Download App
66.66% On Rainy Days

Chapter 2: Awan Gelap

Cahaya Lampu putih samar samar menyambut Flora saat pertama kali, ia membuka mata. Flora menerjapkan matanya berkali lalu melihat sekeliling. Ini tempat asing asing baginya.

"Di manakah ini ?" Begitulah pertanyaan dalam batin kecilnya.

Flora mencoba bangkit dari tidurnya, ia menapakan kedua kaki kecilnya di lantai sebisa mungkin mencoba berdiri sayangnya dirinya malah tertuduk di lantai. Badanya masih lemah, secara tak sengaja tangannya menyengkol vas membuat vas tersebut pecah serta menimbulkan bunyi amat keras.

PRANKKK

"Nona muda, Anda sudah bangun?" Nona harus istrahat kembali di atas ranjang" Seorang Pelayan masuk lalu membantu Flora berdiri serta kembali tidur di ranjangnya.

"Saya akan membersihkan pecahan vas ini, lalu memanggil Dokter berserta Tuan Besar ke sini"

Lantas Pelayan tersebut membersihkan pecahan vas tadi secara pelan pelan dan hati hati. Setelah membersihkan vas tadi membuang pecahaan ke tempat sampah, ia lalu pergi dari Kamar Flora.

Walau keadaan tubuh, Flora masih lemah tapi pendengaran Gadis kecil itu sangatlah tajam. Ia tak mengerti perkataan Pelayan tersebut. Flora hanya mampu berbaring sambil menungu seseorang ke sini lagi. Mungkin nanti dirinya bisa bertanya, sekarang dia berada di mana.

Tak menunngu lama, Pelayan tersebut datang lagi bersama seorang Dokter dan Seorang Pria Paruh baya dengan kharisma tinggi.

"Tuan Besar, tak perlu khawatir karena keadaan Nona Muda baik baik saja hanya saja Nona Muda sedikit mengalami syok dan juga kebinggungan tetapi seiring berjalan waktu keadaan tersebut akan hilang bila kita memberi pengertian serta arahan pada Nona Muda secara perlahan lahan. Saya juga telah menuliskan Resep agar kondisi tubuh Nona Muda bisa bergerak aktif" Setelah mengatakan hal tersebut dan memberikan Resep Obat pada Pelayan tadi. Lantas, Dokter itu izin pamit pergi dari sana karena ada urusan lain.

Pria Paruh Baya itu menyuruh Pelayan tadi segera menebus Obat tersebut, lalu ia duduk di pinggir ranjang Flora.

Flora makin binggung dengan situasi yang ada "Anda siapa?" dengan suara lirih, ia menayakan identitas Pria Paruh Baya yang duduk di pinggir ranjangnya.

Senyuman tipis tertorehkan di bibir Pria Paruh Baya tersebut mendengar pertanyaan Flora "Flora sayang, Panggil aku Kakek Shin mulai sekarang. Aku adalah Kakek mu. Sekarang kamu istrahat dulu, setelah kondisimu pulih Kakek akan menjelaskan hal ini pelan pelan padamu"

Kakek Shin mencium kening Flora, menaikan selimutnya lalu pergi dari sana. Kakek Shin ingin cucunya beristrahat.

Di dalam Kamar sendirian, Flora bangkit dari tidurnya bersandar di ranjangnya. Flora tersenyum lebar, sepenuhnya ia mengerti situasi ini. Sekarang dirinya berada di tempat yang pantas. Tempat yang selama ini yang selalu di ceritakan oleh Ibunnya. Flora akan menjalani kehidupan ini dengan senang hati, lantas ia mengangkat tangannya ke udara. Matanya tak sengaja melihat cincin di jarinya.

"Ternyata Gadis itu memberikan ku cincin, tak apalah toh Keluarga Shin salah satu Keluarga terkaya di Seoul. Soal Gadis itu tak mungkin aku kan bertemu kembali dengannya, soalnya kata Ibuku, Kalung yang di pakai Ibunya tak memiliki arti apa apa. Jadi bukan salah ku kalau Gadis itu hidup luntah luntah, itu salahnya menyerahkan kehidupan mewah ini kepadaku" Gumam Flora sendiri.

Rahasia ini akan menjadi milik Flora seumur hidup, Kakek Shin tak akan mengetahui kebenaran atau rahasia tersembunyi.

~~~~

Waktu terus berlalu, Flora menjalani hidup dengan senyum bahagia serta ada sandiwara di dalamnya.

Sandiwara macam apa ?

Setiap hari peringatan kematian Ayahnya, ia pura pura bersedih. Buat Apa bersedih, kenyataan yang ada selama ini Ayahnya menyembunyikannya memilih orang lain tapi ada hikmahnya orang lain itu tahu diri kehidupan yang seharusnya miliknya menjadi miliknya juga.

Ada satu hal lagi, Flora harus bersandiwara tak menyakan Foto mendiang Ibunya karena Kakek Shin benci pada Ibunya.

"Flora, Kakek akan ke Luar Negeri selama 3 Bulan. Selama di sana jaga perilaku mu seperti biasa" Pesan Kakek Shin seperti biasa kepada Flora saat ia harus mengurus bisnisnya ke Luar Negeri. Maklumlah, Flora itu Cucu Perempuan satu satunya di Keluarga Shin.

Flora mengantarkan Kakek Shin ke luar Rumah, di mana Mobil yang akan mengantarkan Kakek Shin ke Bandara telah siap. "Kakek, jaga kesehatan selama di sana" Ia memeluk Kakek Shin sebentar sebelum beliau masuk mobil.

"Flora, Sepupu mu sebentar lagi akan ke sini seperti biasnya"

"Aku tahu Kakek"

Rutinitas Kakek Shin setiap pergi ke luar kota, ia akan menyuruh cucunya yang lain untuk menjaga Gadis ini.

Setelah kepergian Mobil Kakek Shin, datanglah Mobil Sport di sana ada seorang Pemuda tampan yang mengendarainya.

"Hai Sepupu"

"Masuklah Irwin"

Pemuda Tampan itu Shin Irwin sepupu Flora penjaga terpecaya untuk Gadis ini selama Kakek Shin pergi.

Di dalam Rumah, Irwin duduk santai menunggu Flora mengambil Tasnya. Keduanya akan pergi dari Rumah ini untuk jalan jalan.

"Bi, seperti biasnya kalau Kakek telpon bilang Jalan jalan sama Irwin"

"Baik, Non"

Flora bersama Irwin lantas naik ke Mobil Sport yang di bawa Pemuda tadi.

"Flo, Loe ke sana pakai Jaket Tebal kayak ginich, masih waras kan"

"Nanti, gue lepas kan gue belum nyamar seperti biasa masa loe lupa mentang mentang hampir 5 bulan ini loe gak ngajak gue keluar"

"Iya sih" Keduanya tertawa secara bersamaan.

Menempuh Perjalanan beberapa jam....

Keduanya tiba di sebuah Cassino....

Flora telah memakai Wig Rambut unggu agar tak di kenali siapa dirinya, maklum wajahnya sering riwa riwi di telivisi, sedangkan Irwin dia tak perlu menyamar karena skandalnya mudah di tutupinya termasuk skandal sepupu cantiknya ini.

Flora pergi ke toilet menganti pakiannya, ia mengunakan Dress Unggu sesuai dengan warna Rambutnya lalu menuju tempat Irwin memesan minuman.

"Apa kau ingin berjudi sekarang, Flo"

"Tentu, pasti kali ini gue menang banyak seperti biasnya"

"Gue gak tahu pikiran loe, uang main itu mau loe apain sementara uang Kakek banyak ?"

"Gak buat apa sih sih, tapi kan kalau main ginich sedikit bisa hilangin stress gue dari aturan Kakek yang ketat"

"Emang, Kakek terlalu ketat aturannya terutama buat loe"

Menghabiskan minumanya, keduanya pergi ke meja judi.

Keahlian Judi Flora adalah permain Kartu, ia menuju ke meja Kartu Domino lalu mulai bermain. Hasil yang di dapatkan dirinya berupa kemenangan.

Flora sudah menumbangkan 7 pemain sejauh ini. Membuat Pemain di sana geleng geleng melihat kemampuan Gadis Cantik tersebut.

Sementara Irwin bertepuk tangan meriah setiap kali sepupunya menang.

"Win, kita pergi dari sini" Flora sudah bosan karena mereka semua di sana tak mau melawannya.

"Baiklah" Irwin mengikuti langkah Flora keluar dari cassino.

Awan yang awalnya cerah berupa menjadi gelap, lalu beberapa saat berubah menjadi hujan.

"Flo, hujan gue lupa bawa payung kalau ginih kita gak bisa ke mobil"

"Win, gue bosen mau pergi dari sini. Kita terobos ajah hujannya"

"Gila, loe bisa bisa penyamaran kita terbongkar karena air hujan"

Benar juga kata Irwin sepupunya ini, bila mereka nekat maka Make Up yang di pakainya bisa luntur terkena hujan dan orang orang di sini akan tahu identitas mereka sebenarnya.

Flora tak ingin Kakek Shin tahu kelakuan buruknya selama ini.

"Ehmmm" Deheman keras dari arah belakang membuat Irwin dan Flora menolehkan wajah mereka ke belakang.

Seorang Gadis berkacamata mengunakan pakian Pelayan di sini berjalan mendekati keduanya "Ini Payung, bisa kalian pakai" Ia lantas menyerahkan Payung tersebut kepada Irwin dan Flora.

Tanpa Usah berbasa basi, Flora mengambil payung tersebut lalu membukanya, menarik irwin untuk segera pergi dari sana.

"Dasar tak tahu berterima kasih sama dengan ibunya dulu" Gumam Gadis berkacamata tersebut.

Rabu, 17 November 2021

23 : 23


Load failed, please RETRY

Batch unlock chapters

Table of Contents

Display Options

Background

Font

Size

Chapter comments

Write a review Reading Status: C2
Fail to post. Please try again
  • Writing Quality
  • Stability of Updates
  • Story Development
  • Character Design
  • World Background

The total score 0.0

Review posted successfully! Read more reviews
Report inappropriate content
error Tip

Report abuse

Paragraph comments

Login