Download App

Chapter 32: Jam

Kaila tampak berpikir. Dia tadinya mau ambil jurusan desain di London, tapi kalau Theodor tidak mengizinkan bisa-bisa dia batal. Saat ini dia bingung harus bicara atau tidak ke Theodor.

"Hmm," deham Kaila.

'Kaila," panggil Theodor dengan penekanan.

"Apa yang kamu pikirkan dengan otak cantikmu itu, Kaila? Apa kamu berpikir akan beda tempat kuliah dengan aku? Tidak akan aku biarkan. Kalaupun kamu pindah negara lain, aku juga ikut," gumam Theodor.

"Iya, Theodor sayang. Ada apa?" tanya Kaila menangkup wajah Theodor.

Theodor mengambil tangan Kaila lalu mengecup tangan Kaila. Bahkan menjilati jari-jari lentik Kaila.

"Theo apaan sih? Jorok," kata Kaila kesal.

"Nikmati saja, Sayang. Tenang aku tidak akan apa-apakan kamu kok," balas Theodor.

Kaila hanya diam saja saat melihat apa yang dilakukan oleh Theodor pada tubuhnya.

"Lihat, Kaila. Bagaimana aku akan membuat kamu tidak akan pernah melupakan sentuhanku," gumam Theodor.

Theodor menarik Kaila hingga mendekat. Dia langsung memagut bibir Kaila lembut. Kaila membalas kecupan bibir Theodor hingga saliva mereka saling bertukar.

"Aku akan membuat kamu terbang ke langit ketujuh," gumam Theodor.

Mata Kaila terpejam saat merasakan Theodor membuka kancing bajunya lagi.

"Eumm," kata Kaila begitu tautan bibir mereka terlepas.

"Berdiri, Kaila," bisik Theodor di telinga Kaila.

Kaila merasakan hembusan napas Theodor di telinganya membuat dia merasakan  getaran-getaran pada tubuh dia.

"Theo sayang, stop. Nanti kita kebablasan," kata Kaila.

Mata Theodor menatap manik mata Kaila. "Tenang, Sayang. Aku tidak akan melakukan itu, aku ingat kok janji aku sama orang tua kamu jadi tenang ya," balas Theodor lembut sambil membelai lembut bibir Kaila dengan jemarinya.

Kaila berdiri dan tubuh dia langsung digendong ke atas meja makan membuat dia memekik kaget karena mendadak digendong.

Srett

Celana pendek yang dikenakan Kaila dilepas begitu saja hingga menampilkan tubuh dia yang hanya tertutupi oleh dalaman. Theodor menggeser peralatan makan dan bekas makanan mereka tadi, lalu dia merebahkan tubuh Kaila di atas meja. 

"Jangam," mohon Kaila menyilangkan tangan di bagian sensitif miliknys yang tengah dilihat Theodor.

Theodor mengambil Selai blueberry membuat Kaila mengernyitkan dahinya.

"Nikmati saja, Sayang. Aku jamin kamu akan puas," kata Theodor dengan senyum manisnya.

Tik tok

Kaila mendengar suara denting jam yang berputar mengiringi kesunyian di apartemen dengan Theodor yang sibuk menyentuh tubuhnya seharian ini.

"Aku bodoh banget sih mau maunya diginiin, tapi aku enggak bisa melawan," gumam Kaila.

Kaila tersentak kaget begitu selai itu dilumuri di dalaman yang menutupi miliknya.

"Theodor, kamu ngapain?" tanya Kaila panik.

"Biar makin manis, Sayang," jawab Theodor menaik turunkan jari dia dimiliki Kaila yang masih terbungkus dan dilumuri selai blueberry.

Kaila merasakan kaki dia jadi bergetar milik saat disentuh seperti itu merasa ada yang aneh pada tubuh dia lagi.

"Sebentar lagi kamu pasti akan puas," gumam Theodor.

Theodor bisa melihat milik Kaila yang seperti basah. Dia tahu itu bukan hanya dari selai, tapi dia tidak mau memberitahu Kaila karena dia ingin perempuan yang sekarang berada di atas meja  tahu sendiri tubuhnya akan merasakan kehilangan jika dia jauh darinya.

Pfftt

Theodor menjilati dalaman Kaila yang dilumuri oleh selai blueberry.

"Oh, Theo," kata Kaila sambil menaikan kakinya dan menekuknya.

Kaila menengadahkan kepala begitu jari Theodor bermain tepat di bagian sensitifnya.

"My dear, do you like it?" tanya Theodor.

"Oh, enough," balas Kaila setengah berteriak,

Theodor menjauhkan bibir dia dari sana. Dia melihat dalaman Kaila jadi basah, sedangkan Kaila tibs-tiba merasakan kehilangan saat permainan itu dihentikan oleh Theodor.

"Kamu kenapa?" tanya Theodor.

Theodor tersenyum miring saat melihat Kaila yang melihat dia menjauh, tapi matanya seperti menginginkan menginginkan dia.

"Kenapa, Sayang? Kangan menatapku begitu? Kamu sendiri kan yang bilang cukup?" tamiya Theodor dengan kekehan kecilnya.

"Se-selesaikan dulu apa yang kamu perbuat," jawab Kaila terbata bata. Dia sangat malu mengucapkan hal itu.

"Iya kah engen aku selesaikan?" tanya Theodor.

Kaila terlihat kebingungan harus menjawab apa ke Theodor.

"Ada apa?" tanya Theodor.

Theodor yang melihat Kaila lama menjawab pertanyaannya membuka dalaman Kaila. Dari penutup bukit kembar hingga dalaman yang menutupi milik Kaila.

"Theodor, apa yang kamu lakukan?!" teriak Kaila.

Kaila mau bangun dari meja, tapi kaki dia tiba-tiba disambar oleh Theodor.

 "Theo," panggil Kaila.

Kepala Theodor masuk ke dalam milik Kaila, dia menjulurkan lidah dia di sana lalu mengobrak-ngabrik di sana tanpa ampun.

"Ahh ... ahh, Theo!" teriak Kaila.

Kaila benar-benar merasa sudah menggila saat ini. Bahkan dia menjepit kepala Theodor di sana.

"Jadilah gadis penurut," gumam Theodor.

Theodor tersenyum di sela-sela kecupannya di milik Kaila. Dia merasakan tubuh Kaila bergetar hebat dan menyemburkan cairan cintanya hingga membasahi lidah dia yang masih bermain di sana. Theodor membersihkan habis cairan milik Kaila.

"Manis," kata Theodor menjilati jarinya yang penuh cairan Kaila.

Theodor menjauhkan kepala dia dari sana. Dia melihat milik Kaila yang merah merekah dan belum pernah disentuh siapa pun.

"Hanya aku yang boleh menyentuh milik Kaila," gumam Theodor.

Theodor membelai lembut bibir merah merekah milik Kaila yang terdapat tonjolan mutiara di sana membuat Kaila hanya bisa menahan tangan dia di meja dsn tidak bisa berbuat apa pun.

"Seksi banget si calon istri aku kalau lagi begini," puji Theodor dengan senyum liciknya

Mulut Kaila menganga saat merasakan usapan di milik dia dan jangan Theodor juga memegang serta memilin milin puncak bukit kembar miliknya hingga ujung bukit itu mengeras.

"Mililku," kata Theodor.

Theodor menghisap puncak bukit itu. Dia benar-benar membuat Kaila melayang.

"Ampun, cukup," mohon Kaila ketika merasakan gelombang gairah menghantamnya lagi. Dia memuntahkan cairan kenikmatan untuk kedua dan ketiga kalinya.

Theodor melirik ke bawah. Dia melihat hasil karya dia yang sudah sangat basah karena sentuhan darinya. Dia mengambik tisu lalu mengelap milik Kaila yang terlihat masih berkedut-kedut akibat masih merasakan pelepasannya. Kaila sudah tergeletak di meja makan.

Grap

Theodor menarik tubuh Kaila lalu menggendongnya seperti Koala.

"Kamu tidak pernah mengecewakan aku," kata Theodor mengecup-ngecup wajah Kaila.

Kaila memeluk leher Theodor erat. Dia sudah sangat pasrah atas tindakan mengejutkan Theodor.

"Kamu suka kan?" tanya Theodor menatap Kaila yang sudah memejamkan matanya.

Theodor membawa Kaila ke dalam kamar. Saat sudah di dalam, dia membaringkan Kaila di atas ranjang.

"Hanya ini yang aku bisa lakukan sementara waktu sebelum kita menikah," gumam Theodor.

Theodor mengambil baskom kecil yang berisi air bersih. Dia mulai mengelap seluruh tubuh Kaila, dia tahu Kaila kelelahan. Setelah itu, Theodor menutupi tubuh Kaila dengan selimut.

"Tidurlah, Sayangku," bisik Theodor di telinga Kaila.

Theodor yang sudah memastikan Kaila tertidur pergi menuju kamar mandi untuk menuntaskan keinginan dia pada Kaila.

Kaila mengeratkan selimutnya. "Kenapa sih aku mau digituin sama Theo? Aku malu, malu banget. Aku masih gadis enggak ya kalau digituin? Ahh, jangan-jangan aku udah enggak gadis lagi. Nanti kalau sudah menikah bagaimana?" gumam Kaila.

Theodor yang sudah selesai keluar dari kamar mandi. Dia melihat Kaila yang tertidur begitu manis dan polos merasa dia bisa gila kalau kehilangan Kaila.


Load failed, please RETRY

Gifts

Gift -- Gift received

    Weekly Power Status

    Rank -- Power Ranking
    Stone -- Power stone

    Batch unlock chapters

    Table of Contents

    Display Options

    Background

    Font

    Size

    Chapter comments

    Write a review Reading Status: C32
    Fail to post. Please try again
    • Writing Quality
    • Stability of Updates
    • Story Development
    • Character Design
    • World Background

    The total score 0.0

    Review posted successfully! Read more reviews
    Vote with Power Stone
    Rank NO.-- Power Ranking
    Stone -- Power Stone
    Report inappropriate content
    error Tip

    Report abuse

    Paragraph comments

    Login