Download App

Chapter 14: Bagian 14

"Krusial sekali kan masalahnya. Saya khawatir kalau nanti vertical garden-nya layu, hancur semua nih pemandangan segar di rumah saya nanti," kata Alif saat mengatakan kekhawatirannya.

"Semua akan terkendali jika vertical garden ini mendapat perawatan yang benar dari ahlinya, Pak. Bapak nanti bisa belajar dan bertanya dari orang yang saya rekomendasikan sehingga nanti Bapak bisa merawat vertical garden Bapak sendiri. Dia tidak akan pelit untuk membagikan tips yang dia tahu kepada Bapak."

Alif mengangguk lagi tanda mengerti.

"Ada pertanyaan lagi, Pak?" tanya Pak Andrea.

"Belum, Pak. pokoknya saya percayakan semuanya kepada Bapak. Saya percaya Bapak dan tim tidak akan mengecewakan saya," kata Alif.

"Terima kasih atas kepercayaan, Pak. Kami akan menjaga kepercayaan Bapak kepada kami," ujar Pak Andrea.

"Pak, bagaimana jika kita makan siang dulu sebelum kita meninjau langsung kondisi lapangan?" tanya Santi.

"Usulan Santi benar, Pak. Bagaimana menurut Bapak? Saya tahu ada sebuah restoran yang rekomended di dekat sini, Pak. Selain memiliki masakan yang tidak akan mengecewakan, restoran ini juga meyuguhkan tempat yang berbeda dari yang lain. Konsepnya dibuat seperti kita sedang berlibur di pantai, sangat unik. Tempat ini juga sedang menjadi pembicaraan dikalangan anak muda hits," ujar Pak Andrea.

"Nah, ini Pak tempatnya." Santi menunjukkan sebuah foto dari Instagram.

"Hmmm…. Menarik juga lokasinya. Boleh juga nih untuk kita coba," Alif menyetujui usulan Santi.

"Banyak anak mudanya juga kan, Pak? Siapa tahu nanti saya jadi lebih muda 5 atau 10 tahun setelah keluar dari restoran itu," canda Pak Andrea.

"Hahaha…. Bapak ini bisa saja," sahut Alif.

"Ya sudah, mari Pak Andre… Mbak Santi… Mari kita sambangi restoran itu. Siapa tahu nanti Pak Andrea benar-benar bisa lebih muda 5 atau 10 tahun ya, Pak?"

"Benar, Pak. Nanti istri saya pasti akan terkejut melihat saya, bisa-bisa dia tidak mengenali saya," ujar Pak Andrea sambil mengemasi barangnya.

"Mungkin nanti istri Bapak justru iri melihat Bapak lebih muda, jadi istri Bapak meminta Bapak untuk mengantarkan beliau masuk ke dalam restoran itu juga," Santi menanggapi candaan atasannya dan sukses membuat Pak Andrea dan Alif tertawa.

Setelah berkemas dan membayar tagihan minuman, mereka bergegas menggunakan mobil mereka masing-masing menuju ke restoran yang sudah direkomendasikan oleh Pak Andrea dan Santi. Alif yang belum tahu lokasi restoran unik itu mengikuti mobil Pak Andrea dari belakang. Dia menghafal jalan menuju ke lokasi restoran itu karena jika nanti memang restorannya tidak mengecewakan ekspektasi Alif, dia berencana untuk mengajak Airin makan di restoran unik itu.

Ternyata lokasinya tidak begitu jauh dari lokasi café UpNormal. Hanya 3 sampai 5 menit saja mereka sudah sampai di lokasi restoran unik itu. Restoran The Beach, nama restoran itu terpampang jelas di papan yang besar. Alif mengingat nama dan jalan menuju ke lokasi dengan baik.

"Saya tadi sudah pesankan 1 meja untuk kita, Pak. Sebentar ya, Pak. Saya konfirmasi kedatangan kita dulu ke pelayannya," ujar Santi sebelum berlalu masuk ke dalam restoran terlebih dahulu.

Pak Andrea mengangguk.

Tidak perlu waktu lama Santi bersama seorang pelayan menghampiri Alif dan Pak Andrea di depan restoran.

"Maaf saya sudah membuat Bapak lama menunggu. Ini pelayan restoran ini, Pak. Dia akan menunjukkan meja kita," ujar Santi.

Alif dan Pak Andrea sama-sama tersenyum dan mengangguk untuk saling menyapa.

"Mari, saya tunjukkan mejanya," ujar pelayan itu dengan sopan.

"Sudah siap menjadi lebih muda, Pak?" goda Alif pada Pak Andrea sebelum masuk ke dalam restoran.

"Sangat siap, Pak!" sahut Pak Andrea sambil tertawa.

"Mbak, siapa yang punya restoran ini? Idenya sangat kreatif," tanya Pak Andrea saat berjalan menuju ke meja reservasi

"Benar. Inovatif sekali. Sehingga restoran ini bisa terkenal dan menjadi hits di semua kalangan. Saya lihat memang mayoritas anak-anak remaja menuju dewasa, tapi ada juga keluarga yang membawa anak-anak mereka yang masih kecil. Bahkan orang-orang yang sudah termasuk lansia juga tadi saya lihat ada," kata Alif yang juga penasaran dengan sang pemilik restoran.

"Pemilik restoran ini adalah seorang ibu muda, beliau bernama Kirana. Ibu Kirana ini berasal dari sebuah desa di Pangandaran. Rumah beliau cukup dekat dengan pantai, sehingga setiap minggu beliau selalu bertamasya dengan kedua orang tuanya ke pantai. Beliau dan keluarganya selalu membawa makanan sendiri, kemudian mereka akan menggelar tikar di pantai dan makan bersama. Sampai beliau lulus SMP beliau masih sering mengunjungi pantai, namun saat sudah mulai bersekolah di SMA dan harus pindah ke Jakarta karena ikut dengan orang tua yang dinasnya dipindahan ke Jakarta. Beliau tidak lagi bisa sering mengunjungi pantai. Saat berkuliah beliau kebetulan berkuliah di Yogyakarta, jadi beliau sesekali bisa mengobati kerinduan beliau pada pantai. Setelah kuliah beliau ternyata harus kembali ke Jakarta dan bekerja di salah satu perusahaan di sini. Jadi beliau kesulitan lagi untuk mengunjungi pantai. Apa lagi sekarang beliau sudah menikah dan memiliki seorang putri kecil. Nah, karena kerinduan beliau pada pantai dan keinginan beliau untuk memberikan pengalaman bermain pasir pantai kepada putrinya, maka beliau dan suaminya memiliki ide untuk membuat restoran dengan konsep seperti ini," jelas pelayan itu dengan panjang lebar.

"Keren ya? Selain untuk mengobati kerinduannya, berbagi pengalaman, ide beliau ini bisa menjadi bisnis besar yang menguntungkan," puji Alif.

"Benar," sahut Pak Andrea.

"Ini meja untuk Bapak dan Ibu," ujar pelayan.

"Waaah…. Nyaman. Seperti ada di rumah lancip ya ini? Tempatnya juga bersih," ujar Pak Andrea.

"Untuk paket makannya akan segera kami antar, mohon untuk menunggu sebentar," ujar sang pelayan.

Pelayan itu kemudian meninggalkan meja Alif untuk menyiapkan pesanan. Untuk sejenak Pak Andrea, Santidan Alif hanya terdiam menikmati suasana di sana.

"Saya yakin restoran ini akan semakin terkenal. Kapan lagi bisa merasakan suasana seperti ini di tengah kota Jakarta? Pair pantainya bersih dan lembut cocok untuk bermain anak-anak. Dekorasi ruangan dan semuanya cocok untuk kalangan remaja hunting foto untuk memnuhi feed Instagram dan eksis di media social. Berpotensi menghasilkan uang banget deh pokoknya," ujar Santi.

"Kamu ini uang aja yang dipikirin," sahut Pak Andrea.

Alif hanya tersenyum mendengar guyonan Santi.

"Pak, ini cocok juga untuk mengajak calon istri melepas penat loh Pak," ujar Santi.

"Hush… Kamu jomblo kan? Kamu jangan ikut campur deh sama urusan percintaan orang lain. Kamu cari saja pasangan kamu terus kamu jalan-jalan ke sini," tukas Pak Andrea.

"Bapak ini kenapa sih kan kalau saya jomblo saya jadi lebih fokus bekerja menemani Bapak kemana-mana, lagian saya kan hanya memberi saran saja kepada Pak Alif," ujar Santi.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C14
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login