Download App

Chapter 2: 2.skorsing

Reva mondar-mandir didepan pintu rumah Tata, harusnya sahabatnya itu mengikutinya berlari pulang kerumah, tapi apa yang terjadi? Apakah Tata ketahuan penghuni rumah dan tertangkap? Tadi itu dari suara bentakan yang Reva dengar, sepertinya penghuni rumah mengetahui keberadaan Reva dan Tata, itu semua gara-gara teriakan Reva yang ketakutan.

Reva memegang kepalanya dengan kedua tangannya, tidak tau harus berbuat apa? Apakah dia harus kembali ke rumah seberang dan menyelamatkan Tata? Tapi kalau orang yang punya rumah ternyata orang jahat dan malah mencelakai Reva dan Tata lalu bagaimana? Apa mereka berdua bisa selamat? sementara tidak ada seorangpun yang tau. Tidak!! Itu tindakan bodoh, lebih baik Reva menenangkan pikiran dan berdoa agar tidak terjadi apa-apa dengan sahabatnya.

Akhirnya Reva memutuskan untuk menunggu orang tua Tata datang dan memberi tahu mereka, Reva pun duduk didepan pintu rumah Tata, sambil menekuk lututnya dan menyandarkan dahinya dikedua lututnya, Reva memeluk kakinya sendiri dengan perasaan cemas.

-

Tata menatap sahabat kesayangannya itu, sepertinya tertidur pulas, perlahan dielusnya rambut lurus nan lembut milik Reva, Reva tersentak kaget!! Menyadari seseorang menyentuhnya.

" Tata..!! Apa yang terjadi!! Kamu baik-baik saja kan?? Huhuhu..!! Aku sangat menghawatirkanmu."

" Jangan nangis ah!! Jelek tuh jadinya!!" Tata memeluk tubuh langsing milik Reva, Reva balik memeluk Tata erat, seakan tak mau melepaskannya lagi.

Reva dan Tata sudah seperti kakak_adik, gimana tidak, mereka saling mengenal dari lahir, karena mama Reva adalah sahabat terbaik mama Tata, papa Reva seorang dokter sementara mama Reva bekerja dirumah sebagai pemilik online shop yang lumayan banyak pelanggannya, Reva memiliki seorang kakak laki-laki yang sekarang sedang menempuh pendidikan militer, karena kakaknya yang suka usil, Reva lebih berharap klo yang terlahir sebagai kakaknya adalah Tata, Reva memiliki kulit putih, tubuhnya tinggi dan langsing, bisa dibilang bak model, dengan rambut hitam lurus Sepinggang, itu karena mewarisi kecantikan mama Reva, Reva yang sudah cantik dari lahir itu, banyak sekali yang iri dan kadang mencemooh, hanya Tata yang selalu jadi pelindung Reva, walaupun Tata dibilang bertubuh mungil karena dia memiliki tinggi yang hanya 152 cm, kulit Tata memang tidak seputih Reva, lebih tepatnya kuning Langsat, mata Tata bulat seperti mata kucing, dengan bulu mata yang lentik dan bibir yang mungil, makanya Tata selalu dijuluki sicabe rawit, karena kecil mungil, tapi kalau udah marah, cetar membahana!! rambut Tata selalu pendek sebahu, tapi sikap percaya diri dan berani Tata, membuat Reva selalu nyaman berada disampingnya. Mereka berdua selalu sekolah disekolah yang sama dari TK, SD, SMP, bahkan SMA, dan bercita-cita kuliah di universitas yang sama pula, berasa sempit yah dunia ini!!

Tata adalah anak satu-satunya, papa dan mamanya mempunyai usaha rumah makan, yang selalu buka setiap hari dari jam 10 siang sampai jam 10 malam, oleh karenanya Tata selalu sendirian dirumah, kadang dia mampir ke rumah makan, kadang ke perpustakaan bareng Reva, kadang kemall bareng Reva, kadang main kerumah Reva, untungnya rumah Reva berada di perumahan yang sama, hanya beda blok, Tata di blok G Reva di blok A, pokoknya tiada hari tanpa Reva.

" mau peluk sampai kapan? Hari ini nginep aja deh dirumahku?"

" ya ampun..., Aku lupa kalau aku harus pulang! Udah jam berapa ini ta?"

" yang pasti sih udah jam 10 lebih, kan tadi kita keluar rumah jam setengah 10."

" kalo gitu ayo cepet pulang!" Reva menarik tangan Tata tanpa aba-aba.

Keduanya menyusuri jalanan komplek, bagai lomba jalan cepat.

-

" kemana aja kalian!? Jam segini kok baru pulang!?" mama Reva terlihat marah, dia berdiri didepan pintu rumah Reva, dengan berkacak pinggang.

" maaf mah...., Reva sedikit telat, tadi Tata ngajak keliling komplek dulu." Reva menundukkan wajahnya, tak berani menatap mamanya.

" telat satu jam, dan kamu bilang sedikit!!"

" Hah!! Sekarang udah jam 11 yah mah...?" Reva nyengir kuda, maksudnya sih biar mamanya luluh dengan senyuman itu.

" kalian berdua sadar nggak sih, sebentar lagi udah mau ujian semester akhir, harusnya kalian ini memanfaatkan waktu 3 bulan ini buat belajar, bukan malah asyik keliling komplek!" ternyata senyum kuda Reva mempan, kini mamanya mulai merendahkan nada suaranya.

" Iya mah..."

" Iya Tante..."

" Jangan cuman iya-iya aja, mulai besok buktikan ke mama, untuk sementara Reva mama skorsing, gak boleh main malam-malam ke rumah Tata! Boleh main jam 4 sore harus sudah pulang, isi waktu malam kalian buat belajar, sampe ujian akhir semester selesai, kalian berdua harus belajar!" Bagai disambar petir Tata dan Reva hanya bisa melongo tak berdaya.

" Kalo Tata yang main kerumah Reva boleh kan Tante?" Tata memasang wajah memelas yang paling sedih.

" Nggak boleh! Mau dirumah Tata, mau dirumah Reva, kalian berdua ini kalau disatukan, gak mungkin belajar, lebih baik belajar sendiri-sendiri dirumah, lagi pula ini untuk kebaikan kalian juga!" wajah memelas Tata, gak mempan.

" Baiklah, kalau gitu Tata pulang dulu Tante, sampai ketemu besok di sekolah ya va." Tata berjalan lunglai menuju rumahnya, Reva hanya bisa memandangi punggung sahabatnya dengan perasaan hampa.

Kalau Tata sendirian tanpa Reva, yang Tata lakukan hanya nonton TV, kadang duduk ditaman belakang, nonton Drakor sendirian pasti nggak seru, baca novel online sendirian juga, pasti kurang seru! Karena selama ini Reva lah yang selalu heboh klo ada adegan romantis, adegan lucu, adegan horor, di film atau novel yang mereka simak, Reva juga yang bakal nangis sesenggukan kalo ceritanya sedih.

" tidakkkkk!!!"

" Kamu kenapa sih Ta? Bikin papa-mama kaget tau!" Tata baru sadar klo papa dan mamanya berjalan dibelakang Tata.

" Reva diskorsing mah, gak boleh main malam-malam sampai ujian akhir semester selesai."

" Bagus itu berarti, apa Tata mau mama skorsing juga?" mama Tata tersenyum menggoda ke putrinya.

" nggak lucu mah!"

" hahahaha!!!" mama Tata senang melihat ekspresi putrinya yang mungil, kecil dan menggemaskan itu.

Sampai dirumah Tata hanya bisa melamun, tidak tau apa yang harus dia lakukan besok-besok, apa Tata turutin perkataan Tante sama mama, yang suruh Tata untuk belajar, kalo Tata jadi terlalu pinter dan bisa ngalahin Reva yang selalu juara 1 dikelas, nanti gimana dong? Padahal selama ini juga gak pernah ngalahin tuh, walaupun Reva selalu juara satu, Tata tetap bertahan selalu tak pernah masuk sepuluh besar.

Karena Tata tak berbakat di bidang itu, tata pintar mencicipi makanan, selalu ada ide untuk menu baru dirumah makan, oleh karenanya cita-cita Tata memiliki restoran sendiri.

Reva memang harus pintar, karena dia anak dokter, Reva juga bercita-cita menjadi seorang dokter, wajar dong kalo Reva harus giat belajar dan selalu juara 1, karena otak Reva harus selalu diasah, sebagai teman yang baik, Tata akan selalu mengingatkan Reva agar tidak telat makan, persahabatan yang harmonis kan, semua berada di jalur masing-masing sambil terus bergandengan tangan.

noe

tunggu kelanjutannya yah...

makasih buat yang udah baca....😊


Load failed, please RETRY

Weekly Power Status

Rank -- Power Ranking
Stone -- Power stone

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Vote with Power Stone
Rank NO.-- Power Ranking
Stone -- Power Stone
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login