fals kok ngaku jadi joon yang ganteng, suara bagus."

"Mari bertemu jika tidak percaya."

"Oke, di taman kota hari Minggu pagi." Tanpa pikir panjang Yerin menyetujui. Dan penelepon misterius itu juga mengiyakan ide Yerin.

***

Sedangkan di sisi lain, BS group sedang melakukan latihan dance. Dan di sana terlihat Joon dan Bobby dengan serius mengasah skill dancenya. Sedangkan yang lain sedang serius dengan part-parnya sendiri.

"Eh apa kabar cewek yang bantuin kita kemarin ya?" tanya Bobby tiba-tiba.

"Emang kenapa tiba-tiba Lo tanya gitu?"

"Kita belum ucapin terima kasih, bahkan kita tidak menjenguknya." Bobby terlihat khawatir saat memikirkan Yerin.

"Pasti sudah di urus dengan baik." Joon pergi mengambil handuk untuk mengelap keringat nya.

"Dia salah satu staf disana?" tanya Bobby

"Aku rasa tidak," jawab Joon dengan yakin.

"Lo kenal dia?"

"Enggak,"

"Tapi kayak tahu dia banget."

"Dia nggak pakai seragam dan id-nya berbeda dengan yang lain. Aku rasa bukan dari stasiun tv itu."

"Hmmm" bobby mengangguk paham.

Latihan hari itu selesai, para member kembali ke tempat tinggal yang telah di sediakan management.

***

BS Beranggotakan lima orang, Joon, booby, jocky, cokky dan Jean. Mereka tergabung karena sebuah audisi. Mereka mempunyai skill masing-masing, dan Yerin mengikuti mereka sejak mereka dalam sebuah audisi dan yang paling ia ikuti adalah Joon. Walaupun saat itu Joon tidak seterkenal sekarang. Dan kemungkinan untuk bertemupun semakin kecil. Hal itu membuatnya ingin bekerja di sebuah stasiun tv karena ia ingin suatu hari bertemu idolanya, dan sudah terjadi beberapa waktu lalu. Bahkan ia bertemu dua hari berturut-turut dan menyelamatkan sang idola dari sebuah insiden.

Big Star memiliki fans yang bernama MY STAR. Nama itu di sematkan karena hanya Big Star yang memiliki mereka dan akan menerangi mereka dalam suka maupun duka.

***

Yerin yang malam itu sedang melihat sosial media Big Star ia mengunduh setiap postingan yang menunjukkan foto para member. Dan ia berniat membuat sebuah ruangan sendiri khusus foto dan poster Big Star. Bahkan karena kekaguman nya terhadap Big Star ia sering di jauhi laki-laki karena ia lebih memilih memasang wajah Joon atau member Big Star lain daripada pacarnya.

Saat Yerin sedang melihat dan mengamati ruangannya yang akan di buat sebuah ruangan khusus Big star

'tttrrrrt....'

Ponsel Yerin bergetar di atas meja. Ia mengira itu orang misterius itu. Namun ia terbelalak saat melihat nama 'Ibu' di layar ponselnya.

"Hallo Bu," ucap Yerin sesaat setelah menekan tombol hijau di ponselnya.

"Yerin, apa kamu baik-baik saja?" tanya Lusi, ibu Yerin yang tinggal di sebuah kota kecil lain.

"Emm... Baik kok Bu. Kenapa?" Yerin merasa heran karena ibunya bertanya keadaannya secara tiba-tiba. Walaupun setiap telepon ibunya menanyakan kesehatannya namun kali ini seperti aneh.

"Ibu merasa perasaan ibu tidak enak, ibu takut terjadi sesuatu padamu," ucap Lusi pada anaknya yang merantau demi masa depannya dan keluarganya. Yang kini telah menjadi tulang punggung keluarganya.

"Oh, itu hanya perasaan ibu saja," sahut Yerin menenangkan ibunya. Ia takut jika ibunya tahu ia habis mengalami kecelakaan kecil akan membuatnya semakin khawatir.

"Oh syukurlah, apa kamu sudah makan?" tanya Lusi.

"Sudah Bu, tadi Yerin sudah makan pas di kantor. Ini Yerin baru saja selesai mandi."

"Ya sudah, kamu jangan lupa minum vitamin dan istirahat yang cukup ya, Rin," pesan Lusi yang selalu di sampaikan pada Yerin setiap akan mengakhiri panggilan.

"Iya Bu, ibu juga jangan banyak fikiran. Jaga kesehatan. Kalau ada apa-apa segera hubungi Yerin ya Bu," balas Yerin .

"Ya sudah ibu matikan ya teleponnya," ucap Lusi sesaat sebelum mengakhiri Panggilan tersebut.

Yerin menaruh ponselnya dan kembali mengamati dinding-dinding yang akan ia jadikan tempelan poster dan foto-foto big star.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C2
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login