Download App

Chapter 14: FOURTHEEN

Semakin larut, maka semakin ramai juga tempat yang di penuhi oleh lampu yang berwarna-warni itu dan di iringi dengan musik yang membuat tubuh kalian ingin bergoyang.

Lantai dansa yang tepat berada di hadapan DJ itu telah kembali di penuhi oleh orang-orang yang menggoyang tubuh mereka mengikuti irama musik itu.

Seperti malam-malam yang lalu. Sudah ku katakan sebelumnya bukan, kalau di sini pemandangan seperti itu sudah menjadi hal yang lumrah.

Tapi seperti nya pemandangan di meja bar itulah yang saat ini menjadi bukan hal yang lumrah di tempat ini.

Karena suasana canggung juga kaku yang menyelimuti keduanya.

Tidak, lebih tepatnya menyelimuti Caerin saat ini.

Cocktail yang ia pesan telah habis, tapi dirinya tetap saja merasa canggung dan tidak dapat mencairkan suasana.

Caerin melirik ke arah Jaehyun, yang masih setia berada di samping nya.

Ia melihat Jaehyun yang melihat ke arah lantai dansa itu dengan tangan kanan nya yang memegang segelas bir yang tinggal tersisa setengah.

Dan untuk yang kesekian kalinya, ia kembali terpesona oleh Jaehyun.

Karena penampilan Jaehyun saat ini yang sangat berbeda dari yang kemarin.

Saat ini Jaehyun menggunakan celana ripped jeans hitam, kemeja berwarna putih oversize yang ia gulung hingga sebatas siku nya dengan dua kancing atas nya yang ia biarkan terbuka.

Dan sepatu boots kulit hitam yang melengkapi penampilan nya.

Apakah Jaehyun ingin pergi melakukan runway saat ini? Cuz he look like a freakin model!

"Apakah ada sesuatu di wajah ku Caerin-ssi?" ucap Jaehyun dengan tiba-tiba.

Caerin yang mendengar ucapan Jaehyun itu langsung tersentak kecil di tempat duduknya.

"A-ah... tidak, tidak Jaehyun-ssi..." gagap Caerin.

Caerin langsung merutuki dirinya sendiri di dalam hati. Karena kebodohan nya yang tak dapat mengontrol dirinya agar tidak memandang Jaehyun.

Ayolah... kalau kalian berada di posisi Caerin kalian pasti mengerti dengan apa yang ia rasakan saat ini.

Dan ia juga yakin seratus persen kalau kalian juga pasti akan melakukan hal yang sama dengan yang Caerin lakukan.

Jaehyun tertawa kecil. Ia lalu meletakkan gelas bir yang sedari tadi ia pegang. "Kau lucu Caerin-ssi," ucap Jaehyun.

BLUSH

Kedua pipi Caerin langsung memerah dengan sempurna. Untuk pertama kalinya, seorang pria yang pernah menjadi pelanggan nya membuat nya memerah seperti ini.

Dan ia sangat bersyukur dengan lampu redup yang menjadi penerangan club malam itu, karena kedua pipi nya yang memerah sempurna tak terlihat.

Kalau kedua pipi memerah nya terlihat, maka habislah sudah. Entah dimana ia harus menyembunyikan wajah nya.

Caerin menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuknya. "A-aku?" gagap Caerin.

Jaehyun mengangguk. "Iya, kau Caerin-ssi," jawab Jaehyun sambil menatap Caerin.

YA AMPUNNN!

Siapa saja tolong ia saat ini! ini sangat tidak baik bagi kesehatan jantung nya.

Caerin berdehem, menormalkan jantung nya serasa ingin meledak. "H-hmmm... kenapa kau datang kemari Jaehyun-ssi?" tanya Caerin.

Mengalihkan pembicaraan?

Yah, ia memang sedang berusaha mengalihkan pembicaraan saat ini.

Jaehyun menaikkan kedua bahunya. "Entahlah, aku hanya bosan. Jadi aku memutuskan untuk datang kemari, Kau tidak suka aku datang kemari Caerin-ssi?"

"Tentu saja aku suk--" Caerin langsung menutup mulutnya sebelum menyelesaikan kalimatnya.

Jaehyun yang melihat hal itu langsung tertawa dengan pelan.

Dan untuk yang kesekian kalinya, Caerin kembali merutuki dirinya karena mulutnya yang tidak dapat ia kontrol.

"Aisshh..." desah Caerin sambil memalingkan wajah nya.

Jaehyun menopang dagunya, dengan kedua matanya yang tak dapat lepas dari Caerin yang tengah menggerutu itu.

Tentunya dengan senyuman yang menghiasi wajah tampan Jaehyun.

"Caerin-ssi..." panggil Jaehyun.

Caerin menoleh dengan perlahan. "Y-ya Jaehyun-ssi?" sahut Caerin.

Jaehyun terdiam sejenak. "Wanna dance with me?" tawar Jaehyun sambil tersenyum.

...

Terlihat seorang pria muda yang baru saja turun dari mobil miliknya dengan jas miliknya yang ia sampirkan pada bahunya.

Ia berjalan masuk ke dalam rumah mewah itu. Yah, rumah itu rumah miliknya. Dan ia hanya tinggal sendirian saja di sana.

Karena saat ini ayah dan ibunya sedang tidak berada di Korea, mereka berada di luar negeri mengurus perusahaan mereka.

Tentu saja keluarganya juga memiliki perusahaan sendiri seperti ayah sepupunya, Jaehyun.

Benar, pria muda itu adalah sepupu Jaehyun, alis Taeguk.

Ia baru saja pulang dari perusahaan milik Jaehyun yang harus ia urus. Tapi tenang saja, karena Jaehyun sepupunya itu saat ini tengah berada di Seoul saat ini, mungkin nanti Jaehyun akan kembali mengambil alih jabatan nya.

Taeguk berjalan ke arah dapur, ia merasa haus. Ia mengambil segelas air putih lalu segera meminumnya.

"Ahh... segar sekali..." desah Taeguk.

Drrtt... drrtt... drrtt...

Ponsel miliknya berbunyi. Taeguk segera mengambil ponselnya yang ia masukkan di dalam kantong celana nya.

Taeguk segera mengangkat panggilan itu setelah melihat nama sang penelepon.

"Oh, annyeonghaseyo paman!"

"Taeguk-ah, bagaimana kabar mu nak?"

Taeguk tersenyum.

"Aku baik-baik saja paman, bagaimana dengan paman?"

"Aku senang mendengarnya. Aku juga baik-baik saja nak."

"Syukurlah paman..."

"Nak Taeguk, apa kau sudah bertemu dengan Jaehyun?"

Yah benar, yang tengah menelpon nya saat ini adalah ayah Jaehyun, alias Yoon Jungwon.

"Iya paman, aku sudah bertemu dengan nya. Tadi pagi Jaehyun datang ke perusahaan menemui ku paman."

"Benarkah? Baguslah kalau seperti itu. Aku hanya ingin memastikan kalau Jaehyun sudah sampai dengan selamat saja. Karena istri ku sedari tadi terus menanyakan keberadaan putra nya itu."

Taeguk terkekeh mendengar ucapan Jungwon. Hal ini sudah biasa, karena Jaehyun adalah putra semata wayang mereka.

"Jangan khawatir paman, Jaehyun baik-baik saja. Mungkin besok aku akan bertemu dengan nya paman."

"Baiklah kalau begitu, oh iya!" seru ayah Jungwon dari seberang sana.

"Kenapa paman?"

"Apa Jaehyun mengatakan sesuatu kepada mu tentang kekasih nya?"

Taeguk terdiam sejenak.

"T-tidak paman, memang nya kepada?"

Bohong, tentu saja ia tengah berbohong saat ini. Dan kalian juga sudah tahu akan hal itu bukan?

"Dia berencana melamar Leah, kekasih nya. Karena itulah dia pergi ke Seoul. Aku hanya ingin tahu saja apakah dia sudah melamar Leah atau belum."

Nah, kalian dengar sendiri bukan? Tentu Jungwon tahu kalau putra semata wayangnya itu meninggalkan semua pekerjaan nya dan pergi ke Seoul untuk melamar pujaan hatinya.

Yakni Leah, kekasih Jaehyun putranya.

Woojin mematung. Sekarang ia harus berkata apa kepada ayah Jaehyun?!

"A-ah... aku tidak tahu dengan hal itu paman. Karena Jaehyun tidak mengatakan sesuatu kepada ku."

"Jinjja? Aku kira Jaehyun telah mengatakan nya kepada mu. Baiklah kalau, aku akan menanyakan nya kepada Jaehyun nanti. Annyeong nak Taeguk..."

"Nde, paman Jungwon annyeong..."

Tutt... tutt... tutt...

Panggilan itu pun berakhir.

Woojin panik seketika. "Astaga! bagaimana ini?! Bagaimana kalau paman tahu apa yang telah terjadi?!" gelisah Taeguk sambil menggigit jarinya.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C14
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login