"Bos, aku rasa projek Star Fashion sudah menemui titik ujungnya. Kau tidak perlu khawatir berlebihan lagi!" jawab Cheery yakin sesaat setelah menghantarkan Sunny dan Mark keluar dari ruangan Trian.
"Aku tidak bisa menolongmu lagi, Cheery. Hanya itu yang bisa kukatakan padamu setelah kau melakukan perjanjian dengan Sunny. Kuharap kau bisa menepati kesepakatanmu pada keponakanku. Dia mengatakan padamu kalau dia menyukaimu, bukan? Jadi jangan kecewakan penilaiannya padamu!" Trian mengatakan kalimatnya dengan serius.
'Aku hanya diminta mengubah penapilanku saja, bukan? Kenapa kau mengatakan hal ini dengan raut wajah yang serius seperti itu, Bos? Kau membuatku takut!' batin Cheery berucap sembari menanggukkan kepalanya singkat pada peringatan Trian padanya.
"Baiklah, Bos! Mari kita akhiri persoalan Star Fashion. Apa ada lagi yang harus kukerjakan siang ini selain tugas yang tadi?" tanya Cheery yang mengalihkan topik pembicaraan yang terasa berat itu.
"Hmm, seprtinya tidak ada yang lebih mendesak selain projek Star Fashion. Jadi, selesaikan saja hal ini lebih dulu!" jawab Trian yang sudah kemabli fokus pada pekerjaannya.
"Kalau begitu bolehkan aku izin keluar kantor? Aku akan membicarakan hal ini dengan anak yang akan menjadi rekan Sunny nanti!" tanya Cheery.
"Apa kau memang sudah menemukan anak yang satunya? Aku kira kau hanya membual untuk membujuk Sunny!" ucap Trian menanggapi.
"Tentu saja tidak, Bos! Aku sudah mendapatkan anak mana yang akan menjadi rekan Sunny saat pertama kali melihat sikap arogan dan pembawaan Sunny yang tenang seperti tadi. Aku jamin, kau tidak akan kecewa dengan penapilan anak-anak tampan pilihanku, Bos!" Cheery berucap yakin dan setelah itu undur diri dari Trian dan keluar dari ruangan atasannya itu.
***
"Aku tidak mau, Ma!" jawab Keanu sembari bersilang tangan di dadanya.
"Keanu, tolonglah mama kali ini, Sayang! Ini adalah projek pertama mama di kantor. Lagipula model cilik yang ditawarkan memang tidak ada yang cocok dengan penilaian mama ataupun atasan mama, Nak! Keanu, please!" Cheery memohon pada puteranya untuk setuju dengan penawaran Cheery.
"Lalu apa yang membuat Mama mengira aku akan cocok menjadi model pakaian itu?" Keanu masih terus bertanya.
"Tentu saja, Sayang! Penilaian mama sangat tepat kali ini. Bahkan mama juga sudah menemukan rekan beraktingmu nanti. Dia anak yang sangat tampan dan cerdas sepertimu, Sayang!" jawab Cheery senang.
"Apa ada anak yang setampan dan sepintar aku, Ma?" tanya Keanu dengan tatapan sombong.
"Ya Tuhan, dari mana kau mendapatkan kepercayaan diri sebesar itu, Sayang?" Cheery tertawa geli dan heran dengan kesombongan puteranya saat bicara, "Apa kau tahu, Keanu? Anak itu bahkan sangat mirip dengamu saat bicara ataupun bersikap!" sambungnya lagi.
"Tidak mungkin, Ma. Mana ada kebetulan seperti itu jika tidak ada ikatan saudara! Mama hanya melebih-lebihkan anak itu. Aku tidak percaya!" jawab Keanu.
"Baiklah kalau kau tidak percaya dengan penilaian mama. Mama tidak akan memaksamu menerima itu. Tapi mama mohon, Sayang, bekerja samalah dengan mama kali ini, Nak! Mama berjanji akan menuruti apapun permintaanmu jika kamu setuju menjadi model itu!" Cheery memberikan tawaran pada puteranya.
"Hmm, apa saja?" Keanu mengulangi ucapan Cheery dan sang mama mengangguk, "Baiklah aku terima tawaran Mama," sambung Keanu setuju, "Tapi aku tidak ingin memeliki rekan yang merepotkan, Ma! Dan lagi, aku tidak ingin dibayar dengan uang!"
"Pakai saja uang yang Mama dapatkan untuk membuatkan toko Bunga untuk nenek supaya nenek tidak merasa bosan dan jenuh menghabiskan hari!" lanjut Keanu bicara.
'Bahkan permintaan kalian juga sama? Benar-benar suatu kebetulan yang langka!' batin Cheery sembari tersenyum hangat pada anaknya itu.
"Apapun yang kau minta, Sayang. Semua itu akan mama wujudkan asalkan kau dan nenekmu bahagia!" jawab Cheery lembut.
Keanu setuju untuk menjadi model cilik yang akan memamerkan pakaian keluaran terbaru Star Fashion yang menjadi projek awal pekerjaan Cheery.
Disamping rasa senang itu, Cheery juga merasakan sedikit beban dengan ucapannya sendiri.
Satu sisi Cheery harus menepati janjinya pada Sunny untuk mengubah penampilannya. Tapi bagaimana ia harus bersikap saat ia yakin bila ia mengubah penampilannya menjadi wanita cantik, maka hanya akan membawa masalah baru dalam hidupnya.
Belum lagi dengan pengabulan janjinya pada Keanu yang jelas tidak biasa. Cheery sangat yakin ia harus berat melakukan apa yang diinginkan puteranya itu. Tentu saja semua itu berurusan dengan makhluk Tuhan bernama 'PRIA'…
'Kenapa dua anak ini mendorongku untuk membuat keputusan yang akan mendekatkanku dengan pria-pria yang aku sama sekali belum siap kerepotan dengan semua ini?'
'Ah, Tuhan… Bantulah aku menghadapi hidup yang rumit ini. Tolong lancarkan apa yang aku kerjakan untuk membahagiakan anak dan ibuku saat ini…,'
Cheery berucap lirih dalam hati sembari memeluk putera kecilnya itu.
***
"Paman Mark, menurutmu apa aku salah mengatakan hal itu pada bibi Cheery?" tanya Sunny pada Mark di sampingnya.
Mark yang sedang menyetir menoleh sekejab pada Sunny di sampingnya.
"Salah yang di bagian mana?" tanya Mark singkat dan kembali fokus pada jalan.
"Aku meminta mengubah penampilan bibi Cheery ke penampilan biasanya saja!" jawab Sunny.
"Kenapa kau malah bertanya padaku, hum? Tanyakan itu pada bos Rose saja. Aku tidak berhak mengutarakan pendapatku, Sunny!" jawab Mark yang menyuruh Sunny agar bicara pada ibunya saja.
"Hanya tinggal menjawab sesuai apa yang kau pikirkan saja, Paman! Aku tidak akan memprotes pemikiranmu padaku!" si kecil berucap lagi.
"Hmm, menurutku apa yang kau minta pada nona itu sudah benar. Nona itu tidak perlu menjadi orang lain jika kemampuannya dalam bekerja memang sudah professional. Menjadi orang lain yang tidak menunjukkan siapa dirinya yang sebenarnya untuk apa? Itu sama saja seperti orang munafik!"
"Dan kau benar, Sunny. Nona itu tidak perlu menutupi jati dirinya sendiri. Dia pintar tapi sangat tidak cocok dengan penampilannya sekarang. Terlepas dari apapun yang bibi Mona-mu akan katakan padanya,"
"Itu adalah hidupnya, untuk apa menjadi orang lain di hidupnya sendiri? Itu sangat merepotkan!"
Mark selesai dengan anggapannya. Tapi saat ia menoleh ke arah Sunny lagi, Mark mengerutkan dahinya.
"Apa yang masih kau pikirkan, Sunny?" tanya Mark lagi.
"Aku teringat daddy Lion, Paman," jawab Sunny dengan ekspresi sedihnya. Sunny menoleh pada Mark yang saat ini terlihat fokus menyetir.
"Melihat situasi di antara Paman kecil dan bibi Mona, aku teringat pada daddy Lion dan mommy. Daddy Lionku yang malang harus sakit karena kekalahannya dengan daddy Bian yang memperebutkan mommy,"
"Dan saat melihat bibi Cheery di samping paman kecil, aku merasa tidak akan ada kebaikan pada bibi Mona setelah ini," lanjut Sunny berucap.
Mark tertegun sejenak dan terlihat berpikir.
'Itulah mengapa mafia tidak jatuh cinta, Sunny. Tapi yang kau takutkan itu berbeda. Tuan Biantara jatuh cinta dengan ibumu yang seorang mafia. Berbeda dengan Tuan Trian yang memiliki masalah perasaan dengan wanita biasa!'