Download App

Chapter 28: Sadar

Andreas berjalan memasuki kamar VIP 803 pagi itu dan menemukan tidak ada siapa pun di dalamnya. Ia mengerutkan keningnya sebelum kembali berjalan ke arah meja resepsionis.

"Di mana pasien VIP 803?" Tanyanya tanpa basa-basi. Sang perawat yang saat itu sedang bertugas menatap Andreas beberapa menit sebelum ia tersadar seorang pria tampan sedang menanyakan sesuatu padanya.

"Ya?" tanya si perawat dengan sedikit malu. Bagaimana mungkin ia bisa tenang menghadapi pria tampan di hadapannya ini.

"Ke mana pasien kamar 803?" ulang Andreas dengan tidak sabar.

"Oh, pasien sudah dipindahkan pagi ini ke ruangan VVIP 905. Anda bisa menggunakan lift untuk naik ke lantai 9," jawab si perawat dengan gugup.

Andreas langsung berjalan pergi setelah mendengar jawaban yang dibutuhkannya.

Andreas baru melangkahkan kakinya ke dalam ruangan yang ditunjukkan si perawat ketika seseorang berjalan dari dalam ruangan menghampirinya.

"Bapak Andreas, saya Agung Hermawan, direktur yang bertanggung jawab atas rumah sakit ini. Saya benar-benar mohon maaf atas sikap kurang ajar yang ditunjukan salah satu dokter rumah sakit kami pada bapak kemarin. Seperti keinginan bapak, saya sudah memberinya peringatan atas tindakannya. Ini Dokter Sheila, dokter yang akan menggantikan Dokter Ibnu menangani pasien," Pria tua itu bergerak ke samping dan memperlihatkan seorang wanita cantik nan lembut yang mengenakan jas putih khas seorang dokter senada dengan warna kerudungnya.

Dokter Sheila hanya mengatupkan kedua tangannya di depan dadanya dan mengangguk singkat pada Andreas.

Andreas menatap sang dokter dengan senyum puas, "Tolong, tangani wanita itu dengan baik."

Agung yang melihat raut wajah puas di wajah Andreas seketika menghela napas lega. Ia tidak bisa tidur sejak pemilik Yayasan rumah sakit tiba-tiba meneleponnya dan mengatakan bahwa seorang pengunjung yang sangat penting merasa cukup kecewa karena mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari dokter Ibnu.

Wajah Agung seketika memucat mendengar nada teguran dan amarah dari suara pemilik Yayasan. Ia tidak tahu jika ada tamu penting yang datang ke rumah sakit yang ditanganinya. Tidak ada yang melaporkan hal ini padanya. Biasanya seseorang akan mengatakan sesuatu padanya jika ada tamu atau pasien penting yang datang ke sana.

Agung tidak bisa tidur dengan tenang dan akhirnya memilih untuk segera mengurus sendiri surat perpindahan sementara Dokter Ibnu pada salah satu rumah sakit cabang di daerah yang cukup terpencil. Ia tidak bisa membiarkan sang dokter berlama-lama berkeliaran di rumah sakit. Ketika pagi akhirnya tiba, Agung dengan cepat bergerak menuju ke rumah sakit.

"Perlihatkan padaku pasien yang ditangani Dokter Ibnu," Kata Agung ketika memasuki ruang administrasi. Ia bahkan tidak memberi salam seperti biasanya dan langsung menodong pegawainya untuk memeriksa melalui computer.

Si pegawai administrasi menatap direktur rumah sakit dengan terkejut dan segera memeriksa informasi yang diminta oleh sang direktur.

Agung dengan cepat memindai dokumen di hadapannya dan menemukan keanehan di sana, ia langsung mengenali nama wali si pasien misterius ketika ia membaca dokumen yang diberikan bagian administrasi.

"Pasien VIP kamar 803? Bukankah biasanya dokter Ibnu hanya menangani pasien VVIP? Siapa yang kemarin mengurus administrasi pemindahan pasien ini?" Tanya Agung lagi. Ia masih sedikit bingung mengapa orang sepenting ini tidak ditempatkan di kamar VVIP. Dokter Ibnu pasti menduga bahwa si wanita misterius adalah pasien biasa dan tidak sengaja menyinggung perasaan wali pasien.

"Sepertinya Linda yang menerima pasien tiga hari yang lalu," wanita itu terlihat sedikit ragu dengan jawabannya. Ia khawatir ia akan menjerumuskan rekannya dalam sebuah masalah namun ia tahu direktur mereka akan mengetahui hal ini cepat atau lambat.

"Berikan nomor telepon Linda padaku," Agung dengan cepat memberi perintah.

Setelah perbincangannya dengan Linda, Agung kemudian menyadari bahwa ketika pasien datang ke rumah sakit dua hari yang lalu, kamar VVIP mereka sedang penuh dan yang tersisa hanya kamar dengan tabung oksigen yang perlu di ganti dan kamar yang baru saja ditinggalkan. Namun karena Andreas tidak ingin menunggu terlalu lama, ia memutuskan untuk menempati kamar VIP untuk sementara. Linda kemudian melupakan tentang hal tersebut karena note yang ditempelkannya di dekat komputer hilang entah ke mana.

Setelah mengetahui di mana pusat dari semua masalah ini, Agung langsung meminta beberapa petugas untuk memindahkan wanita yang masih belum sadarkan diri ke kamar VVIP. Ia sebenarnya ingin memindahkan dokter ibnu untuk sementara waktu namun setelah ia memikirkan kembali semua pasien ruang VVIP yang mungkin tidak akan setuju dengan pergantian dokter, ia dengan cepat meminta salah satu dokter spesialis lain untuk mengurus si pasien misterius.

Agung menatap Andreas yang sedang berbicara dengan Dokter Sheila dengan sedikit kebingungan. Keluarga pengusaha muda dan sukses di hadapannya ini cukup kaya. Bahkan salah satu kakaknya memiliki rumah sakit swasta yang cukup besar. Ia tidak mengerti mengapa Andreas datang ke tempat ini dan tidak membawa si pasien misrerius ke rumah sakit kakaknya di mana wanita itu akan mendapatkan perawatan terbaik.

Dokter Sheila pamit tidak lama setelahnya dan meninggalkan Agung dan Andreas di dalam ruangan. Andreas sudah cukup lega karena semua masalah akhirnya teratasi.

Andreas berbicara sebentar mengenai kondisi wanita yang ditemukannya dan meminta bantuan Agung untuk menyembunyikan keberadaan wanita ini sementara waktu. Mendengar cerita Andreas, Agung dengan siap menyanggupi permintaan Andreas.

**

Renessa membuka matanya yang terasa berat. Ia mengerjap beberapa kali karena merasa cahaya di sekitarnya terlalu terang untuknya. Butuh waktu beberapa menit untuk membiasakan diri dengan cahaya terang di sekelilingnya sebelum ia bisa melihat dengan jelas di mana ia berada.

Renessa melihat keadaan sekitarnya dengan kebingungan. Ia saat ini berada di sebuah ruangan putih yang sepertinya adalah kamar di sebuah rumah sakit. Renessa mengerutkan keningnya dengan bingung tentang apa yang terjadi padanya. Ketika ia mencoba mengingat segalanya, ingatan terakhirnya ketika ia menemukan Daniel berselingkuh darinya hingga saat ayahnya memerintahkan tangan kanannya, Riko untuk membuangnya ke dalam sungai memasuki benaknya.

Renessa merasa hampa ketika seluruh ingatan akan kejadian di hari yang penuh kesialan itu memenuhi benaknya. Pertama, Daniel, pria yang disangkanya akan menjadi pendamping hidupnya ternyata berselingkuh dengan adik tirinya. Kemudian, seorang penggemar fanatik Daniel menculiknya karena menyangka ia adalah Mary dan mengancam ingin membunuhnya jika ia tidak putus dari Daniel, dan yang terakhir, ayah kandungnya mencoba membunuhnya dengan menjatuhkannya ke dalam sungai.

Renessa tiba-tiba merasa sesak seolah jantungnya dicengkram oleh tangan kuat yang membuatnya tidak dapat bernapas. Bunyi samar computer memasuki telinga Renessa dan seorang perawat dengan terburu-buru memasuki ruangan dan memeriksa keadaannya.

Perawat itu cukup terkejut ketika menyadari pasien misterius yang berada di salah satu ruang VVIP sudah sadar dan menekan sesuatu di samping tempat tidur Renessa. Renessa masih mencoba bernapas ketika si perawat dengan cekatan memeriksa sesuatu di komputer kemudian memasang selang oksigen ke mulutnya. Pandangan Renessa kembali dipenuhi kegelapan setelahnya.


CREATORS' THOUGHTS
xandrinha xandrinha

Like it ? Add to library!

Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C28
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login